This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

29 Juli 2010

Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1431 H

28 Juli 2010

Untukmu

Untuk seseorang yang memiliki cinta yang tak terbatas untukku

Dimatamu aku adalah sosok yang sempurna. Dengan segala kekuranganku cintamu tak pernah pudar. Kepercayaan dan kasihmu selalu kau berikan untukku. Apapun aku, seperti apapun diriku, wajahku, bentuk tubuhku tapi cintamu selalu hadir buatku.

Sayang, terima kasih atas segala cinta yang engkau miliki. Maafkan jika aku sering salah berucap lupa bermaaf.

Sayang, doakan aku selalu bisa jadi yang terbaik untukmu. Hari ini, esok dan selamanya.Aku ingin cinta kita selalu diridhai oleh Nya.

Sayang, aku cinta kamu.

Karena engkau adalah SAUDARAKU

Apa jadinya jika kamu tahu kalau kamu dilahirkan untuk melengkapi organ tubuh saudaramu yang lain?

Adalah Anna, gadis kecil berusia 11 tahun yang dilahirkan dari hasil in vitro fertilization (bayi tabung) Anna diciptakan sesuai dengan genetik kakak perempuannya yang bernama kate. Kate adalah penderita leukemia akut. Jadi Anna dilahirkan untuk diambil organ tubuhnya demi sang kakak.
Anna tidak terima, kemudian dia mengajukan gugatan kepada kedua orang tuanya. Gugatannya adalah emansipasi medis dan hak atas tubuhnya sendiri.

Cerita diatas adalah potongan cerita dari sebuah film my sister keeper. Film yang diproduksi tahun 2009 menampilkan akting cantik dari Abigail Breslin, Sofia Vassilieva, Cameron Diaz dan Alec Baldwin. Sebenarnya Dakota Fanning pernah ditawari membintangi film ini, tapi dia menolak untuk mencukur habis rambutnya sampe plontos demi peran gadis penderita kanker darah. Aku lagi ngebayangin kalau Dakota yang meranin tokoh Kate, mungkin hasilnya akan lebih luar biasa. Karena aku suka banget ma akting Dakota.

Akhir dari cerita ini diluar perkiraanku. Ternyata ikatan darah sesama saudara begitu kuat dan tidak bisa dipisahkan oleh rasa keegosian semata.

Tubuh kita memang milik kita, namun sejatinya Dia lah sang pemilik segalanya. Apapun yang dilakukan Alex dan Sara (kedua orang tua Anna dan Kate) hanyalah sebuah usaha. Penentuan adalah dari Nya. Aku salut dengan usaha keras mereka memperjuangkan kehidupan anak perempuannya. Namun mengapa mereka justru mengorbankan anaknya yang lain, walaupun si anak adalah hasil proses bayi tabung, namun dia tetap buah hati mereka juga.

lumbunghati.com

Aku sayang kamu SAHABAT

Manakala hidupmu tampak susah untuk dijalani ... manakala 24 jam sehari terasa masih kurang ... ingatlah akan toples mayones dan dua cangkir kopi.

Seorang professor berdiri di depan kelas filsafat dan mempunyai beberapa barang di depan mejanya. Saat kelas dimulai, tanpa mengucapkan sepatah kata, dia mengambil sebuah toples kosong mayones yang besar dan mulai mengisi dengan bola-bola golf.

Kemudian dia berkata pada para muridnya, apakah toples itu sudah penuh. Mereka menyetujuinya.

Kemudian dia mengambil sekotak batu koral dan menuangkannya ke dalam toples. Dia mengguncang dengan ringan. Batu-batu koral masuk, mengisi tempat yang kosong di antara bola-bola golf.

Kemudian dia bertanya pada para muridnya, apakah toples itu sudah penuh. Mereka setuju bahwa toples itu sudah penuh.

Selanjutnya profesor mengambil sekotak pasir dan menebarkan ke dalam toples ... Tentu saja pasir itu menutup segala sesuatunya. Profesor sekali lagi bertanya apakah toples sudah penuh
Para murid dengan suara bulat berkata, "Yes"

Profesor kemudian menyeduh dua cangkir kopi dari bawah meja dan menuangkan isinya ke dalam toples, dan secara efektif mengisi ruangan kosong di antara pasir.
Para murid tertawa.

