This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

26 Desember 2008

Suara Hati Seorang Ikhwan

Wanita suci,
Mungkin aku memang tak romantis tapi siapa peduli?
Karena toh kau tak mengenalku
dan memang tak perlu mengenalku.
Bagiku kau bunga,
tak mampu aku samakanmu dengan bunga terindah sekalipun.
Bagiku manusia adalah makhluk yang terindah,
tersempurna dan tertinggi.
Bagiku dirimu salah satu dari semua itu,
karenanya kau tak membutuhkan persamaan.

Wanita suci,
Jangan pernah biarkan aku manatapmu penuh,
karena akan membuat kumengingatmu.
Berarti memenuhi kepalaku dengan inginkanmu.
Berimbas pada tersusunnya gambarmu dalam tiap dinding khayalku.
Membuatku inginkanmu sepenuh hati, seluruh jiwa, sesemangat mentari.
Kasihanilah dirimu jika harus hadir dalam khayalku yang masih penuh Lumpur.
Karena sesungguhnya dirimu terlalu suci.

Wanita suci,
Berdua menghabiskan waktu denganmu bagaikan mimpi tak berujung.
Ada ingin tapi tak ada henti.
Menyentuhmu merupakan ingin diri, berkelebat selalu,
meski ujung penutupmu pun tak berani kusentuh.
Jangan pernah kalah dengan mimpi dan inginku
karena sucimu kaupertaruhkan.
Mungkin kau tak peduli
Tapi kau hanya menjadi wanita biasa di hadapanku
bila kau kalah.
Dan tak lebih dari wanita biasa.

Wanita suci,
Jangan pernah kautatapku penuh
Bahkan tak perlu kaulirikkan matamu untuk melihatku.
Bukan karena aku terlalu indah, tapi karena aku seorang yang masih kotor.
Aku biasa memakai topeng keindahan pada wajah burukku,
mengenakan pakaian sutra emas membungkus aib tubuhku
Meniru laku para rahib, meski hatiku lebih kotor dari Lumpur.
Kau memang suci, tapi masih sangat mungkin kau termanipulasi.
Karena kau toh hanya manusia-hanya wanita.

Wanita suci,
Beri sepenuh diri pada dia sang lelaki suci
yang dengan sepenuh hati membawamu kehadapan Tuhanmu.
Untuknya dirimu ada, itu kata otakku,
terukir dalam kitab suci, tak perlu dipikir lagi.
Tunggu sang lelaki itu menjemputmu,
dalam rangkaian khitbah dan akad yang indah.
Atau kejar sang lelaki suci itu, karena itu adalah hakmu,
seperti dicontohkan ibunda Khadijah.
Jangan ada ragu, jangan ada malu,
semua terukir dalam kitab suci.

Wanita suci
Bariskan harapanmu pada istikharah sepenuh hati ikhlas.
Relakan Allah pilihkan lelaki suci untukmu,
mungkin sekarang atau nanti,
bahkan mungkin tak ada sampai kau mati.
Mungkin itu berarti dirimu terlalu suci untuk semua lelaki di fana saat ini.
Mungkin lelaki suci itu menanti di istana kekalmu,
yang kaubangun dengan segala kekhusyu’an tangis do’amu.

Wanita suci
Pilihan Allah tak selalu seindah inginmu, tapi itu pilihan-Nya.
Tak ada yang lebih baik dari pilihan Allah.
Mungkin kebaikan itu bukan pada lelaki yang terpilih itu,
melainkan pada jalan yang kaupilih,
seperti kisah seorang wanita suci di masa lalu,
Ummu Sulaim yang meminta ke-Islam-an sebagai mahar pernikahannya.
Atau mungkin kebaikan itu
terletak pada keikhlasanmu menerima keputusan Sang Kekasih Tertinggi.
Kekasih tempat kita memberi semua cinta dan menerima cinta
dalam setiap denyut nadi kita.

Disadur dari: www.dudung.net

Saudariku…..!



