05 Februari 2009

Pembuat Kisah Pribadi dan Pembuat Sejarah

Ada dua jenis manusia di dunia ini--manusia yang membuat kisah pribadi dan manusia yang membuat sejarah. Tujuan dari mereka yang membuat kisah pribadi adalah untuk kepuasan dirinya sendiri, sedangkan manusia yang membuat sejarah berusaha untuk melayani seluruh umat manusia.

Perhatian seorang yang membuat kisah pribadi berputar pada diri sendiri. Dia melayang-layang di sekitar wilayah di mana kepentingan dirinya dapat tercukupi;manakala tidak ada keuntungan yang dapat digenggam untuk dirinya, maka dia tidak akan peduli dengan masalah di sekitarnya. hatinya penuh dengan kebahagiaan jika dia berhasil meraih sesuatu bagi dirinya, tetapi bila tidak ada sesuatu yang dapat diraihnya, maka tidak ada kebahagiaan dalam dirinya. Perolehan pribadi merupakan segala-galanya baginya; dia akan mengorbankan apa saja agar dapat mencapainya. Dia mengesampingkan janji ataupun prinsip. Terbebas dari pengaruh moral maupun berbagai kepentingan kemanusiaan, dia dapat saja mengesampingkan segalanya dalam meraih harapannya. Semua pertimbangan yang lain memudar menjadi sesuatu yang tidak signifikan karena dia hanya keras hati.

Seorang yang membuat sejarah adalah sosok berbeda. Ia keluar dari kerangka dirinya, hidup tidak untuk dirinya saja tetapi untuk satu tujuan yang lebih tinggi. Yang menjadi perhatian bagi dirinya adalah prinsip, bukan keuntungan. Dia tidak peduli apakah dirinya akan meraih kemenangan atau menderita kerugian; yang penting adalah idealismenya harus tersalurkan. Seolah-olah dia telah melepaskan dirinya dari pribadinya sendiri dan menancapkan benderanya pada berbagai kepentingan kemanusiaan.

Agar dapat menjadi seorang yang membuat sejarah, ada satu hal yang harus dilakukan: berhentilah menjadi sosok yang membuat kisah pribadi. begitu seseorang menghapuskan kepentingan pribadinya, maka dia akan mampu membangun masa depan kemanusiaan. Sosok seperti ini meletakkan keluhan-keluhannya ke satu sisi. Ketika kepentingan dan ambisi dirinya menguap, maka dia tidak akan memberikan reaksi apa pun, seolah-olah tidak pernah terjadi apa pun pada dirinya.

Figur seperti ini yang akan diperhitungkan dalam sejarah manusia. Mereka adalah orang-orang yang, atas keinginan dirinya sendiri, concern terhadap kepentingan kemanusiaan; mereka tidak mengambil hak untuk mendapatkan perlindungan; mereka hanya memiliki tanggung jawab, yang mereka lakukan dengan resiko apa pun bagi dirinya.




*Diambil dari tulisan Maulana Wahiduddin Khan dalam bukunya Psikologi Kesuksesan.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More