This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

03 Oktober 2009

Musibah itu...

pada hari Rabu tanggal 2 September yang juga bertepatan pada hari ke 12 bulan Ramadhan 1430 H, telah terjadi gempa bumi yang mengguncang daerah Jawa Barat, diantaranya Tasikamalaya, Cianjur, dsb, dengan kekuatan 7,3 Skala Richter. Dan Data yang terbaru dari TV One, sesuai data SATKORLAK PB yaitu sebanyak 70 orang meninggal, 32 masih hilang, ratrusan yang luka-luka. Jumlah bangunan yang rusak sekitar 148.000. dan pada hari yang sama Rabu, 30 September gempa mengguncang SUMBAR dengan kekuatan 7,6 SR. lebih dahsyat, lebih banyak korban....

Kita sebagai umat muslim harus memandang kejadian ini dalam perspektif islam, adapun menurut para ulama ada tiga pandangan islam dalam suatu bencana, yaitu:

1. Ujian dari Allah SWT. Yaitu Allah menurunkan musibah atau bencana kepada makhluk-Nya yang beriman kepada-Nya sebagai ujian terhadap keimanan seseorang, apakah ia akan tetap istiqamah terhadap keimanannya. Karena di dalam Al-Qur’an diterangkan bahwa “Apakah engkau mengaku bahwa dirimu beriman, sebelum diturunkan kepadamu suatu cobaan.”

2. Teguran dari Allah SWT. Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang terhadap para makhluk-Nya, Dia tidak akan tega melihat hamba-Nya yang masih mempunyai iman walaupun sedikit untuk larut dalam perbuataan dosa dan pelanggaran terhadap segala peraturan Allah SWT, makanya Allah SWT menegurnya dengan bencana supaya hambanya yang selamat bisa berbenah diri dan menyadari kesalahannnya kemudian bertaubat dan kembali ke jalan Allah.

3. Azab dari Allah SWT. Azab diturunkan Allah SWT kepada kaum yang nyata membangkang dan betul-betul tidak mau menerima Ajaran Allah dan para Nabinya. Dalam hal ini Allah betul-betul Maha Kuasa untuk menghancurkan suatu negeri tanpa sisa, seperti yang diceritakan dalam Al-Qur’an yaitu kisah-kisah kaum Nabi Nuh, kaum Nabi Luth, Penduduk Madyan atau kaum Nabi Syuaib. Yang diturunkan banjir dasyat, gempa dasyat, petir, dan hujan batu api. Mereka semua dibinasakan (kecuali sedikit orang yang mengikuti petunjuk Rasul Allah).

Kita dapat memetik hikmah dari bencana-bencana yang melanda negeri kita dalam dekade terakhir ini mulai dari Tsunami di Aceh, gempa dan tsunami Jogya, jebolnya Situ Gintung, dan banyak lagi bencana yang lain yang melanda negeri kita ini, sampai bencana gempa yang melanda Jawa Barat. Dan pertanyaannya adalah apakah bencana tersebut diturunkan sebagai ujian, teguran, atau azab. Kalau ujian hanya diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya yang saleh yang selalu berusaha menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, dan ini biasanya bersifat musibah pribadi. Seperti Nabi-Nabi kita yang diuji Allah melalui sakit, kemiskinan atau seperti orang-orang yang Saleh lainnya. Dan itu saya rasa sangat jauh dari musibah yang terjadi pada kita akhir-akhir ini, karena kita melihat sendiri fenomena masyarakat yang katanya beriman namun tetap melakukan maksiat seperti sex bebas, Zina, pelacuran, perjudian,narkoba, miras, kejahatan pencurian, perampokan, koruptor, perbuatan syirik dan lain sebagainya yang semuanya perbuatan melanggar ketentuan Allah. Kita bisa lihat sendiri di siaran kriminal di televisi itukah tanda-tanda orang beriman yang diuji?

Kalau azab diturunkan sebagai murka Allah kepada hamba-Nya yang betul-betul mengingkari-Nya, seperti jaman nabi-nabi kita yang nyata-nyata umatnya tidak mau beriman kepada Allah bahkan mengolok-olok, mengejek, menzalimi para nabi, keadaan kita sekarang di tengah maraknya kejahatan di antara kita juga masih ada orang-orang yang saleh yang menjalankan agama dengan baik. Kebanyakan kita sekarang beriman setengah-tengah. Ada yang yang menjalankan perintah Allah setengah-setengah dan melakukan juga larangan Allah, ada juga yang katanya beriman dan beragam islam tetapi membenci peraturan Allah jadi bercampur antara yang haq dan yang batil. Oleh karenanya, Allah tidak menurunkan azab secara penuh tetapi menegur kita dengan bencana.