Wahai Saudariku…
Sungguh engkau, wanita muslimah, makhluk mulia yang mempunyai kedudukan yang sangat tinggi di dalam Islam dan pengaruh yang begitu besar di dalam kehidupan setiap muslim. Engkaulah sekolah pertama di dalam membangun masyarakat yang shalih jika engkau berjalan sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam. Karena berpegang teguh kepada kedua sumber itu dapat menjauhkan setiap muslim laki-laki dan wanita dari kesesatan di dalam segala sesuatu. Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
“Aku tinggalkan pada kamu dua perkara, kamu tidak akan tersesat selagi kamu berpegang teguh kepadanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabi-Nya” [Diriwayatkan Imam Malik didalam Kitab Al-Muwaththa]

Wahai Saudariku seaqidah…
Perhatikanlah betapa engkau akan menjadi seorang ibu. Dan perhatikan pula betapa besar tanggung jawab yang harus engkau emban dan perjuangan berat yang harus engkau pikul yang pada sebagiannya melebihi beban tanggung jawab yang dipikul kaum pria. Sampai-sampai Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berterima kasih kepada ibu, berbakti kepadanya dan memperlakukannya dengan baik.
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua ibu bapakmu, hanya kepada Ku-lah kamu kembali” [Q.S. Luqman : 14]
Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam seraya berkata : Ya Rasulullah, siapa manusia yang lebih berhak untuk saya perlakukan dengan baik ? Jawab Nabi: “Ibumu” Ia bertanya lagi, Lalu siapa? Jawab beliau, ” Ibumu”, Ia bertanya lagi, Lalu siapa lagi? Beliau jawab: “Ayahmu” [Diriwayatkan oleh Imam Bukhari]

Wahai Saudariku sekeyakinan…
Begitu mulianya dirimu, begitu berharganya dirimu, begitu sangat menentukannya keberadaan dirimu di dunia ini. Apa jadinya jika dunia yang indah mempesona ini tanpa kehadiranmu, tanpa kehadiran sosok muslimah seperti dirimu. Pasti, keindahan dunia ini akan terasa hambar tanpa makna. Sungguh, dirimu sangat diperhitungkan untuk menjaga keindahan dunia ini agar tetap berseri.

Wahai Saudariku seperjalanan…
Surga itu sangat indah, sangat menarik hati, sangat menyenangkan. Keindahannya begitu luar biasa, sampai sampai belum pernah mata melihat, belum pernah dirasakan dan belum pernah terdetik dalam hati sekalipun. Tapi apalah artinya semua itu, jika tanpa hadirnya wanita di sana? Tentunya akan tetap hambar. Begitulah yang dirasakan oleh Adam alaihi salam. Meskipun ia telah berada di surga dengan segala kenikmatan dan keindahannya, ia tetap merasa sepi tanpa hadirnya seorang wanita di sisinya. Allah Maha Tahu apa yang dirasakan hambanya. Dan memang itulah fitroh yang pasti ada pada manusia, makhluk ciptaanNYA. Dengan kasih dan sayangNYA hadirlah Hawwa, sosok wanita pertama yang menemani Adam alaihi salam di surga. Akhirnya benar-benar sempurnalah keindahan itu…..

Wahai Saudariku seperjuangan…
Aku sangat yakin, dirimu sangat sadar, sangat paham dan sangat tahu bahwa dirimu adalah aura keindahan. Dirimu pun sangat mengerti bahwa tanpa wanita dinia akan hampa. Juga, dirimu pasti tahu bahwa wanita begitu mulia dan dimuliakan oleh Allah dan RasulNYA. Tapi sadarkah dirimu? Kapan seorang wanita akan tetap memberikan aura keindahan? Kapan seorang wanita akan sangat berarti keberadaannya di dunia ini? Dan kapan seorang wanita akan tetap dikatakan mulia?
Selama ia senantiasa berada pada ketaatan kepada Allah dan Rasulnya. Ya selama itulah ia akan tetap indah, ia akan tetap ada dan ia akan tetap mulia dan dimulia.

Wahai Saudariku dalam ketaqwaan…
Apa yang kita rasakan saat ini? Apa yang terjadi dengan dirimu saat ini? Ada apa dengan wanita akhir zaman ini? Coba perhatikan sbentar saja, renungkan kondisi wanita sekarang? Masihkan mereka pantas disebut makhluk yang indah? Pantaskah mereka disebut makhluk yang mulia dan mesti dimuliakan?
Di jalan-jalan kita jumpai para wanita sudah seakan tidak punya rasa malu. Memamerkan perhiasan diri di tempat-tempat umum tanpa ada sedikit rasa risih. Lihatlah auratmu, sudahkah engkau menutup dengan benar? Rambutmu engkau biarkan terurai dinikmati oleh banyak lelaki. Lehermu engkau biarkan terbuka bahkan lebih dari itu. Betismu, engkau biarkan telanjang tanpa sedikitpun penutup. Atau mungkin engkau sudah menutupnya dengan rapat seluruh auratmu, tapi di sana-sini masih nampak lekuk tubuhmu. Sadarlah mulai saat ini, auratmu itu hanya boleh engkau perlihatkan pada suamimu. Suamimulah yang paling berhak menikmati keindahan tubuhmu itu. Bahkan bernilai pahala setiap keindahan yang engkau persembahkan kepada suami.

