This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

02 Oktober 2010

Semangkuk Nasi Putih

Pada sebuah senja dua puluh tahun yang lalu, terdapat seorang pemuda yang kelihatannya seperti seorang mahasiswa berjalan mondar mandir di depan sebuah rumah makan cepat saji di kota metropolitan, menunggu sampai tamu di restoran sudah agak sepi, dengan sifat yang segan dan malu-malu dia masuk ke dalam restoran tersebut. “Tolong sajikan saya semangkuk nasi putih.”

Dengan kepala menunduk pemuda ini berkata kepada pemilik rumah makan. Sepasang suami istri muda pemilik rumah makan, memperhatikan pemuda ini hanya meminta semangkuk nasi putih dan tidak memesan lauk apapun, lalu menghidangkan semangkuk penuh nasi putih untuknya. Ketika pemuda ini menerima nasi putih dan sedang membayar berkata dengan pelan: “dapatkah menyiram sedikit kuah sayur diatas nasi saya.”

Istri pemilik rumah berkata sambil tersenyum: “Ambil saja apa yang engkau suka, tidak perlu bayar!” Sebelum habis makan, pemuda ini berpikir : “kuah sayur gratis.” Lalu memesan semangkuk lagi nasi putih.
“Semangkuk tidak cukup anak muda, kali ini saya akan berikan lebih banyak lagi nasinya.”

Dengan tersenyum ramah pemilik rumah makan berkata kepada pemuda ini. “Bukan, saya akan membawa pulang, besok akan membawa ke sekolah sebagai makan siang saya!”

Mendengar perkataan pemuda ini, pemilik rumah makan berpikir pemuda ini tentu dari keluarga miskin diluar kota, demi menuntut ilmu datang kekota, mencari uang sendiri untuk sekolah, kesulitan dalam keuangan itu sudah pasti. Berpikir sampai disitu pemilik rumah makan lalu menaruh sepotong daging dan sebutir telur disembunyikan dibawah nasi, kemudian membungkus nasi tersebut sepintas terlihat hanya sebungkus nasi putih saja dan memberikan kepada pemuda ini.

Melihat perbuatannya, istrinya mengetahui suaminya sedang membantu pemuda ini, hanya dia tidak mengerti, kenapa daging dan telur disembunyikan di bawah nasi ?

Suaminya kemudian membisik kepadanya: “Jika pemuda ini melihat kita menaruh lauk dinasinya dia tentu akan merasa bahwa kita bersedekah kepadanya, harga dirinya pasti akan tersinggung lain kali dia tidak akan datang lagi, jika dia ket empat lain hanya membeli semangkuk nasi putih, mana ada gizi untuk bersekolah.”

“Engkau sungguh baik hati, sudah menolong orang masih menjaga harga dirinya.”
“Jika saya tidak baik, apakah engkau akan menjadi istriku ?”

Sepasang suami istri muda ini merasa gembira dapat membantu orang lain. “Terima kasih, saya sudah selesai makan.” Pemuda ini pamit kepada mereka. Ketika dia mengambil bungkusan nasinya, dia membalikan badan melihat dengan pandangan mata berterima kasih kepada mereka. “Besok singgah lagi, engkau harus tetap bersemangat!” katanya sambil
melambaikan tangan, dalam perkataannya bermaksud mengundang pemuda ini besok jangan segan-segan datang lagi. Sepasang mata pemuda ini berkaca-kaca terharu, mulai saat itu setiap sore pemuda ini singgah kerumah makan mereka, sama seperti biasa setiap hari hanya memakan semangkuk nasi putih dan membawa pulang sebungkus untuk bekal keesokan hari.

Sudah pasti nasi yang dibawa pulang setiap hari terdapat lauk berbeda yang tersembunyi setiap hari, sampai pemuda ini tamat, selama 20 tahun pemuda ini tidak pernah muncul lagi. Pada suatu hari, ketika suami ini sudah berumur 50 tahun lebih, pemerintah melayangkan sebuah surat bahwa rumah makan mereka harus digusur, tiba-tiba kehilangan mata pencaharian dan mengingat anak mereka yang disekolahkan di luar negeri yang perlu biaya setiap bulan membuat suami istri ini berpelukan menangis dengan panik.

Pada saat ini masuk seorang pemuda yang memakai pakaian bermerek kelihatannya seperti direktur dari kantor bonafid.

“Apa kabar?, saya adalah wakil direktur dari sebuah perusahaan, saya diperintah oleh direktur kami mengundang kalian membuka kantin di perusahaan kami, perusahaan kami telah menyediakan semuanya kalian hanya perlu membawa koki dan keahlian kalian kesana, keuntungannya akan dibagi 2 dengan perusahaan.”

“Siapakah direktur diperusahaan kamu ?, mengapa begitu baik terhadap kami? saya tidak ingat mengenal seorang yang begitu mulia!” sepasang suami istri ini berkata dengan terheran.

“Kalian adalah penolong dan kawan baik direktur kami, direktur kami paling suka makan telur dan dendeng buatan kalian, hanya itu yang saya tahu, yang lain setelah kalian bertemu dengannya dapat bertanya kepadanya.” Akhirnya, pemuda yang hanya memakan semangkuk nasi putih ini muncul, setelah bersusah payah selama 20 tahun akhirnya pemuda ini dapat membangun kerajaaan bisnisnya dan sekarang menjadi seorang direktur yang sukses untuk kerajaan bisnisnya.

Dia merasa kesuksesan pada saat ini adalah berkat bantuan sepasang suami istri ini, jika mereka tidak membantunya dia tidak mungkin akan dapat menyelesaikan kuliahnya dan menjadi sesukses sekarang. Setelah berbincang-bincang, suami istri ini pamit hendak meninggalkan kantornya. Pemuda ini berdiri dari kursi direkturnya dan dengan membungkuk dalam-dalam berkata kepada mereka: “bersemangat ya! di kemudian hari perusahaan tergantung kepada kalian, sampai bertemu besok!” Kebaikan hati dan balas budi selamanya dalam kehidupan manusia adalah suatu perbuatan indah dan yang paling mengharukan.

motivationplannet.wordpress.com

Cinta dan Persahabatan

Mampukah kita membayangkan persahabatan tanpa cinta ?
Persahabatan dan cinta adalah teman terbaik. Karena dimana ada cinta, persahabatan selalu ada di sampingnya. Dan dimana persahabatan berada, cinta selalu tersenyum ceria dan tidak pernah meninggalkan persahabatan.

Pada suatu hari persahabatan mulai berpikir bahwa cinta telah membuat dirinya tidak mendapat perhatian lagi karena persahabatan mengganggap cinta lebih menarik dari pada dirinya.

Hmm… seandainya tidak ada cinta mungkin aku lebih terkenal, dan lebih banyak orang memberi perhatian kepadaku begitu pikir persahabatan. Sejak hari itu persahabatan memusuhi cinta. Ketika cinta mulai bermain bersama persahabatan selalu seperti akan menjauhi cinta. Apabla cinta bertanya kenapa persahabatan menjauhi dirinya, persahabatan hanya memalingkan wajah dan menghindar meninggalkan cinta.

Kesedihan pun menghampiri cinta dan cinta tidak sanggup menahan air matanya lalu menangis tersedu-sedu. Kesedihan hanya termangu memandang cinta yang kehilangan teman baiknya.

Beberapa hari tanpa cinta, persahabatan mulai bergaul dengan kecewa, putus asa, kemarahan dan kebencian. Persahabatan mulai kehilangan sifat manisnya, dan orang-orang mulai tidak menyukai persahabatan. Persahabatan mulai dijauhi dan tidak disukai lagi. Walaupun persahabatan cantik, tetapi sifatnya mulai memuakkan. Persahabatan menyadari dirinya bahwa tidak lagi di sukai lantaran banyak orang yang menjauhi dirinya, persahabatan mulai menyesali keadaannya, dan saat itulah kesedihan melihat persahabatan. Lalu menyampaikan kepada cinta bahwa persahabatan dalam kedukaan.

Dengan segera cinta berlari dan menghampiri persahabatan. Saat persahabatan melihat cinta menghampiri dirinya, dengan air mata yg berlinang persahabatan pun meluapkan seribu penyesalannya meninggalkan cinta. Akhirnya, persahabatan dan cinta kembali menjadi teman baik, persahabatan kembali menjadi pribadi yang menyenangkan dan cinta pun kembali tersenyum ceria. Semua orang akhirnya melihat kedua teman baik itu sebagai berkat dan anugrah dalam kehidupan.

Moral,
Mampukah persahabatan tanpa cinta?
Mampukah cinta tanpa persahabatan??
Sering kali kita temui banyak orang memisahkan persahabatan dan cinta karena mereka berpikir “kalau persahabatan sudah diselami dengan cinta, pasti akan menjadi sulit.” Terutama bagi mereka yg menjalin persahabatan antara lelaki dan wanita. Persahabatan merupakan bentuk hubungan yg indah antara manusia, di mana cinta hadir untuk memberikan senyumnya dan mewarnai persahabatan. Tanpa cinta, persahabatan mungkin akan di isi dengan kecewa,benci, marah, egois dan berbagai hal yg membuat persahabatan tidak lagi indah.

