This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

24 Juli 2010

Cintailah..

Pada suatu malam Budi, seorang eksekutif sukses, seperti biasanya sibuk memperhatikan berkas-berkas pekerjaan kantor yang dibawanya pulang ke rumah, karena keesokan harinya ada rapat umum yang sangat penting dengan para pemegang saham.

Ketika ia sedang asyik menyeleksi dokumen kantor tersebut, Putrinya Jessica datang mendekatinya, berdiri tepat disampingnya, sambil memegang buku cerita baru.
Buku itu bergambar seorang peri kecil yang imut, sangat menarik perhatian Jessica,
"Pa liat"! Jessica berusaha menarik perhatian ayahnya.

Budi menengok ke arahnya, sambil menurunkan kacamatanya, kalimat yang keluar hanyalah kalimat basa-basi "Wah,. buku baru ya Jes?"

"Ya papa" Jessica berseri-seri karena merasa ada tanggapan dari ayahnya.
"Bacain Jessi dong Pa" pinta Jessica lembut

"Wah papa sedang sibuk sekali, jangan sekarang deh" sanggah Budi dengan cepat.

Lalu ia segera mengalihkan perhatiannya pada kertas-kertas yang berserakkan didepannya, dengan serius.
Jessica bengong sejenak, namun ia belum menyerah. Dengan suara lembut dan sedikit manja ia kembali merayu
"pa, mama bilang papa mau baca untuk Jessi"

Budi mulai agak kesal, "Jes papa sibuk, sekarang Jessi suruh mama baca ya"

"Pa, mama cibuk terus, papa liat gambarnya lucu-lucu"

"Lain kali Jessica, sana! papa lagi banyak kerjaan" Budi berusaha memusatkan perhatiannya pada lembar-lembar kertas tadi, menit demi menit berlalu, Jessica menarik nafas panjang dan tetap disitu, berdiri ditempatnya penuh harap, dan tiba-tiba ia mulai lagi.
"Pa,.. gambarnya bagus, papa pasti suka"
"Jessica, PAPA BILANG, LAIN KALI!" kata Budi membentaknya dengan keras.

Kali ini Budi berhasil, semangat Jessica kecil terkulai, hampir menangis , matanya berkaca-kaca dan ia bergeser menjauhi ayahnya
"Iya pa,. lain kali ya pa?"

Ia masih sempat mendekati ayahnya dan sambil menyentuh lembut tangan ayahnya ia menaruh buku cerita di pangkuan sang Ayah.
"Pa kalau papa ada waktu, papa baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger".

Hari demi hari telah berlalu, tanpa terasa dua pekan telah berlalu namun permintaan Jessica kecil tidak pernah terpenuhi, buku cerita Peri Imut, belum pernah dibacakan bagi dirinya.
Hingga suatu sore terdengar suara hentakan keras "Buukk!" beberapa tetangga melaporkan dengan histeris bahwa Jessica kecil terlindas kendaraan seorang pemuda mabuk yang melajukan kendaraannya dengan kencang didepan rumah Budi.

Tubuh Jessica mungil terhentak beberapa meter, dalam keadaan yang begitu panik ambulance didatangkan secepatnya.
Selama perjalanan menuju rumah sakit, Jessica kecil sempat berkata dengan begitu lirih
"Jessi takut Pa, Jessi takut Ma, Jessi sayang papa mama"

Darah segar terus keluar dari mulutnya hingga ia tidak tertolong lagi ketika sesampainya di rumah sakit terdekat.
Kejadian hari itu begitu mengguncangkan hati nurani Budi, Tidak ada lagi waktu tersisa untuk memenuhi sebuah janji.
Kini yang ada hanyalah penyesalan.
Permintaan sang buah hati yang sangat sederhana.. pun tidak terpenuhi.