Wahai Saudariku dalam keimanan…
Tahukah dirimu, wanita adalah sumber fitnah terbesar bagi umat akhir zaman. Ia bisa menghancurkan dunia yang indah ini. Maka dari itu, sambutlah seruan Allah. Tutuplah auratmu, jagalah pandanganmu, taatlah pada Allah dan Rasulnya, tetaplah patuh pada suami dalam ketaatan kepadaNYA, niscaya surga akan mudah engkau raih. Bahkan Rasulullah pernah mengingatkan seorang Sahabiahnya, bahwa suami adalah surga atau nerakanya para istri.

Wahai Saudariku dalam kedamaian…
Janganlah dirimu menyepelekan masalah aurat ini. Janganlah dirimu menganggap itu hanyalah masalah sepele dan patut disepelekan. Ketahuilah wahai saudariku, menutup aurat bukanlah sekedar perintah atau anjuran dari Bapak/Ibu kita. Bukan hanya sekedar anjuran ustadz atau kiayi kita. Bukan hanya sekedar nasihat teman-teman kita. Bukan hanya sekedar trend untuk bergaya. Bukan hanya model untuk mempercantik diri. Bukan hanya sekedar pilihan yang bisa ditawar. Tapi ketahuilah wahai saudariku menutup aurat adalah perintah Allah. Perintah Dzat yang telah menyebabkan kita ada di dunia ini. Perintah dari Dzat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Mari renungkan dalam hati yang paling dalam. Beranikah dirimu menentang perintahNYA? Lalu dengan apa engkau menghadapi pangadilanNYA kelak di akhirat? Bisakah dirimu mengelak, membantah atau beralasan atau berargumen membenarkan perbuatanmu???

Wahai Saudariku dalam kasih sayangNYA…
Maaf, mungkin dirimu bukanlah tipe wanita sumber finah tersebut.Bukan tipe wanita yang mengumbar aurat. Jika benar demikian, tetaplah waspada. Setan akan selalu mencari celah agar bisa menjerumuskan kita. Tapi mungkin, memang dirimu saat ini belum bisa memakai jilbab. Tapi aku yakin dirimu bukan bermaksud menentang perintahNYA. Jika demikian adanya, mari kita bersama-sama mulai saat ini untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Mungkin ada sebagian dari kita ingin menunda, nanti sajalah pakai jilbabnya kalau sudah benar-benar siap. Nanti kalau saya sudah punya suami. Nanti kalau sudah punya banyak uang. Nanti kalau…… Nanti jika…..Nanti…. nanti….
Saudariku, mengapa harus menunggu nanti jika memang saat ini kita bisa? Bisakah engkau memastikan «nanti» yang kamu janjikan benar-benar kan kau temui? Tahukah kamu seberapa lama lagi usia kita? Boleh jadi sebelum «nanti« itu tiba dirimu sudah harus menghadapNYA. Na’udzubillah….
Memang tidak mudah untuk hijrah menuju kebaikan. Setan akan senantiasa menggoda, dengan membisikkan alibi-alibi ke dalam hati kita. Kata nanti yang kita janjikan itu boleh jadi juga bisikannya.

Dari Saudaramu
MP keindahan

Wanita Sholehah: Bidadari Syurga Terindah

***
Ia mutiara terindah dunia
Bunga terharum sepanjang masa
Ada cahaya di wajahnya
Betapa indah pesonanya
Bidadari bermata jeli pun cemburu padanya
Kelak, ia menjadi bidadari surga
Terindah dari yang ada
(hanan)
***


Pernahkah saudara-saudara melihat seorang bidadari? Bidadari yang bermata jeli. Yang kabarnya sangat indah dan jelita. Saya yakin kita semua belum pernah melihatnya. Kalau begitu mari kita ikuti percakapan antara Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam dan Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha tentang sifat-sifat bidadari yang bermata jeli.
—-
Imam Ath-Thabrany mengisahkan dalam sebuah hadist, dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, “Saya berkata, ‘Wahai Rasulullah, jelaskanlah kepadaku firman Allah tentang bidadari-bidadari yang bermata jeli’.”