Berhentilah membuat batas antara cinta dan persahabatan, biarkanlah mereka tetap menjadi teman baik, yang harus di luruskan adalah cinta bukanlah perusak persahabatan. Cinta memperindah persahabatan kita. Sering kali cinta cuma dijadikan kambing hitam sebagai perusak sebuah persahabatan. Salah besar!! seharusnya dengan adanya cinta, persahabatan akan semakin menyenangkan.

Teman-teman yang sedang mengalami goncangan dalam persahabatan, jangan salahkan cinta! tetapi cobalah perbaiki persahabatanmu dengan cinta, karena cinta akan menutupi segala kesalahan, mengampuni dengan mudah dan membuat sesuatu yg tidak mungkin menjadi mungkin.

Teman-teman yg belum mengerti arti persahabatan, cobalah memulai sebuah persahabatan. Karena dengan persahabatan kalian akan semakin dewasa, tidak egois dan belajar untuk mengerti. bahwa segala sesuatu tidak selalu terjadi dengan keinginan kita.

Teman-teman yang sedang kecewa dengan persahabatan, renungkanlah. Apakah saya sudah menjalani persahabatan dengan benar dan cobalah memahami arti persahabatan buat hidupmu. Keinginan, semangat, pengertian, kematangan, kelemahlembutan dan segala hal yg baik akan kita temui dalam persahabatan.

Mengenali HIKMAH dalam Ujian Kehidupan

Kata orang, hidup ini layaknya roda kehidupan. Kadang berada di atas, kadang berada di bawah. Ada pula yang bilang hidup ini seperti ombak di pantai. Kadang tenang, namun tak jarang pula menghantarkan gelombang yang begitu kencang. Apa pun perumpamaan manusia terhadap kehidupan ini, intinya adalah hidup ini takkan setenang air di dalam kolam. Akan ada goncangan-goncangan, hambatan-hambatan, dan ujian-ujian yang bermacam-macam bentuknya.

Terkadang manusia seringkali merasa tidak mampu untuk menghadapi cobaan-cobaan hidup. Bahkan banyak pula yang tak menyadari bahwa semua nikmat dan semua ujian itu hanya berasal dari satu sumber. Semua itu berasal dari pemilik seluruh jiwa-jiwa manusia dan penguasa seluruh hati-hati manusia, yaitu Allah, Sang Maha Kuasa. Parahnya, ada juga yang menyesali diri sendiri, menganggap nasib diri terlalu sial, sehingga tak pernah mendapatkan kebahagiaan dalam hidup.

Mungkin anda pernah dengar cerita sebuah cangkir cantik yang dipajang di sebuah etalase toko. Sebelum berada di sana, ia hanyalah seonggok tanah liat yang sama sekali tidak dihiraukan orang. Kemudian seorang pengrajin mengambil dirinya, membentuk tanah liat itu, kemudian membakarnya di dalam perapian. Sang tanah liat sempat marah dan benci terhadap perlakuan yang diterimanya. Ia harus menahan sakit dan kepanasan. Tak sampai di situ, ia harus rela dicat dengan berbagai warna, kemudian dibakar lagi. Segala macam perlakuan sungguh tidak mengenakkan baginya. Namun apa yang terjadi, setelah semua proses selesai, sang tanah liat mendapati dirinya telah menjadi sebuah cangkir cantik. Ia bukan lagi seonggok tanah liat yang bau, tapi ia telah menjadi sosok baru dan tentu saja lebih baik. *

Mungkin kita sebagai manusia, seringkali berpikir seperti tanah liat tadi. Ujian-ujian yang mendatangi di setiap detik kehidupan selalu ditanggapi dengan ketidaksabaran, keluh kesah, dan ketidakikhlasan. Tak jarang mungkin di antara kita merasa terlalu dibebani dengan amanah-amanah, merasa hanya diri sendiri yang diberi ujian, sedang orang lain bisa bersenang-senang, dan ada juga yang justru berhenti dan tidak mau lagi berbuat karena merasa terlalu lelah, fatigue, dan kecewa. Belum lagi kondisi lingkungan, keluarga, dan teman-teman yang seringkali cuek, tidak perduli, dan sibuk dengan urusan masing-masing.

Tapi cobalah kita lihat kisah si gelas cantik tadi. Lihatlah, betapa setelah semua proses berlalu, seonggok tanah liat telah menjadi sebuah gelas cantik. Betapa indahnya perubahan itu. Saat ini anda mungkin sedang diuji berbagai macam masalah, mulai dari masalah di keluarga, orang tua, teman-teman, tempat kerja, bahkan amanah dakwah sekalipun, tapi percayalah bahwa Allah sedang membentuk anda. Bisa jadi anda tidak menyukai bentukan itu, tapi anda harus sabar. Bukankah selalu ada kemudahan setelah kesusahan? Ingat, awan tak selamanya mendung, sekali waktu ia akan cerah berawan menaungi langit. Bahkan angin topan pun tak selamanya meniupkan angin kencangnya, pada waktunya ia akan tenang dan reda kembali.

Dulu, seorang teman pernah bilang, kalau merasa diri sedang mendapatkan ujian yang begitu berat, berbaik sangkalah kepada diri sendiri dan kepada Allah. Ingat bahwa Allah selalu menurut persangkaan hamba-Nya. Anggap saja saat diuji dengan berbagai masalah, anda sedang dalam masa ujian layaknya anak sekolah. Untuk bisa naik tingkat, harus ada ujian untuk menguji kesiapan. Makin tinggi tingkat, makin tinggi pula level kerumitan ujian yang diberikan. Percayalah, kalau anda berhasil menghadapi ujian ini, anda akan berhasil naik tingkat di mata Allah, menjadi mukmin sejati. Allah tidak akan memberikan suatu ujian sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Kalau Allah saja yakin kita mampu, masa kita sendiri tidak yakin dengan kemampuan diri?

Buat saudara-saudaraku yang saat ini sedang diuji oleh Allah, apapun bentuk ujian itu, bergembiralah dan bersabarlah. Bergembira karena ujian berarti Allah masih peduli dan sayang kepada kita, untuk itu ia memberikan ujian agar kita lebih kuat, lebih bijak, dan lebih mulia. Allah ingin kita menjadi lebih baik di hadapan-Nya. Setelah itu, bersabarlah karena sesungguhnya kesabaran akan membuahkan ketenangan jiwa, kekuatan hati, dan sungguh Allah selalu bersama orang-orang yang sabar. Bersabarlah, karena Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya yang beriman, justru manusia lah yang seringkali meninggalkan sang penciptanya.

Apakah yang diperoleh orang-orang yang telah kehilangan Allah dari dalam dirinya? Dan apakah yang harus dicari oleh orang-orang yang telah menemukan Allah di dalam dirinya? Sungguh antara yang pertama dan kedua tidak akan pernah sama. Orang kedua akan mendapatkan segalanya, dan orang pertama akan kehilangan segalanya.

Mengenali HIKMAH dalam Ujian Kehidupan

Kata orang, hidup ini layaknya roda kehidupan. Kadang berada di atas, kadang berada di bawah. Ada pula yang bilang hidup ini seperti ombak di pantai. Kadang tenang, namun tak jarang pula menghantarkan gelombang yang begitu kencang. Apa pun perumpamaan manusia terhadap kehidupan ini, intinya adalah hidup ini takkan setenang air di dalam kolam. Akan ada goncangan-goncangan, hambatan-hambatan, dan ujian-ujian yang bermacam-macam bentuknya.

Terkadang manusia seringkali merasa tidak mampu untuk menghadapi cobaan-cobaan hidup. Bahkan banyak pula yang tak menyadari bahwa semua nikmat dan semua ujian itu hanya berasal dari satu sumber. Semua itu berasal dari pemilik seluruh jiwa-jiwa manusia dan penguasa seluruh hati-hati manusia, yaitu Allah, Sang Maha Kuasa. Parahnya, ada juga yang menyesali diri sendiri, menganggap nasib diri terlalu sial, sehingga tak pernah mendapatkan kebahagiaan dalam hidup.

Mungkin anda pernah dengar cerita sebuah cangkir cantik yang dipajang di sebuah etalase toko. Sebelum berada di sana, ia hanyalah seonggok tanah liat yang sama sekali tidak dihiraukan orang. Kemudian seorang pengrajin mengambil dirinya, membentuk tanah liat itu, kemudian membakarnya di dalam perapian. Sang tanah liat sempat marah dan benci terhadap perlakuan yang diterimanya. Ia harus menahan sakit dan kepanasan. Tak sampai di situ, ia harus rela dicat dengan berbagai warna, kemudian dibakar lagi. Segala macam perlakuan sungguh tidak mengenakkan baginya. Namun apa yang terjadi, setelah semua proses selesai, sang tanah liat mendapati dirinya telah menjadi sebuah cangkir cantik. Ia bukan lagi seonggok tanah liat yang bau, tapi ia telah menjadi sosok baru dan tentu saja lebih baik. *

Mungkin kita sebagai manusia, seringkali berpikir seperti tanah liat tadi. Ujian-ujian yang mendatangi di setiap detik kehidupan selalu ditanggapi dengan ketidaksabaran, keluh kesah, dan ketidakikhlasan. Tak jarang mungkin di antara kita merasa terlalu dibebani dengan amanah-amanah, merasa hanya diri sendiri yang diberi ujian, sedang orang lain bisa bersenang-senang, dan ada juga yang justru berhenti dan tidak mau lagi berbuat karena merasa terlalu lelah, fatigue, dan kecewa. Belum lagi kondisi lingkungan, keluarga, dan teman-teman yang seringkali cuek, tidak perduli, dan sibuk dengan urusan masing-masing.