Saya lebih mengarah bahwa bencana yang terjadi pada kita pada dekade ini adalah merupakan teguran dari Allah, untuk menyadarkan kita semua supaya beranjak dari perbuatan dosa menuju ke jalan kebenaran. Oleh karena Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak rela melihat kita tergelincir dan larut dalam kesalahan, jadi Allah memberikan teguran agar kita kembali ke jalan-Nya.

Adapun misalnya jika kita mengatakan bencana tersebut hanya sebagai ujian dari Allah semata dan hanya sebagai penghibur korban, maka tidak akan ada usaha untuk memperbaiki diri, tidak akan ada introspeksi diri, dan kita (secara umum) merasa baik-baik saja dan tidak melakukan perbaikan atau taubat meskipun telah melakukan banyak penyimpangan dari aturan agama.

Namun semuanya tidak ada yang bersifat mutlak karena bisa jadi ada korban yang saleh yang memang diberikan ujian dari Allah supaya bertambah keimannya, bisa juga memang ada korban yang diberikan azab atas kejahatannya, dan yang paling mendekati kebenaran di sini yaitu Allah menegur hamba-Nya yang salah dengan musibah supaya kita kembali ke jalan yang benar.

““””Analoginya seperti ini, jika dalam suatu keluarga atau sekolah ada anak-anak yang membandel, nakal, sering membolos, sering mengganggu temannya, suka tawuran, dan tidak menjalankan aturan orang tua atau aturan sekolah, maka pasti jalan yang terbaik untuk kebaikan anak tersebut dengan diberikan hukuman atas kesalahannya, jika dibiarkan tanpa ada hukuman maka kenakalannya akan terus bertambah oleh karena dia merasa tidak apa-apa kalau nakal toh tidak ada juga hukumannya. Begitulah Allah SWT mengajarkan kita melalui melalui fenomena-fenomena yang terjadi”””””

Oleh karena itu, mari kita semua bermuhasabah dan instrospeksi diri terhadap kesalahan-kesalahan kita selama ini, mari taubat dan meninggalkan maksiat serta kita belajar menjalankan peraturan Allah semampu kita, janganlah kita malah membenci orang yang “ber amar ma’ruf nahi mungkar” dan kita jangan lebih suka saling memfitnah. Amat tidak etis jika kita mengatakan bahwa bencana ini adalah karena gejala alam semata tidak ada hubungannya dengan agama, seperti yang kita menganggap bahwa segala aturan-aturan bermasyarakat dan bernegara itu di atur oleh Negara tidak ada sangkut pautnya dengan agama, padahal agama itu diturunkan Allah sebagai petunjuk dalam mengarungi kehidupan ini.

Jika penduduk negeri ini tak berhenti dari perbuatan maksiat dan perilaku syirik, maka itu akan bisa memenuji syarat untuk manusia menerima bencana demi bencana dari Allah. Coba kita renungkan Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an yaitu:

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Q.S. Al-A’raaf : 96)

SELURUH MANUSIA MEMPUNYAI KESALAHAN, TETAPI SEBAIK-BAIK MANUSIA ADALAH YANG SELALU MENYADARI KESALAHANNYA DAN BERUSAHA MEMPERBAIKINYA.

by mursalin muhmar

Jika Tuhan Mengingatkan Manusia

Oleh:
Eko Jalu Santoso

Dikisahkan, seorang mandor bangunan yang sedang bekerja di sebuah gedung bertingkat, suatu ketika ia ingin menyampaikan pesan penting kepada tukang yang sedang bekerja di lantai bawahnya. Mandor ini berteriak-teriak memanggil seorang tukang bangunan yang sedang bekerja di lantai bawahnya, agar mau mendongak ke atas sehingga ia dapat menjatuhkan catatan pesan. Karena suara mesin-mesin dan pekerjaan yang bising, tukang yang sedang bekerja di lantai bawahnya tidak dapat mendengar panggilan dari sang Mandor. Meskipun sudah berusaha berteriak lebih keras lagi, usaha sang mandor tetaplah sia-sia saja.

Akhirnya untuk menarik perhatian, mandor ini mempunyai ide melemparkan koin uang logam yang ada di kantong celananya ke depan seorang tukang yang sedang bekerja di lantai bawahnya. Tukang yang bekerja dibawahnya begitu melihat koin uang di depannya, berhenti bekerja sejenak kemudian mengambil uang logam itu, lalu melanjutkan pekerjaannya kembali.Beberapa kali mandor itu mencoba melemparkan uang logam, tetapi tetap tidak berhasil membuat pekerja yang ada di bawahnya untuk mau mendongak keatas.

Tiba-tiba mandor itu mendapatkan ide lain, ia kemudian mengambil batu kecil yang ada di depannya dan melemparkannya tepat mengenai seorang pekerja yang ada dibawahnya. Karena merasa sakit kejatuhan batu, pekerja itu mendongak ke atas mencari siapa yang melempar batu itu.
Kini sang mandor dapat menyampaikan pesan penting dengan menjatuhkan catatan pesan dan diterima oleh pekerja dilantai bawahnya.