Beliau menjawab, “Bidadari yang kulitnya putih, matanya jeli dan lebar, rambutnya berkilai seperti sayap burung nasar.”

Saya berkata lagi, “Jelaskan kepadaku tentang firman Allah, ‘Laksana mutiara yang tersimpan baik’.” (Al-waqi’ah : 23)

Beliau menjawab, “Kebeningannya seperti kebeningan mutiara di kedalaman lautan, tidak pernah tersentuh tangan manusia.”
Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik’.” (Ar-Rahman : 70)

Beliau menjawab, “Akhlaknya baik dan wajahnya cantik jelita”

Saya berkata lagi, Jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Seakan-akan mereka adalah telur (burung onta) yang tersimpan dengan baik’.” (Ash-Shaffat : 49)

Beliau menjawab, “Kelembutannya seperti kelembutan kulit yang ada di bagian dalam telur dan terlindung kulit telur bagian luar, atau yang biasa disebut putih telur.”

Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Penuh cinta lagi sebaya umurnya’.” (Al-Waqi’ah : 37)

Beliau menjawab, “Mereka adalah wanita-wanita yang meninggal di dunia pada usia lanjut, dalam keadaan rabun dan beruban. Itulah yang dijadikan Allah tatkala mereka sudah tahu, lalu Dia menjadikan mereka sebagai wanita-wanita gadis, penuh cinta, bergairah, mengasihi dan umurnya sebaya.”

Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”

Beliau menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak.”

Saya bertanya, “Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?”

Beliau menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.’.”

Saya berkata, “Wahai Rasulullah, salah seorang wanita di antara kami pernah menikah dengan dua, tiga, atau empat laki-laki lalu meninggal dunia. Dia masuk surga dan mereka pun masuk surga pula. Siapakah di antara laki-laki itu yang akan menjadi suaminya di surga?”

Beliau menjawab, “Wahai Ummu Salamah, wanita itu disuruh memilih, lalu dia pun memilih siapa di antara mereka yang akhlaknya paling bagus, lalu dia berkata, ‘Wahai Rabb-ku, sesungguhnya lelaki inilah yang paling baik akhlaknya tatkala hidup bersamaku di dunia. Maka nikahkanlah aku dengannya’. Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik itu akan pergi membawa dua kebaikan, dunia dan akhirat.”
—-
Sungguh indah perkataan Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam yang menggambarkan tentang bidadari bermata jeli. Namun betapa lebih indah lagi dikala beliau mengatakan bahwa wanita dunia yang taat kepada Allah lebih utama dibandingkan seorang bidadari. Ya, bidadari saudaraku.

Sungguh betapa mulianya seorang muslimah yang kaffah diin islamnya. Mereka yang senantiasa menjaga ibadah dan akhlaknya, senantiasa menjaga keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah. Sungguh, betapa indah gambaran Allah kepada wanita shalehah, yang menjaga kehormatan diri dan suaminya. Yang tatkala cobaan dan ujian menimpa, hanya kesabaran dan keikhlasan yang ia tunjukkan. Di saat gemerlap dunia kian dahsyat menerpa, ia tetap teguh mempertahankan keimanannya.

Sebaik-baik perhiasan ialah wanita salehah. Dan wanita salehah adalah mereka yang menerapkan islam secara menyeluruh di dalam dirinya, sehingga kelak ia menjadi penyejuk mata bagi orang-orang di sekitarnya. Senantiasa merasakan kebaikan di manapun ia berada. Bahkan seorang “Aidh Al-Qarni menggambarkan wanita sebagai batu-batu indah seperti zamrud, berlian, intan, permata, dan sebagainya di dalam bukunya yang berjudul “Menjadi wanita paling bahagia”.

Subhanallah. Tak ada kemuliaan lain ketika Allah menyebutkan di dalam al-quran surat an-nisa ayat 34, bahwa wanita salehah adalah yang tunduk kepada Allah dan menaati suaminya, yang sangat menjaga di saat ia tak hadir sebagaimana yang diajarkan oleh Allah.