Tapi cobalah kita lihat kisah si gelas cantik tadi. Lihatlah, betapa setelah semua proses berlalu, seonggok tanah liat telah menjadi sebuah gelas cantik. Betapa indahnya perubahan itu. Saat ini anda mungkin sedang diuji berbagai macam masalah, mulai dari masalah di keluarga, orang tua, teman-teman, tempat kerja, bahkan amanah dakwah sekalipun, tapi percayalah bahwa Allah sedang membentuk anda. Bisa jadi anda tidak menyukai bentukan itu, tapi anda harus sabar. Bukankah selalu ada kemudahan setelah kesusahan? Ingat, awan tak selamanya mendung, sekali waktu ia akan cerah berawan menaungi langit. Bahkan angin topan pun tak selamanya meniupkan angin kencangnya, pada waktunya ia akan tenang dan reda kembali.

Dulu, seorang teman pernah bilang, kalau merasa diri sedang mendapatkan ujian yang begitu berat, berbaik sangkalah kepada diri sendiri dan kepada Allah. Ingat bahwa Allah selalu menurut persangkaan hamba-Nya. Anggap saja saat diuji dengan berbagai masalah, anda sedang dalam masa ujian layaknya anak sekolah. Untuk bisa naik tingkat, harus ada ujian untuk menguji kesiapan. Makin tinggi tingkat, makin tinggi pula level kerumitan ujian yang diberikan. Percayalah, kalau anda berhasil menghadapi ujian ini, anda akan berhasil naik tingkat di mata Allah, menjadi mukmin sejati. Allah tidak akan memberikan suatu ujian sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Kalau Allah saja yakin kita mampu, masa kita sendiri tidak yakin dengan kemampuan diri?

Buat saudara-saudaraku yang saat ini sedang diuji oleh Allah, apapun bentuk ujian itu, bergembiralah dan bersabarlah. Bergembira karena ujian berarti Allah masih peduli dan sayang kepada kita, untuk itu ia memberikan ujian agar kita lebih kuat, lebih bijak, dan lebih mulia. Allah ingin kita menjadi lebih baik di hadapan-Nya. Setelah itu, bersabarlah karena sesungguhnya kesabaran akan membuahkan ketenangan jiwa, kekuatan hati, dan sungguh Allah selalu bersama orang-orang yang sabar. Bersabarlah, karena Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya yang beriman, justru manusia lah yang seringkali meninggalkan sang penciptanya.

Apakah yang diperoleh orang-orang yang telah kehilangan Allah dari dalam dirinya? Dan apakah yang harus dicari oleh orang-orang yang telah menemukan Allah di dalam dirinya? Sungguh antara yang pertama dan kedua tidak akan pernah sama. Orang kedua akan mendapatkan segalanya, dan orang pertama akan kehilangan segalanya.

01 Oktober 2010

Sebuah Semangat

Segala sesuatu yang diciptakan Allah di dunia ini tidak ada yang sia-sia namun mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Misalnya; air untuk munum, udara untuk bernafas, dan masih banyak lagi ciptaan Allah yang lainnya termasuk manusia. Manusia diciptakan Allah dengan bentuk/ wujud yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk-Nya yang lain. Firman Allah dalam surat At-Tiin Ayat 4; “Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Dengan melihat penggalan ayat tersebut jelaslah bahwa Allah tidak ingin manusia menjadi hina. Allah menciptakan manusia dengan bentuk paling sempurna agar manusia yang menjadi wakil-Nya di bumi juga menjadi makhluk yang mulia. Manusia juga dibekali dengan nafsu, akal, ilmu dll, itulah yang menjadi pelengkap kesempurnaan manusia tersebut. Maka pergunakanlah itu dengan baik, disamping akan menghasilkan hal-hal yang baik, juga akan mendapatkan ridho-Nya.

Bercita-citalah setinggi langit dan berpikirlah untuk maju. Jadikanlah hari ini lebih baik daripada hari kemarin. Kita diciptakan bukan untuk kalah dan bukan pula untuk gagal, tapi kita diciptakan Allah sebagai wakil-Nya di bumi. Jadilah pribadi yang selalu optimis. Karena optimis merupakan kegigihan untuk memperjuangkan sasaran untuk menuju kesuksesan. Meski gagal, namun pandanglah kegagalan itu sebagai situasi yang dapat kita kendalikan ketimbang sebagai kekurangan pribadi. Ingatlah Allah dekat dengan kita, Ia ingin agar kita berhasil karena itu, Allah senantiasa mendampingi kita dengan suara-suara hati yang merupakan pengejawantahan sifat-sifat-Nya.

Kekuatan pikiran bawah sadar yang seringkali membuat sugesti, adalah energi dahsyat yang berguna bagi diri kita. Untuk itu, bangkitkanlah energy itu, biarkan ia membara dalam dada. Doktrinlah diri sendiri untuk mengingat Kebesaran Allah, isi sanubari dengan menyebut “Maha Besar Allah ” setiap waktu. Maka kekuatan energi akan mengalir dan membakar semangat. Kemudian tetapkan kemauan, dan bedakan antara kemauan “biasa” dan kemauan yang “membara”. Rahasia sebuah keberhasilan adalah terus menerus mengingat bahwa kita lebih baik daripada yang kita pikirkan.

Janganlah menjadi pribadi yang selalu rendah diri, selalu meremehkan diri sendiri. Kalau anda menyadari, andaikata komputer di jadikan satu komputer yang paling canggih sekalipun, tidak sanggup menyaingi manusia sebagai ciptaan Allah. Sadarilah bahwa Allah sudah memberi modal pada diri kita, sekarang tinggal bagaimana kita menggunakan. Jangan sia-siakan pemberian Allah ini. Yakinlah bahwa kita dirancang dan diciptakan sedemikian rupa sempurnanya bukan untuk kalah dan bukan pula untuk gagal tapi kita diciptakan untuk berhasil. Tanamkan pada diri sendiri bahwa “SAYA HARUS BISA…!!!”. Karena tidak ada alasan untuk mengatakan “tidak”. Kita telah diberi modal yang luar biasa oleh Allah. Allah berfirman dalam Q.S. Ar Ra’d ayat 11;“…..Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri……..”

Belajar dari Cacing

Anda pasti pernah melihat cacing. Entah itu di kebun, sawah atau ladang. Cacing adalah binatang melata yang hidup di tanah. Mungkin sebagian orang akan jijik melihatnya. Namun jika Anda perhatikan, pasti Anda akan berfikir betapa lemahnya binatag ini. Bagaimana tidak, ia tidak memiliki tangan, kaki dan mata. Cacing seolah-olah tidak
mempunyai sarana yang layak untuk survive atau
bertahan hidup.Tapi bukan itu yang akan saya bahas pada tulisan saya kali ini.
Dengan segala keterbatasannya cacing mampu bertahan hidup. Tak henti-hentinya ia mencari rizki yang telah dberikan Allah kepadanya. Meski kita hatu, bagaimana kondisi si cacing ini..
Sekarang coba bandingkanlah dengan manusia. Kita di ciptakan Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Sebagaimana firman Allah QS At Tiin ayat 4;
”sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.

Banyak diantara kita berputus asa terhadap nikmat yang diberikan Allah. Kadang saking parahnya sampai bunuh diri. Apakah Anda pernah melihat cacing bunuh diri gara-gara putus asa dengan kondisinya yang serba kekurangan? Tidak kan?
Akhir kata, saya hanya ingin berpesan bahwa apapun kondisi Anda syukurilah itu sebagai karunia Allah. Jangan putus asa atas segala yang diberikannya. Kalau berusaha pasti ada jalan.

Keteladanan Keluarga Umar

Suatu saat Khalifah Umar ra mengutus Jutsamah ibn Musahiq Al-Kinani ra untuk menyampaikan surat kepada Kaisar Rumawi Helaclius, ketika Jutsamah akan berangkat, Ummu Kultsum binti Ali ibn Abi Thalib ra istri Khalifah Umar ra bersama adiknya Al-Husain ibn Ali ra menitipkan surat kepada permaisuri kaisar yang bernama Martina, selain surat Ummu Kulsum juga menitipkan sebuah gelas kaca berisi minyak wangi sebagai hadiah untuk permaisuri.

Jutsaimah berangkat ke kota Konstantiniyah, setelah sampai disana ia menemui kaisar heraclius dan menyerahkan surat Khalifah Umar juga menyerahkan surat dan gelas kaca berisi minyak wangi dari istri Khalifah kepada permaisuri,sesuai permintaan istri Khalifah, Jutsamah menerjemahkan suratnya kepada permaisuri yang isinya sbb :

Dari Ummu Kulsum, istri Amirul Mu`minin Umar
Kepada Martina, permasuri kaisar Rumawi Heraclius
Salam sejahtera untuk-mu..