"Sekarang," kata profesor ketika suara tawa mereda,

"Saya ingin kalian memahami bahwa toples ini mewakili kehidupanmu."

"Bola-bola golf adalah hal-hal yang penting, Tuhan, keluarga, anak-anak, kesehatan, teman dan para sahabat"

"Jika segala sesuatu hilang dan hanya tinggal mereka, maka hidupmu masih tetap penuh."

"Batu-batu koral adalah segala hal lain, seperti pekerjaanmu, rumah dan mobil."

"Pasir adalah hal-hal yang lainnya -- hal-hal yang sepele."

"Jika kalian pertama kali memasukkan pasir ke dalam toples," lanjut profesor, "Maka tidak akan tersisa ruangan untuk batu-batu koral ataupun untuk bola-bola golf. Hal yang sama akan terjadi dalam hidupmu."

"Jika kalian menghabiskan energi untuk hal-hal yang sepele, kalian tidak akan mempunyai ruang untuk hal-hal yang penting buat kalian."

"Jadi ..."

"Beri perhatian untuk hal-hal yang kritis untuk kebahagiaanmu."

"Bermainlah dengan anak-anakmu."

"Luangkan waktu untuk check up kesehatan."

"Ajak pasanganmu untuk keluar makan malam"

"Akan selalu ada waktu untuk membersihkan rumah dan memperbaiki perabotan."

"Berikan perhatian terlebih dahulu kepada bola-bola golf. Hal-hal yang benar-benar penting. Atur prioritasmu. Baru yang terakhir, urus pasir-nya."

Salah satu murid mengangkat tangan dan bertanya, "Kopi mewakili apa?"

Profesor tersenyum

"Saya senang kamu bertanya."

"Itu untuk menunjukkan kepada kalian, sekalipun hidupmu tampak sudah begitu penuh, tetap selalu tersedia tempat untuk secangkir kopi bersama sahabat...."

My Note: sederhana sekali kisah diatas, tapi aku merasa tersentuh, tulisan itu aku dapatkan disebuah milis. Mungkin sebagian dari sahabat blogger sudah membacanya. aku hanya ingin berbagi dengan kalian dan bilang betapa sahabat seperti kalian telah melengkapi hidupku yang indah. I love you guys/ lumbungpadi.com


27 Juli 2010

Momentum Ramadhan

Rate This
Quantcast

Momentum Ramadhan

Sungguh telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan penuh keberkahan. Allah memfardhukan atas kamu puasanya. Di Dalam bulan Ramadhan dibuka segala pintu surge dan dikunci segala pintu neraka dan dibelenggu seluruh setan. PAdahal ada suatu malam yang lebih baik daripada 1000 bulan. Barangsiapa tidak diberikan kepadanya kebaikan malam itu, maka sesungguhnya dia telah dijauhkan dari kebaikan. ( HR. Ahmad )

Sahabat sahabat sekalian, dalam hitungan hari kedepan akan datang sebuah bulan yang sangat dinanti oleh semua umat Muslim, bulan dimana amal kebaikan dinilai berlipat, bulan dimana kita bisa belajar lebih banyak untuk menjadi muslim yang lebih dekat dengan Allah, dan bulan dimana kita bisa melatih diri untuk menjadi insan yang peduli dan empati. Sebuah harapan besar tentunya pasca-bulan Ramadhan ini kita semua dapat menjadi seorang muttaqin dimata Allah.

Sahabat sekalian, sebagai seorang muslim yang visioner akan masa depan dirinya di dunia dan akhirat, bulan Ramadhan ini tentu tidak bisa kita lewatkan begitu saja. Sungguh sangat disayangkan jika bulan yang mulia ini hanya kita lewati dengan lalu tanpa ada kesan dan bekas yang mendalam pada diri. Seorang ulama pernah berpesan, “Bulan Ramadhan ibarat panen raya ( baca : amal ), dimana pada bulan ini seorang muslim ibarat tinggal menuai hasil dari proses membajak, menanam bibit, memumpuk, menyiram, dan merawat yang telah dipersiapkan selama 11 bulan sebelumnya”. Oleh karena itu, selagi masih ada waktu sebelum Ramadhan, marilah kita semua mempersiapkan diri untuk menyambut tamu istimewa dari Allah ini dengan mulai berlatih bangun pagi ( untuk persiapaan sahur ), membaca Qur’an ( dimulai dari 5 menit saja setiap harinya ), lalu memperbanyak infaq dan sedekah kepada yang membutuhkan. Dengan memulai latihan ini harapannya kita bisa lebih siap dan bisa lebih banyak memberikan amal terbaik kita di bulan Ramadhan ini.