Dan bidadari pun cemburu kepada mereka karena keimanan dan kemuliaannya. Bagaimana caranya agar menjadi wanita salehah? Tentu saja dengan melakukan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala laranganNya. Senantiasa meningkatkan kualitas diri dan menularkannya kepada orang lain. Wanita dunia yang salehah kelak akan menjadi bidadari-bidadari surga yang begitu indah.

Duhai saudariku muslimah, maukah engkau menjadi wanita yang lebih utama dibanding bidadari? Allah meletakkan cahaya di atas wajahmu dan memuliakanmu di surga menjadi bidadari-bidadari surga. Maka, berlajarlah dan tingkatkanlah kualitas dirimu, agar Allah ridha kepadamu

Yuk baCa “Surat Cinta”



Surat Cinta apaan? Wong saya belum pernah sama sekali dapet apalagi baca….. Iya…ane tahu, kamu kan orangnya ‘alim, multazim, pandai jaga diri d l l…… so ane percaya gak pernah bercinta ato “pacaran”, tapi masih punya rasa cinta kan???? Ato mungkin dah gak pake surat, tapi pakenya sms, mms, mail, kartu ucapan, ato apa lagi?? sama aja kan? Yach gak perlu diperpanjang .

Surat Cinta, sms cinta, email cinta, kartu ucapan cinta atau apalah namanya, katanya sih bisa bikin lupa diri saat baca. Berkali-kali bacanya tapi seakan pelum puas juga. Ingin rasanya selalu baca…baca…baca dan terus baca…. katanya hukumn Fiqhnya WAJIB, dosa besar kalo gak baca and bisa masuk NERAKA. Kata siapa ya?

Tapi kali ini lain Surat cinta yang ane maksud adalah surat cinta yang paling berharga dari Sang Pemilik Cinta, ialah Al-Qur’an Al-Kariim. Sudahkah kita membacanya sama seperti ketika kita membaca surat cinta dari sosok yang kita cinta?????? Kalo belum malu donk…… atau malu-maluin donk…hehehehe…..
OK dech, nich ada tips tuk bisa istiqomah membaca Surat Cinta dari Sang Pemilik Cinta. You semua mesti baca…………

Kiat bersungguh-sungguh dalam tilawah satu juz perhari

Berusaha melancarkan tilawah jika belum lancar. Ukuran normal membaca satu juz adalah 30-40 menit, jika lebih lama dari itu maka berusahalah untuk memperlancar bacaannya. Bayangkan saja 30-40 menit dari 24 jam bukanlah waktu yang lama, namun terkadang kita lebih sering ngobrol atau menonton TV berjam-jam ketimbang menyisihkan Al-qur’an selama setengah jam dalam satu hari.

Aturlah dalam diri kita kesepakatan untuk komitmen ibadah satu juz tilawah perhari, jika tidak tercapai, hendaknya kita iqab (semacam hukuman) diri kita dengan iqab yang mampu membangkitkan kesungguhan kita, misalnya jika hari ini tidak sampai satu juz, maka esok harinya kita akan menggandakannya menjadi dua juz. Sebagai contoh para sahabat yang sering meng-iqab diri dengan bersedekah atau menginfaqkan seluruh hartanya di jalan Allah. Subhanallah.

Cari tempat-tempat yang kondusif untuk melakukan tilawah karena terkadang kita butuh waktu sejenak untuk menyendiri

Sering-sering mengadu kepada Allah dan memohon untuk dimudahkan kesungguhan dan komitmen dalam melaksanakan ibadah tilawah ini. Bahkan selipkan di antara doa-doa kita permohonan agar kita dijadikan orang-orang yang dekat dengan Al-qur’an. Amin.

Perbanyak amal saleh karena amal saleh dapat menghasilkan energi baru untuk amal saleh selanjutnya.

Kendala yang Harus Diwaspadai

Perasaan menganggap sepele saat sehari tidak membaca Al-qur’an

Lemahnya wawasan ber-Al-qur’an sehingga tidak termotivasi untuk bersungguh-sungguh dalam membaca Al-quran

Tidak memiliki waktu wajib membaca Al-quran, dan membaca Al-quran sesempatnya saja atau bahkan dengan waktu-waktu sisa kita

Lemahnya keinginan untuk memiliki kemampuan tilawah

Terbawa lingkungan sekeliling yang tidak memiliki perhatian terhadap tilawah Al-qur’an

Tidak tertarik dengan majelis yang menghidupkan Al-qur’an

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah lalu di antara mereka membaca kitab Allah dan mempelajarinya kecuali turun kepada mereka ketenangan yang diliputi rahmat, dikelilingi malaikat, dan Allah swt menyebut nama-nama mereka di sisi makhluk yang ada di dekatNya.” (HR. Imam Muslim)

Akibat Tidak Serius Melakukan Tilawah

Sedikitnya barakah dakwah atau ‘amal jihadi kita dan menjadi indikasi lemahnya hubungan sebagai jundi kepada Allah swt.