Aku mengajak anda untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat
saudariku, masuklah anda kedalam islam, jika anda masuk Islam, suamimu akan mengikutimu lalu rakyatmu juga akan memeluk Islam karena itu anda akan mendapatkan ganjaran pahala ribuan orang yang mendapatkan hidayah..

Mendengar isi surat itu, permaisuri merasa kagum. Ia berkata :” Aku terima hadiah berupa gelas berisi minyak wangi ini, tapi aku menolak ajakan masuk Islam, aku tetap berpegang pada agamaku”. lalu Martina menitipkan kalung permata yg sangat mahal sebagai hadiah bagi Ummu Kultsum.

Jutsamah pulang ke Madinah, ia menyerahkan kalung permata itu kepada Al-Husain untuk diberikan kepada kakaknya Ummu Kultsum, betapa senangnya Ummu Kultsum dengan hadiah sang permaisuri kaisar tsb. Namun kemudian Khalifah Umar melihat kalung permata itu dan bertanya dari mana ia memperolehnya. Ummu Kultsum-pun menjelaskan asal usul kalung tersebut.

Mendengar penjelasan dari istrinya, Khalifah Umar ra berkata : “kalung itu adalah hak kaum muslimin, karena itu kalung tersebut harus diserahkan kepada baitul maal”

Ucapan Khalifah Umar ra membuat Ummu Kultsum marah, ia berkata :” aku tidak mau bicara lagi denganmu selamanya”

Khalifah pergi ke masjid menyuruh muazzin untuk memanggil kaum muslimin, setelah mereka berkumpul Khalifah naik ke mimbar dan menceritakan ihwal kalung yg diterima istrinya kepada kaum muslimin, setelah itu Khalifah berkata :” kalung itu harus dikembalikan kepada baitul maal, Ummu Kultsum tidak berhak mengambilnya, ia memperolehnya karena ia istri Amirul Mu`minin”

Kaum muslimin yg hadir mengatakan :” kami ridha kalung itu untuk Ummu Kultsum, biarlah kalung itu menjadi miliknya Ya Amiral Mu`minin ”

Khalifah pulang ke rumahnya, ia bertanya kepada istrinya :”apakah engkau masih marah padaku?, aku telah bermusyawarah kepada`kaum muslimin di masjid tentang kalung ini, mereka sepakat dan ridha kalung itu menjadi milikmu, akan tetapi jika engkau memyerahkannya ke baitul maal, itu jauh lebih baik”

Cerita tentang kalung itu sampai juga kepada Imam Ali ibn Abi Thalib ra ayah dari Ummu Kultsum. Sepulang dari sebuah perjalanan Imam Ali meminnta izin untuk bertemu dengan Khalifah Umar ra, Khalifah menyambutnya seraya berkata :” ahlan ya Abal Hasan, silakan masuk..”

Imam Ali memberi salam kepada putrinya, Ummu Kultsum-pun mencium tangan ayahnya. Imam Ali berkata :” mana kalung itu, wahai putri-ku?” lalu Ummu Kultsum menunjukkannya sambil berkata :” ini ayah..”

Imam Ali berkata :” wahai, putriku, kalung ini tidak pantas dipakai oleh keluarga Rasulullah saw dan juga keluarga Khalifah Umar, kalung ini hanya pantas dikenakan oleh keluarga kaisar atau kisra, engkau tidak seperti wanita-wanita lain, engkau adalah putri Fatimah Azzahra`cucu Rasulullah saw, engkau adalah anakku, istri Khalifah Umar, pemimpin kaum muslimin, lebih baik bagimu bila orang-orang berkata :” suaminya telah menzaliminya demi kepentingan kaum muslimin dari pada mereka berkata :” suaminya menzalimi kaum muslimin demi kepentingan istrinya”, silakan pertimbangkan apa yang engkau akan pilih, apakah engkau akan memilih Allah dan kenikmatan akhirat atau memilih kalung ini, wahai putriku ?”

Ummu Kultsum menjawab :” tentu aku akan memilih Allah dan kenikmatan akhirat, silakan ambil kalung ini ayah dan serahkan ke baitul maal”…. SubhanalLaah

Imam Ali berkata :” semoga Allah memberkahimu wahai anakku…”

menyaksikan kejadian ini Khalifah Umar ra berkata dengan suara keras :” Sungguh keturunan yang baik berasal dari keluarga yang baik juga…”

Aina anta Ya Umar ???…

Hati Seluas Danau

Seorang ahli hikmah mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung.
“Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu? ” sang Guru bertanya.

“Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya, ” jawab sang murid muda.

Sang Guru terkekeh. “Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu.”
Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan
gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.

“Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu,” kata Sang Guru. “Setelah itu coba kau minum airnya sedikit.”
Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin.
“Bagaimana rasanya?” tanya Sang Guru.
“asin, dan perutku jadi mual,” jawab si murid dengan wajah yang masih meringis.

Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan. “Sekarang kau ikut aku.” Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka. “Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau.” Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya.

Rasanya tak sopan meludah di hadapan guru , begitu pikirnya.
“Sekarang, coba kau minum air danau itu,” kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau.
Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya, “Bagaimana rasanya?”

“Segar, segar sekali,” kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan
punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah. Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya. “Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?”

“Tidak sama sekali,” kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya
lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.

“Nak,” kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. “Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah.”

Si murid terdiam, mendengarkan.
“Tapi Nak, rasa ‘asin’ dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung
dari besarnya qalbu yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu/hati dalam dadamu itu jadi seluas danau.”

08 September 2010

MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN


Ucapan Idul Fitri

SMS Ucapan Idul Fitri Terbaru 2010 1431 H SMS Lebaran 2010. Kumpulan SMS Ucapan Lebaran 2010, SMS ucapan selamat Idul Fitri 1431 Hijriah, koleksi SMS lucu lebaran Idul fitri terbaru 2010. Buat merayakan hari raya idul fitri 2010 kirimkan ucapan maaf kita lewat SMS lebaran ato SMS Ucapan selamat idul fitri terbaru 2010.

Berikut kumpulan SMS Ucapan lebaran dan ucapan selamat idul fitri 1431 H terbaru 2010.

Esok adalah harapan..
Sekarang adalah kenyataan..
Kemarin adalah kenangan, yang tak luput dari khilaf dan kesalahan..
Ketika tangan tak mampu berjabat,
Kaki tak dapat melangkah.
Hanya hati yang mampu berbisik,,
”Minal Aidin Walfaizin Mohon Maaf Lahir Batin”

sudah ramai orang di pasar
penuh sesak orang di warung makan
beli baju di pasar besar
belum puasa udah mikir lebaran

L-ive is go on,
E-verything reborn again,
B-ut
A-ll of d sin &
R-egret still inside in me,
A-nd I wanna say
N-othing but taqobbalallahu minna waminkum..

Bulan yang indah penuh hikmah telah berlalu..
Semoga menitis ke lembaran baru
dan membuka ribuan pintu maaf,
Agar kami bisa masuk dan menjadi bagian yang termaafkan,
“SELAMAT IDUL FITRI 1431 H”
Mohon maaf lahir batin

Orang Ganteng Orang Jelek..
Gue Ganteng Elo Jelek..
Lebaran dah Dateng
So Maafin Gw Jek..
“Mohon Maaf Lahir Bathin”

Satukan tangan, satukan hati
Itulah indahnya silaturahmi
Di Hari kemenangan Kita padukan
Keikhlasan untuk saling memaafkan
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Mohon Maaf Lahir Batin

Aku memang bukan matahari yang bisa membuatmu membedakan siang dan malam
Tapi setidaknya cahaya kecilku ini bisa berarti di hari raya ini…
minal aidzin walfaidzin

Ramadhan kan kembali berlalu, meninggalkan kisah syahdu
Betapa masa kan tersia jika hati masih terbalut noda..
Minal Aidin Wal Faidzin ..
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H ..

Manusia akan segera kembali ke fitrah masing2
Fitrah adalah ide bawaan sejak lahir
Ide bawaan tersebut adalah “Laa ilaha Illallah”
Mari sucikan hati kita kembali kepada tauhid
Minal Aidin Wal Faidzin
Mohon Maaf Lahir Batin

Sebelas bulan Kita kejar dunia,
Kita umbar napsu angkara..
Sebulan penuh Kita gelar puasa,
Kita bakar segala dosa..
Sebelas bulan Kita sebar dengki Dan prasangka,
Sebulan penuh Kita tebar kasih sayang sesama..
Dua belas bulan Kita berinteraksi penuh salah Dan khilaf,
Di Hari suci nan fitri ini, Kita cuci hati, Kita buka pintu maaf.
Selamat Idul Fitri
Mohon maaf lahir Dan batin

Beningkan hati dengan dzikir
Cerahkan jiwa dengan cinta
Lalui hari dengan senyum
Tetapkan langkah dengan syukur
Sucikan hati dengan permohonan maaf
Met Hari Raya Idul Fitri
Taqobbalallahu minna wa Min’kum
Minal Aidzin Wal Faidzin
“Mohon Maaf Lahir dan Batin” ;)

3 tips SMART biar Lbaran HEPI & dapat SIMPATI
- buka Hati Xtra-Large
- Aktf dan EXIS silaturahmi
- Saling bermaafan karna kita INsan berDOsa seSAT
Mari MENjmpuT Ampun dan RIdo Allah
Minal Aidzin Wal Faidzin
Met Lebaran ya..