Sahabat sekalian, bulan Ramadhan adalah bulan momentum, banyak sekali momentum yang bisa dimanfaatkan untuk belajar dan berkontribusi. Momentum itu antara lain; (1) momentum pahala, (2) momentum do’a, (3) momentum penerapan syariah, dan (4) momentum cinta.

Momentum Pahala

Sesungguhnya seseorang yang di dalamnya tak ada lagi secuil cahaya Al Qur’an, ibarat rumah kosong yang roboh (HR Tirmizi)

Di bulan mulia ini bisa kita manfaatkan untuk berlatih beramal lebih, amal disini bisa dalam bentuk ibadah mahdah, atau amal yang bersifat muamalah. Amal yang dalam bentuk ibadah mahdah antara lain seperti Shalat subuh berjamaah di masjid, Shalat sunnah dhuha, Shalat sunnah rawatib, tilawah ( mengaji ), atau dengan memperbanyak Shalat malam. Di bulan Ramadhan ini lingkungan sekitar biasanya mendukung kita untuk melakukan semua ini, jangan sampai kita justru mengisi Ramadhan ini dengan hal-hal yang sia-sia seperti buka puasa secara berlebihan, atau mungkin tidak punya target ibadah tertentu di bulan ini dan mengisi malam-malam di bulan Ramadhan dengan hal-hal yang tidak membuat diri semakin dekat dengannya.

Bentuk amal lain yakni yang bersifat muamalah, atau yang berhubungan langsung dengan manusia. Bisa kita aplikasikan dalam bentuk infaq dan sedekah, atau mungkin untuk Anda yang memiliki kapasitas lebih, bisa dengan mengadakan acara seperti baksos, sahur on the road, buka bareng bersama anak yatim atau mungkin mengisi acara ta’lim atau kajian Ramadhan.

Momentum Do’a

Perbanyak do’a di bulan Ramadhan, mungkin pesan ini sudah sangat sering kita dengar. Akan tetapi memang, pesan ini benar adanya, pada bulan Ramadhan banyak sekali waktu waktu tertentu yang baik untuk memanjatkan do’a, sehingga jangan sampai kita melewatkan kesempatan emas ini. Untuk berdo’a Anda tidak perlu menggunakan bahasa arab, gunakan saja bahasa yang Anda pahami, Allah pasti akan memahaminya. Sediakan waktu khusus untuk berdo’a, biasanya waktu malam menjadi saat yang tepat, dimana kita bisa bermunajat kepada Allah, dan kita hanya merasa berdua dengan Allah. Banyak-banyak berkomunikasi dengan Allah dalam bentuk do’a dan meminta sesuatu. Sampaikan hal-hal yang Anda inginkan secara jelas, dan jadikan kedekatan Anda dengan Allah sebagai sebuah sumber kekuatan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

Apabila hati itu suci, maka ia tak akan pernah kenyang untuk membaca Al Qur’an ( Utsman bin Affan )

Tentunya proses komunikasi yang intens selama bulan Ramadhan, harus tetap dilanjutkan bahkan ditingkatkan setelah bulan Ramadhan usai, sehingga Ramadhan tahun depan kita bisa lebih banyak lagi mendekatkan diri dengan Allah, atau dengan kata lain ada continues improvement dalam hal kualitas iman dan ketaqwaan kita.

Momentum Penerapan Syariah

Di bulan Ramadhan ini kita juga bisa memulai untuk berlatih melakukan penerapan syariah secara bertahap. Kondisi lingkungan dan media biasanya juga mendukung diri untuk berlatih dalam hal ini. Mulailah dengan hal yang sederhana, seperti bagi yang masih sering bolong Shalat wajib, mulai di usahakan untuk Shalat in time (dalam range waktu Shalat tertentu), dan yang sudah terbiasa Shalat in time dapat ditingkakan menjadi on time (langsung setelah adzan). Bagi muslimah, bisa memanfaatkan momen Ramadhan ini untuk berlatih menggunakan jilbab dalam kesehariannya. atau penerapan syariah yang berdampak langsung terhadap kinerja diri, seperti disiplin, professional, kejujuran, dan lainnya.