Masih segar terbayang dalam ingatan budi tangan mungil anaknya yang memohon kepadanya untuk membacakan sebuah cerita, kini sentuhan itu terasa sangat berarti sekali
",...papa baca keras-keras ya Pa, supaya Jessica bisa denger"
kata-kata Jessi terngiang-ngiang kembali.

Sore itu setelah segalanya telah berlalu, yang tersisa hanya keheningan dan kesunyian hati, canda dan riang Jessica kecil tidak akan terdengar lagi, Budi mulai membuka buku cerita peri imut yang diambilnya perlahan dari onggokan mainan Jessica di pojok ruangan.
Bukunya sudah tidak baru lagi, sampulnya sudah usang dan koyak. Beberapa coretan tak berbentuk menghiasi lembar-lembar halamannya seperti sebuah kenangan indah dari Jessica kecil.

Budi menguatkan hati, dengan mata yang berkaca-kaca ia membuka halaman pertama dan membacanya dengan suara keras, tampak sekali ia berusaha membacanya dengan keras, Ia terus membacanya dengan keras-keras halaman demi halaman, dengan berlinang air mata.

"Jessi dengar papa baca ya"
selang beberapa kata,.. hatinya memohon lagi

"Jessi, papa mohon ampun nak"
"papa sayang Jessi!"

Seakan setiap kata dalam bacaan itu begitu menggores lubuk hatinya, tak kuasa menahan itu Budi bersujut dan menangis memohon satu kesempatan lagi untuk mencintai.

Jagalah sebuah Kebersamaan

Jam menunjukkan 09.30 malam pertanda jam kuliah malam ini telah selesai, aku berbegas keluar kampus menuju parkiran, lalu ku starter motorku tentunya setelah memakai jaket, penutup wajah, dan helm.. perlahan ku keluar dari gerbang kampus.
“ De…de..” ada suara yang kudengar bersamaan denga suara kendaraan yang lalu lalang, ternyata suara itu berasal dari seorang ibu tua dan seorang anaknya kepadaku..yah ibu itu memanggilku dan itu ku tahu setelah aku mengatakan “ ibu memanggil saya?” dan ia anggukkan kepalanya sebagai tanda benar bahwa ia telah memanggilku..
Ku taksir usiai ibu itu 55 tahun dan anak kecil di sebelahnya sekitar 10 tahun. “ada apa bu? Tanyaku. Ibu itu lalu menjawab “ ade mau kemana? Kalau boleh kami bisa ikut? Saya dan anak saya mau ke pondok gede” tanyanya dan penjelasannya. “ ibu kenapa?’ tanyaku padanya.. “ saya habis berselisih dengan adik ipar saya, saya diusirnya, saya mau ke Pondok Gede kerumah saudara saya, tapi saya tidak ada uang de.. bisa saya ikut..?” penjelasan darinya dengan diiringi uraian airmata. “ suami ibu kemana?” tanyaku. “suami saya sudah meninggal”. Aku berkata kembali “Saya memang menuju arah ke Pondok Gede tapi tidak samapi ke Pondok Gede” jelasku . silakan ibu dan anak ibu naik.. akhirnya ku melajukan motorku.. ketika sudah sampai pasar rebo Jatiasih kupinggirkan motorku lalu katakan padanya “ Ibu maaf, saya hanya bisa sampai sini, kerena saya akan belok, ibu naik kendaraan umum saja yah” jelasku.” Iya de, terimakasih yah” jawabnya dengan tampak penuh kebingungan. “ ini ada uang untuk ibu dan anak ibu naik kendaraan, semoga cukup yah bu..”
Pelajaran baru bagiku:
Sungguh sebuah ukhuwah yang indah harus dibangun dengan siapapun. Apalagi dengan keluarga dekat.Allah telah berikan kita sebuah nasehat yang indah lewat firmanNya bahwa kita diciptakannya dengan beda bangsa, suku, watak dan lain sebagainya dengan maksud agar kita saling mengenal dan saling menyayangi.

Bekasi, 21 Juli 2010

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More