Masih ada harapan untuk perubahan,
Masih ada cinta untuk pengabdian,
Masih ada asa untuk berkarya,
Mari bangun bersama peradaban islam nan gemilang.
Mulai lagi di hari nan fitri, diawali dengan maaf dan ikhlas.
Mohon MAAF jika ada kata2 & sikap yang kurang berkenan dihati
Atas segala khilaf.
Mari bersama bangun peradaban Islam nan mulia..
Minal aidzin wal faidzin..

Jika hati ini seringkali jengkel,
Jadikan ia jernih sejernih XL,
Jika hati ini seringkali iri,
Jadikan ia cerah secerah MENTARI,
Jika hati ini seringkali dendam
Jadikan ia penuh kemesraan FREN
Jika hati ini seringkali dengki
Jadikan ia penuh SIMPATI
Ahlan Wa Sahlan Wa Marhaban Ya Ramadhan
Bebaskan Diri dari ROAMING dosa,
Raihlah HOKI
Raihlah JEMPOL dari Illahi

Assalamu’alaikum
Encang/ing, enyak, babeh, ama sudara2..
Maapin ya wat semua kekhilafan ane,
nyok kite brsihin ati kite dangan saling memaapkan..
Minal a’idzin wal faa idzin,
mohon maaf lahir & bathin..
Taqabalallahu minna wa minkum, taqabbal yaa kariim..

Apabila ada langkah yang membekas lara,
Apabila ada kata yang merangkai dusta,
dan ada tingkah yang pernah menoreh luka..
dibulan ampunan ini mohon dibukakan pintu maaaf Sedalam2nya..
Selamat Idul Fitri.
MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN

RESEP SPECIAL KEMBALI FITRI 1430 H.
Bahan yg disediakan:
-1 potong rasa bersalah
-2 kg kasih sayang
-1 kg rasa menyesal d+
-2 kg saling memaafkan

BUMBU:
-1 ons ikhlas
-1 grm tawakal
-1 kg kebaikan
-3 lembar daun assalam, rasa hormat, tenggang rasa, saling menghargai.
Tuangkan kasih sayang, hiasi dengan “perasaan” cinta sesama mukmin
& ketulusan hati
dan yang terakhir, hidangkan dengan “kejujuran hati”
Minal a’idzin wal faidzin,,

Mari kita setting NIAT,
upgrade IMAN,
download SABAR,
delete DOSA,
approve MAAF,
hunting PAHALA agar kita getting GUEST LIST masuk surga..
Minal a’idzin wal faa idzin..

Koleksi SMS ucapan selamat idul fitri terbaru 2010 SMS lebaran 2010.

Dari berbagai sumber

Hai temansku yg caem, izinkan saya mengucapkan minal aidzin walfaidzin. Maaf kalo ada salah kata dan perbuatan. Ttd. sylvie, temanmu yg lebih caem lagi

==========================

jika maaf seterang mentari, biarkan ia terbit di hari nan fitri ini.
=====================
Meniti hari menabur khilaf menyongsong fitri menuai maaf Smg tiada tersisa khilaf dosa Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Shiyamana Wa Shiyamakum Selamat Idul Fitri
========================

Stop penyalahgunaan Narkoba sekarang. Mari bangun bangsa kita menjadi bangsa maju. Mohon Maaf Lahir & Batin. Selamat berlebaran. Presiden RI & Abu Ja’far

=====================

Selamat Hari Raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir & batin. Ketik MAAF YA dan kirim ke 9288 untuk memohon maaf kepada saya.

=================

Pelanggan yang terhormat. Selamat merayakan Hari Raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin. Tetap waspada selama perjalanan.

======================
Sebenarnya saya mau mengirimkan video, tapi fitur 3G belum masuk sini. Mau pake MMS, HP situ kurang canggih. Sudahlah, pake SMS pun jadi… Selamat Idul Fitri 1427 H. Mohon Maaf Lahir Batin. Kemenangan adalah milik mereka yang berjuang
=====================

… Mengingat Kata yang Salah, Hati yang Berprasangka, janji yang terlupakan,Sikap & Sifat yang menyakitkan, di hari ini ijinkanlah ku juga mengucapkan mohon maaf LAHIR DAN BATHIN …

=========================

Sebait Kata Maaf Tuk Menghapus Salah & Khilaf Agar Hari Kita Bersih Seperti Terlahir Kembali… Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1427 H Mina Aidin Walfaidzin ‘Mohon Maaf Lahir & Batin’

=========================

Ban9, SMS siapa ini ban9??
IsinYa k0q paKai “MaaF, SYan9!?”
Ban9, ToLon9 don9 maaFin aYe, ban9!
KaLo Ka9ak, HaTi ‘ni taK tenan9.
Ban9, MinaL aiDin waL faidZin ban9!

=======================

Misiii…
Mau minta maap nih!
Klo ada salah kata,
salah sikap,
gak bales sms,
gak ngangkat telpon,
Maapin yah!
Slamat hari raya idul fitri!
===================

Banyak tutur kata, bahasa tubuh yg tdk berkenan di hati, utk itu dg hati yg tulus mohon maaf lahir batin. Selamat hari raya Idul Fitri 1Syawal
===================

Sebelum HCl jadi basa, NaOH jadi asam, NaCl jadi manis n glukosa jadi asin, hati selalu tertengadah mengharap titrasi maaf dari buret hatimu. Taqaballahu minna wa minkum

=========================

Mungkin nervus salah hantarkan rangsang sehingga glossus salah berucap yang membawa hepar tersugesti dan ductus lacrimalis dialiri cairan yang menetes deras. Maaf bila ada salah yang membuat semua ekstremitas & sistem saraf pusat bekerja tak normal

==================

Mangan sate sak gulene, sego megono bumbu kemiri

kapan wae lebarane, sugeng riyoyo idul fitri

tumbar merico kecap asing

nyuwun ngapuro lahir lan batin

======================

Kapanpun lebarannya, ucapannya:
Taqaballahu minna wa minkum
minal aidzin wal faizin

mohon maaf lahir dan bathin

=====================

Melihat segalanya dengan hati yang bersih, tanpa mengharap pujian manusia2. semoga menjadi Ramadhan yang berkah,& berdo’amengharap istiqamah di jalan-NYA.Taqabalallahu Minna Waminkum…

===================

Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi. Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa. Hidup ini terasa indah jika ada maaf. Taqabalallahu Minna Waminkum…

===================

Pergilah keluh, ku tak mau berteman dengamu. Silahkan kesah, kau bukan takdirku… mujahadah adalah temanku, dakwah adalah nafasku, dan Allah adalah kasihku… Maafkan segala kesalahan
===================
“Hari ini adalah hari2 Allah, tidak pantas kita berbangga-bangga dan berbuat durhaka. Ikhlaskan jihad dan harapkan Ridho Allah dengan amalmu” (Khalid bin Walid). Taqabalallahu Minna Waminkum…
======================
Pertemuan hanya sarana, niat ikhlas yang utama. Nyuwun pangapunten sedaya kalepatan.. Mugi2 kagayuh krenteging ati, karena zaman tak dapat dilawan, KEPERCAYAAN harus diperjuangkan
=====================

Aslkm. Tolong maafkan kesalahan saya. mudah2an Allah merahmatimu dan mengampuni dosa2mu. terima kasih.wslkm
=====================
sblm lidah kelu, sblm hati kmbli m’bku, sblm jmpol kaku&sulit hny utk skdar mnt m’f lwt
sms&sblm smw operator sbk..MOHON M’f ats smw khilaf yg ku lakuin.M’fin yaks!
=====================
“Saat wajah tak mampu bersua, tangan tak mamou menjabat, semoga pesan mampu menjadi jembatan dalam idul fitri, Dari lubuk hati & sanubari , Mohon Maaf Lahir Batin”

=====================

Pgn dpt maaf dr narpen?

ketik:
REGNARPEN

kirim ke
0xxx24088802

Sms yg km dpt langsung dr hp aku!

_becanda,
met lebaran yah!
Maap2 klo ada slh kata


DARI BERBAGAI SUMBER MOGA BERMANFAAT

19 Agustus 2010

Turun ke Dasar Laut untuk Mengambil Mutiara (Ruhaniyat Tarbawiyah)

Saudaraku,

Imam Ibnu Qayyim rahimahullah dalam Al Fawaa-id, mengatakan, “Waspadai kemaksiatan. Karena kemaksiatan telah menghinakan kemuliaan ‘usjuduu ’ (sujudlah) dan mengeluarkan kalimat yang memutuskan ‘uskun ’ (menetaplah engkau).” Kata usjuduu, maksudnya,perintah Allah swt dahulu kepada makhluk-Nya untuk sujud kepada Adam as saat pertama kali diciptakan. Tanda bahwa Adam as sebagai manusia, sangat dimuliakan. Sedangkan kata ‘uskun ’ merupakan firman Allah swt kepada Adam as untuk menetap dan tinggal di surga bersama Hawa as. Firman Allah swt ini, juga menandakan betapa kasih sayang Allah swt kepada Adam as selaku manusia. Tapi, kemaksiatan Adam as yang melanggar perintah Allah dan cenderung pada bisikan syaitan, telah merusak kemuliaan ‘usjuduu ’ dan ‘uskun ’. Itulah yang dimaksud dalam perkataan Imam Ibnu Qayyim rahimahullah.