Sahabat yang baik, untuk menarik perhatian kita manusia sebagai hambaNya, Allah seringkali menggunakan cara-cara yang menyenangkan, namun kadangkala juga dengan pengalaman-pengalam an yang menyakitkan. Allah seringkali menjatuhkan "koin uang" atau memberikan kemudahan rejeki yang berlimpah, agar kita manusia mau mendongak keatas, mengingat-Nya dan bersyukur atas rahmat-Nya. Allah seringkali menjatuhkan "koin uang" berupa kesehatan, kesuksesan karier, keberhasilan agar kita mau menengadahkan wajah menyembah-Nya, mengakui kebesaran-Nya dan lebih banyak bersyukur atas rahmat-Nya.


Tuhan seringkali memberikan begitu banyak berkat, rahmat dan kenikmatan setiap harinya kepada kita manusia, agar kita mau menengadah kepada-Nya dan bersyukur atas karunia-Nya. Namun, sayangnya seringkali hal-hal yang menyenangkan itu tidak cukup membuat kita manusia untuk mau mendongak keatas dan bersyukur atas rahmat-Nya.

Seringkaliberbagai rahmat dan berkah itu belum cukup membuat kita mau memberikan perhatian dengan lebih endekatkan diri kepada-Nya dan bersyukur atas rahmat-Nya

Karena itu, kadang-kadang Tuhan juga menggunakan pengalaman-pengalam an menyakitkan, seperti kegagalan, rasa sakit, kemiskinan, kesulitan, musibah, bencana dan berbagai pengalaman menyakitkan lainnya untuk menarik perhatian
manusia agar mau mendongak keatas mengingat-Nya. Pengalaman menyakitkan itu untuk menarik perhatian kita agar mau menengadahkan wajah kepada-Nya, mengakui kebesaran-Nya dan bersyukur atas rahmat-Nya. Dengan demikian, kesulitan dan pengalaman-pengalaman menyakitkan yang kadang kala diterima manusia, hendaknya diterima sebagai peringatan dari Tuhan untuk menarik perhatian kita. Hendaknya hal itu membuat kita semakin mempererat hubungan dengan Allah atau "habl min Allah."
Hendaknya hal itu mengajarkan kita untuk mengakui kebesaran dan kekuasaan Allah. Hendaknya hal itu menyadarkan
kita adalah makhluk-Nya yang sangat lemah dan tidak berdaya.

Seorang rekan saya yang dulunya jarang berolahraga, suatu ketika menjadi sangat rajin berolahraga dengan bersepeda. Ia membeli sebuah sepeda yang harganya cukup mahal, hampir sama dengan harga sebuah sepeda motor. Ketika bertemu dengannya, saya menyanyakan kepadanya mengapa sekarang menjadi begitu rajin berolahraga bersepeda dan membeli sepeda yang cukup mahal? Dia mengatakan bahwa beberapa waktu lalu ia baru menjenguk seorang rekannya yang terkena penyakit jantung dan harus dirawat di rumah sakit. Rekannya ini harus menjalani operasi dan perawatan di RS yang menghabiskan biaya puluhan kali dari harga sebuah sepeda yang mahal sekalipun. Ia tahu rekannya ini karena
begitu sibuknya dalam bekerja mengejar karier, sehingga melupakan kegiatan berolahraga. Inilah yang membuatnya sadar bahwa kita perlu bersyukur atas kesehatan yang diberikan Tuhan dan menjaganya dengan baik. Inilah contoh pribadi yang memiliki kecerdasan hati sehingga tidak perlu menunggu Tuhan menjatuhkan "batu" kepada kita untuk
mau bersyukur atas rahmat yang diberikannya.

Sahabat yang baik, sudah begitu banyaknya rahmat dan berkah Allah senantiasa mengalir setiap detiknya kepada kita semua manusia. Seperti memiliki pekerjaan yang baik, memiliki kesehatan yang kita rasakan, memiliki kedua mata untuk melihat dunia, kedua kaki yang menopang tubuh kita, kelengkapan panca indra yang sempurna, mendapatkan rejeki yang kita nikmati setiap hari, keluarga yang bahagia dan lain sebagainya. Semua itu sesungguhnya adalah rahmat dan berkah dari Allah SWT yang tak ternilai harganya. Sudahkah hal itu menjadikan kita selalu menengadahkan wajah kepada-Nya,
mengingat-Nya dan bersyukur atas rahmat-Nya ? Ataukah hal itu belum menarik perhatian kita, sehingga menunggu Allah
menjatuhkan "batu" kepada kita ?.


SEMOGA
BERMANFAT !

Sumber:
Milis Motivasi Nurani Indonesia

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More