Kemungkinan lainnya, tertundanya pertolongan Allah swt dalam amal jihadi. Jika salafush shalih saja tertunda kemenangannya hanya karena meninggalkan sunah bersiwak, apalagi jika meninggalkan amal yang bobotnya jauh lebih besar dari itu.

Semakin jauhnya ashshalah (orisinilitas) dakwah. Dakwah kita adalah dakwah bil qur’an, bagaimana mungkin kita mengumandangkan dakwah sementara hubungan kita dengan Al-qur’an sendiri melemah

Semakin jauhnya dakwah dari nuansa ilmu, padahal hakikat dakwah adalah meningkatkan kualitas keilmuan umat

Orang yang nyepelekan tilawah bahkan gak pernah sama sekali dan cuek terhadapnya, ada indikasi matinya syu’ul khotimah (Na’udzubillah)

Maraji’ : Tarbiyah Syakhsiyah Qur’aniyah, Abdul Azis Abdur Rouf, LC

Muhasabah Harian Seorang Muslim


1. Apakah anda setiap hari selalu shalat shubuh berjamaah di masjid ? (bagi ikhwan)

2. Apakah anda selalu menjaga shalat yang 5 waktu berjamaah di masjid ? (bagi ikhwan)

3. Apakah anda hari ini membaca Al-Qur’an?

4. Apakah anda rutin membaca dzikir setelah selesai melaksanakan shalat wajib?

5. Apakah anda selalu menjaga shalat sunnah rawatib sebelum dan sesudah shalat wajib?

6. Apakah anda hari ini khusyu’ dalam shalat, menghayati apa yang anda baca?

7. Apakah anda hari ini mengingat mati dan kubur?

8. Apakah anda hari ini mengingat hari kiamat, segala peristiwa dan kedahsyatannya?

9. Apakah anda telah memohon kepada Allah sebanyak 3 kali agar dimasukkan ke dalam syurga?

10. Apakah anda telah meminta perlindungan kepada Allah sebanyak 3 kali agar diselamatkan dari api neraka? Karena: Barang siapa yang memohon syurga kepada Allah sebanyak 3 kali, Syurga berkata, Wahai Allah! Masukkanlah ia ke dalam syurga, dan barang siapa yang meminta perlindungan kepada Allah agar diselamatkan dari api neraka sebanyak 3 kali, Neraka berkata, Wahai Allah! Selamatkan ia dari api neraka. (Shahih Al-Jami’ No. 6151 Jilid 6)

11. Apakah anda hari ini membaca hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam?

12. Apakah anda pernah berfikir untuk menjauhi teman-teman yang tidak baik?

13. Apakah anda telah berusaha untuk menghindari banyak tertawa dan bergurau?

14. Apakah anda hari ini menangis karena takut kepada Allah?

15. Apakah anda selalu membaca dzikir pagi dan sore hari?

16. Apakah anda hari ini telah memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa yang telah anda perbuat?

17. Apakah anda telah memohon kepada Allah dengan benar untuk mati syahid? Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Barang siapa yang memohon kepada Allah dengan benar untuk mati syahid, maka Allah akan memberikan kedudukan sebagai syuhada meskipun ia meninggal di atas tempat tidurnya. (HR. Muslim)

18. Apakah anda telah berdo’a kepada Allah agar Ia menetapkan hati anda di atas agama-Nya?

19. Apakah anda telah mengambil kesempatan untuk berdo’a kepada Allah di waktu –waktu yang mustajab?

20. Apakah anda telah membeli buku-buku islam untuk memahami islam? (Tentu dengan memilih buku-buku yang sesuai dengan pemahaman yang diikuti oleh para sahabat Nabi, karena banyak juga buku-buku Islam yang tersebar di pasaran justru merusak pemahaman Islam yang benar).