Perhatikanlah saudaraku,

Ibnul Qayyim dengan sangat indah melukiskan perjalanan Adam as, manusia pertama. “Peristiwa ini sungguh memunculkan kegelisahan seribu tahun. Tak putus tertulis dengan lembar penyesalan dan kesedihan dalam hamparan kisah. Membawa angin kekecewaan. Sampai Adam as didatangkan keputusan ‘fa taaba ‘alaiih ’ ((maka Allah swt memberikan ampunan kepadanya)...Iblis mungkin bersuka cita dengan diturunkannya Adam dari surga.Tapi Iblis tidak tahu bahwa turunnya Adam as seperti turunnya seorang penyelam ke dasar laut, lalu kembali ke atas membawa mutiara.”

Saudaraku,

Kemaksiatan dan dosa yang dilakukan, bukan akhir segalanya. Lihatlah lagi bagaimana perenungan Ibnu Qayyim terhadap rangkaian peristiwa yang dialami Adam as. Bertolak dari firman Allah swt dalam Al Qur ’an, Ibnu Qayyim menyusun redaksi sendiri setelah mentadabburinya. Seolah, Allah swt selanjutnya mengatakan kepada Adam, “Wahai Adam, jangan bersedih dengan perkataan-Ku kepadamu: “Keluarlah kamu dari surga ”. Karena Aku telah ciptakan dunia untukmu dan kepentingan keturunanmu. Wahai Adam, dahulu engkau datang kepada-Ku sebagaimana al muluuk (raja). Tapi sekarang engkau datang kepada-Ku sebagaimana seorang al ‘abiid (hamba) datang kepada raja. Tak perlu bersedih karena ketergelinciran (dari surga) karena kesalahanmu. Karena sesungguhnya, sekarang telah keluar dari dirimu penyakit sombong. Dan kini engkau telah menggunakan pakaian penghambaan...”

Saudaraku,

Dosa dan kemaksiatan, memang pasti mendatangkan akibat.Akibat paling merugikan adalah lenyapnya kebaikan dan keutamaan yang semula didapatkan seseorang dari Allah swt. Seperti dialami Adam as yang melanggar perintah Allah dan iblis yang bukan hanya melanggar tapi melawan dan membangkang perintah Allah swt. Apa hasilnya? Hasilnya kerugian bagi Adam as yang kehilangan posisi sebelumnya ia peroleh berupa ketenangan hidup di surga. Juga kerugian Iblis berupa kehinaan tak terperi dan tak ada ujungnya karena murka Allah swt.

Tapi saudaraku,

Ibnu Qayyim mengeluarkan sebuah kesimpulan sangat indah dari kisah Adam as ini. Kesimpulan yang harus kita perhatikan dan kita jadikan pegangan. Bahwa tidak semua kondisi jatuh melakukan kesalahan, berarti tak pernah ada lagi harapan. Tidak seluruh ‘penurunan ’, berarti tak pernah ada lagi ‘kenaikan ’. Mungkin saja ada yang gembira dengan jatuh dan terperosoknya kita. Iblis gembira dengan jatuhnya Adam dari surga ke dunia. Tapi sebenarnya turunnya Adam dari surga justeru mengantarkan Adam menemukan mutiara yang sangat berharga. Seperti seorang penyelam yang berenang ke dasar laut yang dalam, untuk memperoleh mutiara. Ini salah satu cara kita memandang kesalahan yang dilakukan Adam as.

Sebagaimana sabda Rasulullah saw,“ Demi Dzat yang jiwaku ada di Tangan-Nya, jika kalian tidak melakukan dosa niscaya Allah swt akan menghilangkan kalian, lalu didatangkan kaum yang berdosa dan mereka meminta ampun kepada Allah swt kemudian Allah swt mengampuni mereka.“ (HR.Muslim)

Saudaraku,

Allah swt juga sudah memberi sentuhan lain dengan menenangkan Adam as dan keturunannya, bahwa ketika Adam dikeluarkan dari surga, itu tidak berarti Allah swt tidak mengasihi dan memperhatikannya lagi. Karena memang bumi ini diciptakan untuk Adam dan keturunannya, seperti firman-Nya,“ Innii jaa ’ilun fil ardhi khaliifah...” (Sesungguhnya Aku menjadikan (manusia) khalifah di bumi). Itulah yang dikehedaki Allah swt. Yang berubah dari hubungan Adam as dengan Allah, sebagaimana perkataan Ibnul Qayyim, adalah penyikapan Allah yang seperti ‘al muluuk ’ atau raja, kepada Adam, kemudian menjadi pola ‘al ’abiid ’ atau hamba. Allah swt juga kemudian membersihkan hatinya dari kesombongan dan ujub pada diri sendiri.

Tapi di sisi lain, Allah swt tetap menyediakan kepemilikan surga itu untuk Adam as dan keturunannya. Dikeluarkannya Adam as dari surga adalah untuk kemudian, surga akan diberikan lagi secara lebih sempurna untuk hamba-hamba Allah swt yang mendapat rahmat Allah swt untuk memasukinya. “Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyejukkan mata sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS.As Sajdah :17)

Saudaraku,

Ini tidak menjadikan kita tak peduli dengan dosa dan kesalahan, karena satu hal yang juga disampaikan Ibnu Qayyim, meski beragam keutamaan yang Allah swt berikan kepada Adam as, tetap saja Adam telah melakukan kemaksiatan. Dan karenanya, yang paling berguna bagi Adam untuk merengkuh kemuliaannya kembali adalah dengan mengakui kesalahan dan menyesalinya. Ini tercantum dalam do ’a Adam as, “Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri, dan jika engkau tidak mengampuni kami, sungguh kami termasuk orang-orang yang merugi.” Menurut Ibnu Qayyim, kondisi ini, “Mirip pejuang yang terluka oleh pedang musuh. Lalu ia mengobati lukanya, dan kembali lagi berperang seperti ia tidak memiliki luka.”

Sungguh perkatan yang halus, makna yang dalam dan menyentuh dari seorang Imam yang sangat mengerti tentang hati, Imam bnul Qayyim Al Jauziyah rahimahullah ._

Seberapa Besar Hati Kita Mengagungkan Allah?

Saudaraku,

Mungkinkah orang yang banyak berdosa, menyisakan hati yang mengakui keagungan Allah swt? Banyak orang mengira jawabannya, tidak. Mereka mengatakan, hanya orang shaleh yang mampu memiliki hati yang menyimpan kebesaran dan keagungan Allah swt. Sementara pelaku dosa dan yang bergelimang kemaksiatan, mereka termasuk kelompok orang yang tidak mendapat rahmat Allah, dan ini artinya tidak ada pengakuan dalam hati mereka terhadap kebesaran dan keagungan Allah swt.

Saudaraku yang dikasihi Allah,

Dosa dan maksiat memang pasti memberi dampak pada orang yang melakukannya. Begitu pun ketaatan yang pasti memberi pengaruh pada orang yang melakukannya. “Kebaikan itu menyinari wajah, memberi cahaya dalam hati,membuka keluasan rejeki, memberi kekuatan tubuh, menambah cinta di hati makhluk. Sedangkan keburukan dan dosa itu, memberi kelam di wajah, kegelapan di dalam kubur dan di dalam hati,melemahkan tubuh, menyempitkan rejeki dan memunculkan kebencian di hati makhluk.” Demikian ungkapan Ibnu Abbas radhiallahu anhu.

Saudaraku,

Tapi Islam tetap selalu ingin memberi semangat pada orang yang sudah berdosa agar tidak pernah putus harapan dari rahmat Allah. Dosa dan kemaksiatan sebenarnya tidak menghalangi seseorang untuk tetap memiliki hati yang mengakui kebesaran dan keagungan Allah swt. Mungkin, kita menapakkan kaki di tempat yang tidak sesuai dengan keridhaan Allah swt. Tapi hati kita tetap memendam pengakuan tulus akan keagungan Allah swt. Ini artinya, Allah swt meniupkan kebaikan dalam hati, meski secara lahir kita belum sesuai dengan situasi hati kita. Itulah sebabnya para ulama membagi dua kategori kemaksiatan, yakni kemaksiatan anggota tubuh yang disebut dzunuub al jawaarih, dan kemaksiatan hati yang disebut dzunuub al qalb. Meski tidak dipungkiri juga ada keterkaitan antara keduanya, dan yang paling membahayakan adalah kemaksiatan hati ketimbang kemaksiatan anggota tubuh.

Saudaraku,

Keadaan hati yang tetap mengagungkan Allah swt, adalah kondisi yang membersihkan seseorang untuk kembali dari ragam penyimpangan. Hati seperti inilah yang tetap menyuarakan keagungan dan ke Maha Besaran Allah swt sehingga menolong pemiliknya dari kondisi larut dalam kesalahan. Seperti ungkapan sebagian orang shalih, “Barangsiapa yang di dalam hatinya tetap mengagungkan Allah swt, maka Allah swt akan menolongnya agar jasadnya juga mengagungkan Allah swt.”

Lihatlah peristiwa yang dialami seorang shalih bernama Basyar Al Hafi, tokoh ulama yang terkenal zuhud dan wara ’ Abu Na ’im dalam Hilyatu Al Auliya, menguraikan Basyar Al Hafi yang mengatakan, “Aku dahulu seorang yang tersesat dan tidak tahu arah. Suatu hari aku melihat sebuah kertas di atas jalan. Aku mengambil kertas itu dan kulihat di dalamnya tertera kalimat “Bismillahir Rahmaanir Rahiim ”. Aku bersihkan kertas itu dan aku masukkan ke dalam kantong. Saat itu aku hanya mempunyai uang dua dirham, tapi uang itu kuhabiskan untuk membeli minyak wangi. Minyak wangi itu aku usap pada kertas yang kusimpan di dalam kantong. Malam harinya, aku bermimpi seseorang mengatakan padaku, “Wahai Basyar, engkau angkat Nama Kami dari jalanan. Engkau membuatnya harum. Maka Aku akan mengharumkan namamu di dunia dan di akhirat.”

Renungkanlah saudaraku, bagaimana pengagungan Allah swt yang ada di dalam hati Basyar Al Hafi.

Saudaraku,

Ada pula kisah pelaku dosa yang tiba-tiba jiwanya tersungkur merasakan keagungan Allah swt. Lihatlah perubahan besar yang dilakukan seorang bernama Fudhail bin Iyadh, yang kemudian menjadi salah satu ulama besar Islam di jamannya. Dahulunya, Fudhail adalah seorang perampok yang sangat ditakuti karena kekejamannya. Suatu ketika, ia merampok sebuah rumah sebelum waktu subuh. Saat menaiki tembok rumah, ia melihat seorang kakek tua membaca Al-Qur ’an. Saat itu, mungkin saja Fudhail tetap melanjutkan aksinya untuk merampok, tapi bacaan Al-Qur ’an orang tua itu begitu membuat jiwanya guncang. Secara lahir, Fudhail sudah melakukan kejahatan. Tapi kali ini, kejahatan fisiknya tidak mendominasi keburukan hatinya. Maka, ketika orang tua itu membacaan firman Allah swt, “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka)...” ((QS.Al Hadid :16). Fudhail memandang ke langit, seraya mengatakan, “Ya Rabb, aku bertaubat kepadamu malam ini.” Saat itu juga ia turun,, lalu mandi dan pergi ke masjid menangis dalam taubatnya. Seperti itulah, bahwa ada banyak perilaku maksiat yang tidak membatasi kondisi hati yang tetap mengagungkan Allah.

Saudaraku,

Karenanya, nilai seseorang tidak serta merta jatuh karena ia melakukan dosa dan maksiat. Bahkan ketika seorang pezina dirajam lalu mendapat cacian dan penghinaan dari sejumlah sahabat, Rasulullah saw bersabda, “Jangan lakukan itu, dia telah bertaubat dengan taubat yang bila ditimbang dengan 70 orang penduduk Madinah niscaya taubatnya meliputi mereka semua.” Dalam riwayat lain,, “Sesungguhnya taubatnya jika ditimbang dengan seluruh penduduk Madinah, niscaya akan meliputi mereka semua.” Artinya, pezina itu pun ternyata memiliki hati yang tetap mengagungkan Allah swt. Kondisi hati seperti itulah yang membuatnya rela mendapat hukuman sesuai kehendak Allah swt dan Rasulullah saw.

Sekarang,mari bertanya pada diri sendiri, seberapa besar keagungan Allah swt dalam hati kita?_

Menunda Azab Selama 40 Tahun (Ruhaniyat Tarbawi)

Laa ilaaha illallah. Tidak ada tuhan yang layak disembah kecuali Allah swt. Tak ada yang layak diikuti kecuali Allah swt. Tak ada yang layak ditakuti kecuali Allah swt. Tak ada yang patut dicintai kecuali Allah swt. Tunduk, pasrah, dan tawakal hanya kepada Allah swt. Kalimat inilah yang sungguh-sungguh akan menguatkan kita di mana dan di kapan saja.

Saudaraku, mari resapi kandungan dan makna kalimat itu.

Renungkanlah bagaimana Rasulullah saw dan para sahabatnya dengan sangat cermat menanamkan keyakinan yang begitu kokoh dalam diri anak-anak mereka. Agar mereka sejak kecil tidak keliru menempatkan perasaan tunduk dan patuh kepada selain Allah. Agar mereka sejak usia belia tidak keliru menyikapi perasaan takut kepada selain Allah. Agar mereka sejak kanak-kanak telah mampu mewarnai diri dengan segenap perasaan yang selalu berdekatan dengan keberadaan Allah swt. Ibnu Umar ra pernah meriwayatkan sebuah sabda Rasulullah saw, tentang hal ini. “Jangan acungkan tongkat pada anak-anakmu (agar dia takut padamu). Tapi jadikanlah mereka takut pada Allah Azza wa Jalla.” (HR. Thabrani dengan sanad jayyid)

Rasulullah saw sering memanfaatkan sela-sela waktu berbicara dengan anak-anak. Dan di sela-sela waktu seperti itu Rasulullah saw mengucapkan untaian kata yang sangat dalam maknanya agar mereka selalu mengaitkan seluruh gerak dan kehidupannya dengan Allah swt. Simaklah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Turmudzi, dari Ibnu Abbas ra, saat Rasulullah saw berkata kepadanya, “Nak, aku ajarkan engkau beberapa kalimat, ‘Peliharalah (hak) Allah, niscaya Allah akan memeliharamu. Peliharalah (hak) Allah, niscaya engkau dapati Allah berpihak padamu. Jika engkau meminta, mintalah pada Allah. Dan jika engkau ingin pertolongan, mintalah pertolongan itu pada Allah. Ketahuilah! Seluruh umat manusia jika berkumpul untuk memberimu manfaat, mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan jika mereka berkumpul untuk memberi bahaya atasmu, mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan apa yang telah ditetapkan Allah untukmu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering.” (HR. Turmudzi). Lihatlah bagaimana Rasulullah menekankan kalimat demi kalimat untuk menanamkan ketergantungan yang sangat total kepada Allah swt.

Saudaraku,

Perhatikanlah potongan-potongan kalimat dalam nasihat Rasulullah saw. Cermatilah penggalan kata demi kata yang begitu menukik tajam, membawa siapa pun yang menyimaknya untuk selalu bergantung sepenuhnya pada Allah swt. Laa ilaaha illallah. Tidak ada daya. Tidak ada kekuatan. Tidak ada perlindungan. Kecuali milik Allah. Iman yang kuat, adalah modal kita agar mampu menghadapi semua masalah dengan tegar. Hanya keimanan yang bisa menjadikan kita selalu optimis memandang hidup.

Saudaraku,

Sebagaimana yang dilakukan Rasulullah saw dan para sahabatnya, kekuatan iman harus ditanam dan dipelihara pertumbuhannya sejak seseorang masih kanak-kanak. Usia kanak-kanak yang masih bersih dan mudah disemai dengan keyakinan yang benar. Lihatlah apa yang diceritakan Ibnu Zufr Al Makky, dalam kitabnya Anba Nujaba Al Abna tentang masa kecil Harits Al Muhasibi. Suatu ketika, Harits pernah ditawari sejumlah kurma oleh pedagang kurma. “Makanlah semua kurma ini,” kata penjual itu. Namun karena kehati-hatiannya, Harits malah bertanya, “Beri tahu dahulu bagaimana engkau mendapatkan kurma-kurma ini?” “Baru saja ada orang yang membeli kurmaku, lalu ada kurma yang dibelinya terjatuh…” kilah orang itu.

Harits Al Muhasibi lalu bertanya kepada sejumlah anak-anak yang tengah bermain disekitarnya, “Teman-teman, apakah bapak ini seorang muslim?” Mereka mengiyakannya. Tapi Harits segera beranjak pergi meninggalkan orang itu. Laki-laki itu lalu mengejarnya dan menangkap tangannya sambil bertanya penasaran, “Demi Allah, aku takkan melepaskanmu kecuali engkau mengatakan kepadaku apa yang ada dalam hatimu tentang diriku?”

Saudaraku,

Dengarkanlah apa jawaban Harits yang belum berusia 10 tahun itu. “Pak, jika engkau seorang muslim, mintalah kurma itu pada pemiliknya sampai ia ikhlas memberikan miliknya padamu. Lakukanlah itu sekuat tenaga seperti jika engkau dalam kondisi yang sangat haus dan sangat ingin meminum air. Pak, apakah engkau mau memberi makan anak-anak kaum muslimin dengan yang haram? Padahal engkau muslim?” Orang itu terkejut dan mengatakan, “Demi Allah, saya tidak akan berjualan lagi untuk urusan dunia…”

Mereka adalah anak-anak hasil pendidikan tauhid yang ditanamkan orang tuanya. Keimanan mereka begitu menghujam dalam kepribadiannya melalui pelajaran Al Qur’an, hadits dan sirah Rasulullah saw. Para orang tua memberi motivasi yang sangat baik agar anak-anaknya dekat dengan sumber-sumber petunjuk Allah swt itu. Inilah yang dikatakan Ibrahim bin Adham, “Dahulu, ayahku mengatakan padaku, ‘Nak, carilah hadits Rasulullah saw. Setiap engkau mendengar satu hadits dan engkau bisa menghapalnya, engkau akan mendapat hadiah satu dirham.” (Syaraf Ashabul Hadits/10). Ibrahim bin Said Al Jauhari juga pernah menceritakan, “Aku melihat seorang anak kecil usia 4 tahun yang dibawa ke hadapan Al Makmun dan membacakan Al Qur’an. Padahal jika lapar ia masih menangis.” (Al Kifayah fi ilmi Riwayah, Khatib Al Baghdadi/116).