21. Apakah anda memintakan ampun kepada Allah untuk saudara-saudara mukminin dan mukminah? Karena dengan mendo’akan mereka anda mendapat kebaikan pula. (Shahih Al-Jami’ No. 5902)

22. Apakah anda telah memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya atas nikmat Islam?

23. Apakah anda telah memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya atas nikmat mata, telinga, hati dan segala nikmat lainnya?

24. Apakah hari ini anda telah bersedekah kepada fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan?

25. Apakah anda dapat menahan amarah yang disebabkan karena urusan pribadi dan berusaha untuk marah karena Allah semata?

26. Apakah anda telah berusaha untuk selalu menjauhkan diri dari sikap sombong dan membanggakan diri?

27. Apakah anda telah mengunjungi saudara–saudara seiman dan seagama (ikhlas karena Allah semata)?

28. Apakah anda telah berdakwah untuk keluarga, saudara-saudara, tetangga, dan siapa saja yang yang ada hubungannya dengan diri anda?

29. Apakah anda termasuk orang yang berbakti kepada orang tua?

30. Apakah anda selalu mengucapkan Innaa Lillaahi wa Innaa Ilaihi Raaji’uun – Sesungguhnya kami kepunyaan Allah dan sesungguhnya kami kembali kepada-Nya jika anda mendapat musibah dari Allah? Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Hendaklah masing-masing kalian melakukan istirja’ (mengucapkan Innaa Lillaahi wa Innaa Ilaihi Raaji’uun) pada setiap hal meskipun ketika tali sandalnya putus karena hal itu termasuk musibah. (Hadits hasan, lihat Shahih Al-Kalimut Thayyib No. 140)

31. Apakah anda hari ini mengucapkan do’a: Allahumma Innii A’uudzubika an Usyrikabika wa Anaa A’lam wa Astaghfiruka Limaa laa A’lam – Ya allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu sedangkan aku mengetahui dan aku memohon ampunan-Mu terhadap apa-apa yang tidak aku ketahui. (Shahih Al-Jami’ No. 3625). Barang siapa yang mengucapkannya maka Allah akan menjauhkan darinya dari syirik besar dan syirik kecil.

32. Apakah anda selalu berbuat baik kepada tetangga?

33. Apakah anda telah membersihkan hati dari sombong, riya, hasad dan dengki?

34. Apakah anda telah membersihkan lisan anda dari perkataan dusta, mengumpat, mengadu domba, berdebat kusir dan berbuat serta berkata yang tidak ada manfaatnya?

35. Apakah anda selalu takut kepada Allah dalam hal penghasilan, makanan, minuman dan pakaian?

36. Apakah anda selalu bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya di segala waktu atas segala dosa dan kesalahan?

Akhi wa ukhti, jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas dengan perbuatan nyata, agar engkau mendapat ridla Allah dan menjadi orang-orang yang beruntung di dunia dan di akherat, Insya Allah.

Sumber:
-Zaadul Muslim Al-Yaumi , Syaikh Abdullah bin Jaarullah bin Ibrahim Al-Jaarullah.
-Al-Qabru ‘Adzaabuhu wa Na’iimuhu, Syaikh Husain Al-‘Awaisyah

Tafakur di Penghujung Tahun


Sungguh, ceramah jum'at kali ini yang disampaikan ole KH. Rahmadin Afif di Masjid Nurul Islam Kemang Ifi Graha sangat bagus. HIJRAH.

Saudaraku...
tahun 1429 H akan berlalu, bagaimana "perasaanmu"?

Sudah kta hijrah?
sudah berbuat apa kita ditahun tsb?
prestasi apa yang sudak kita ukir
sebanyak apa amal yang sudah kita perbuat?
atau sebalikya? dosa semakin menumpuk?

sudaraku....
sisa sisa umur yang ada pada kita, telah kita gunakan untuk apa?
bagaimana dengan manajemen waktu kita?
berapa sisa umur kita? engkau tahu?

saudaraku....
ingat pesan sahabat nabi, hisablah dirimu sebelum nanti kita dihisab oleh-Nya, timbanglah amalmu sebelum kelak amal kita ditimbang oleh-Nya

kita masih "d isini", masih ada kesempatan dan kesempatan itu tak akan datang lagi ketika kita sudah tak "di sini"

bersegeralah HIJRAH.

dipersembahkan oleh mulyadi prasetya untuk yang mau berubah menuju yang lebih baik.
Natur Islam, 26 Des 2008

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More