Apa yang sudah kita berikan untuk anak-anak kita? Menanamkan ketergantungan mereka pada Allah swt dalam setiap peristiwa yang mereka alami? Menekankan kedekatan mereka pada Allah swt? Menyakinkan mereka dengan hadits-hadits Rasulullah saw? Mengajarkan, menuntun dan mendorong mereka untuk membaca dan menghafal Al Qur’an?

Tahukah kita, bila bacaan Al Qur’an seorang anak bisa menjadi sebab diangkatnya bala dan azab dari keluarga dan masyarakat kita? Hudzaifah bin Yaman mengatakan, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya suatu kaum akan ditimpa azab oleh Allah, sebagai suatu ketetapan yang pasti. Tapi kemudian seorang anak di antara mereka membaca Al Hamdulillahi Rabbil Alamin. Ucapan itu didengar Allah swt dan mengangkat azab-Nya dari mereka karena pembacaan itu, selama 40 tahun.” (Tafsir Al Kabir, Ar Razi, 1/178).

Saudaraku,

Ajarkan mereka Al Qur’an. Semoga kita terhindar dari azab Allah swt…_

Biarkanlah Teguran itu Datang (Ruhaniyat Tarbawi)

Khudzaifah bin Al Yaman ra dalam suatu kesempatan, mendatangi sahabatnya, Amirul Mukminin Umar bin Khattab ra.Tidak seperti biasanya, Khudzaifah yang juga disebut shahibus sirri (penyimpan rahasia) Rasulullah saw itu mendapati Umar dengan raut muka yang muram,penuh kesedihan. Ia bertanya, “Apa yang sedang engkau pikirkan wahai Amirul Mukminin?”

Saudaraku,

Jawaban Umar sama sekali tidak terduga. Kesedihan dan kegalauan hatinya, bukan karena banyak masalah rakyat yang sudah pasti membuatnya letih. Kali ini, Umar justru tengah khawatir memikirkan kondisi dirinya sendiri. “Aku sedang takut bila aku melakukan kemungkaran, lalu tidak ada orang yang melarangku melakukannya karena segan dan rasa hormatnya kepadaku,” ujar Umar pelan. Sahabat Khudzaifah segera menjawab, “Demi Allah, jika aku melihatmu keluar dari kebenaran, aku pasti akan mencegahmu.” Seketika itu, wajah Umar bin Khattab berubah senang. “Alhamdulillah Yang menjadikan untukku sahabat-sahabat yang siap meluruskanku jika aku menyimpang,” katanya.

Seperti itulah Umar. Jika banyak orang gusar dan marah mendapat teguran atas kesalahan yang dilakukannya. Tapi ia justru menginginkan teguran. Khalifah kedua setelah Abu Bakar ra itu justru ingin kesalahannya diketahui orang lain, untuk kemudian ditegur dan diluruskan. Subhanallah....

Saudaraku,

Berterus terang kepada diri sendiri atas kesalahan yang dilakukan bukan hal mudah. Terlebih mengaku berterus terang kepada orang lain dan menerima kesalahan yang dilakukan. Lebih sulit lagi, menerima teguran orang lain atas kesalahan. Tapi sebenarnya, teguran atas kesalahan itu kita perlukan.Al-Qur ’an memberi banyak ilustrasi tentang ajakan bermuhasabah, mengevaluasi diri dan teguran langsung atas kesalahan. Metode muhasabah dan teguran yang ada dalam ayat-ayat Al Qur ’an, mengajak kita mau mengakui semua perbuatan dengan jujur dan tulus. Agar kita terbiasa berterus terang mengungkap berbagai kesalahan kepada diri sendiri. Memeriksa noda-noda kesalahan dan kekeliruan yang ada lalu mengakuinya. Bukan untuk membesar-besarkan kesalahan dan membuat diri menjadi gelisah, tetapi agar kita mengetahui kadar kebaikan dan keburukannya. Inilah makna yang dimaksud dalam perkataan Said bin Jubair saat ia ditanya, “Siapakah orang yang paling hebat ibadahnya?” Ia menjawab, “Orang yang merasa terluka karena dosa dan jika ia ingat dosanya ia memandang kecil amal perbuatannya.” (Az Zuhdu, Imam Ahmad, 387)

Saudaraku,

Perhatikanlah bagaimana para sahabat radhiallahu anhum dalam Perang Uhud mendapat teguran langsung dari Allah swt, saat mereka terluka dan mengalami situasi tertekan dan sulit.Ketika itu turun firman

Allah swt, “Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antara kalian pada hari bertemu dua pasukan itu, mereka digelincirkan oleh setan karena sebagian kesalahan yang telah mereka perbuat (di masa lampau). Dan sesungguhnya Allah telah mengampuni mereka...” (QS.Ali Imran 155). Lihatlah juga di saat bagaimana Allah swt menegur langsung mereka dalam firman-Nya surat Ali Imran ayat 165. “...Kalian berkata: “Dari mana datangnya kekalahan ini?” Katakanlah: “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri.” Perhatikanlah bagaimana

Allah swt menegur para sahabat dalam peperangan Hunain.“...Dan (ingatlah) peperangan Hunain, di waktu kalian menjadi sombong karena banyaknya jumlah kalian, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepada kalian sedikit pun...” (QS.At Taubah :25)

Maksud teguran langsung tersebut adalah membangkitkan suasana muhasabah, mengangkat kejujuran dan keterbukaan yang bisa menjadikan seseorang mampu mengambil pelajaran dari kekeliruan dan kesalahannya. Musharahah atau keterusterangan untuk mengakui kesalahan adalah langkah paling awal untuk memulai perbaikan.

Saudaraku,

Teguran itu pahit. Tapi cobalah lebih jauh merenungi, pentingnya teguran atas kesalahan. Ustadz Abdul Hamid Al Bilali, dalam Waahaat Al Iiman, menguraikan banyak hal tentang akibat dosa dan kesalahan yang terus menerus dilakukan karena tidak mendapat teguran. Menurutnya, akibat kesalahan yang dilakukan terus menerus adalah sikap tidak merasa berdosa dan tidak merasa bersalah. Perasaan tidak bersalah dan tidak berdosa itu sendiri, bisa disebabkan kondisi akrab dengan dosa tertentu yang terlalu sering dikerjakan. Situasi seperti inilah yang paling ditakutkan Al Hasan Az Zayyat rahimahullah. Ia mengatakan, “Demi Allah, aku tidak peduli dengan banyaknya kemungkaran dan dosa. Yang paling aku takutkan ialah keakraban hati dengan kemungkaran dan dosa. Sebab jika sesuatu dikerjakan dengan rutin, maka jiwa menjadi akrab dengannya dan jika demikian, jiwa menjadi tidak memiliki kepekaan lagi.” (Tanbiihu Al Ghafiliin,93) Bagi Al Hasan, kesalahan dan dosa itu masih bisa dianggap kewajaran lantaran manusia memang pasti melakukan salah dan dosa. Yang ia khawatirkan justru ketika kesalahan dan dosa itu tidak dapat dihentikan, dilakukan terus menerus, lalu jiwa menjadi tidak sensitif terhadap kesalahan dan dosa itu. Juga, ketika dosa dan kesalahan tak terhenti karena tak mau menerima teguran yang bisa menyadarkan. Dan, ketika dosa dan kesalahan terlalu sering dilakukan karena tak ada nasihat serta teguran

yang bisa menghentak diri dari kelalaian. Ada lagi akibat dosa yang lebih berbahaya dari kondisi itu. Yakni perasaan aman dan tidak mendapatkan hukuman dari berbagai dosa yang dilakukan. Artinya, seseorang bukan saja tidak menyadari dosa yang dilakukan, tapi lebih dari itu, merasa tenteram dan aman dari hukuman yang Allah swt berikan.

Saudaraku,

Camkanlah nasihat yang dituturkan Imam Ibnul Jauzi dalam Shaidul Khatir, “Ketahuilah, ujian paling besar bagi seseorang adalah merasa aman dan tidak mendapatkan siksa setelah mengerjakan dosa. Bisa jadi hukuman datang belakangan. Dan hukuman paling berat adalah jika seseorang tidak merasakan hukuman itu. Sampai hukuman itu menghilangkan agama, mencampakkan hati hingga tak bisa menentukan pilihan yang baik. Dan, di antara efek hukuman ini adalah seseorang tetap melakukan dosa sedangkan tubuh segar bugar dan seluruh keinginannya tercapai.” (Shaidul Khatir, 169)

Renungkanlah, kalimat terakhir dari nasihat Ibnul Jauzi ini..._

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More