Banyak sekali media untuk belajar Islam saat ini, oleh karena itu mari kita manfaatkan momen berharga ini untuk belajar dan mengaplikasikan nilai-nilai Islam dengan baik. Sungguh sangat indahnya jika nilai nilai ini bisa terealisasikan, betapa kondusifnya bulan ini untuk memulai pembinaan pada diri, keluarga dan masyarakat.

Momentum Cinta

Ramadhan adalah momen menebar cinta untuk sesama. Kesempatan untuk saling berbagi, apakah itu berbagi ilmu, berbagai materil, berbagi perhatian dan sebagai nya untuk sebanya-banyaknya umat manusia. Untuk yang memiliki kelebihan harta, bisa berbagi dengan memberikan sebagian hartanya untuk perbaikan hidup seseorang/keluarga, untuk yang memiliki kemampuan lebih dalam hal ilmu, bisa berbagi dengan mengisi ta’lim, kajian dan ceramah,untuk yang memiliki sense sosial dan empati yang tinggi bisa berbagi dengan memberikan perhatiannya kepada orang lain.

Sungguh banyak sekali kebaikan untuk diri dan umat yang bisa kita lakukan di bulan ini, sebagai langkah awal, marilah kita merencanakan target apa yang akan kita raih di bulan Ramadhan ini, perubahan apa yang ingin Anda raih, dan ingin menjadi insane seperti apa diri Anda setelah Ramadhan usai. Semoga segala amal yang kita lakukan di bulan mulia in diterima oleh Allah dan amal yang dilakukan dapat kita terapkan juga di bulan selain Ramadhan. Freshen up your mind and soul in this holy month.

My Mom Only Had One Eye

images1

My mom only had one eye. I hated her…

She was such an embarrassment.

Ibuku hanya mempuyai satu mata. Aku benci dia… dia begitu memalukanku.

She cooked for students and teachers to support the family.

Dia memasak untuk murid dan guru-guru guna mencukupi kebutuhan keluargaku.

There was this one day during elementary school where my mom came to say hello to me.

Suatu hari saat aku di sekolah dasar, ibu mendatangiku dan mengucapkan salam kepadaku.

I was so embarrassed. How could she do this to me?!

Aku begitu malu saat itu. Bagaimana dia bisa melakukan itu padaku di depan teman-temanku?!

I ignored her, threw her a hateful look and ran out.

Aku abaikan dia dan melemparkan pandangan benci padanya sambil lari.

The next day at school one of my classmates said, “EEE, your mom only has one eye!”

Esok harinya, salah seorang teman kelasku mengejekku dengan mengatakan, “EEE, ibumu hanya punya satu mata.”

I wanted to bury myself…

I also wanted my mom to just disappear.

Aku malu sekali dan ingin mati rasanya. Aku juga ingin ibuku pergi dari kehidupanku.

So I confronted jer that day and said, “If you are only gonna make me a laughing stock, why don’t just die?!!”

Aku bertengkar hebat dengan ibuku dan kukatakan padanya: “Kalau ibu hanya jadi sumber bahan tertawaan teman-temanku, mengapa ibu tak mati saja?.”

My mom did not respond!!

Ibuku tak menjawab…!!

I did not even stop to think for a second about what I had said, because I was full of anger.

Aku sama sekali tak mau berfikir tentang apa yang kukatakan karena aku sangat marah padanya.

I was obvious to her feelings…

Aku tak pedulikan apapun perasaan dia..

I wanted out of that house…

Aku ingin keluar dari rumah itu…

So I studied real hard, got a chance to go to Singapore to study.

Jadi aku belajar dengan keras agar aku mendapat kesempatan belajar di luar negeri.

Then, I got married. I bought a house of my own. I had kids of my own. I was happy with my life.

Kemudian aku menikah, kubeli rumah, aku punya anak dan aku hidup bahagia.

Then one day, my mother came to visit me. She hadn’t seen me in years and she didn’t even meet her grandchildren!

Suatu waktu ibu mengunjungiku. Dia bertahun-tahun tak melihatku dan bahkan belum pernah bertemu cucu-cucunya.

When she stood by the door, my children laughed at her.

Ketika ibu berdiri di depan pintu,anak-anakku menertawakannya.

I scareamed at her, “How dare you come to my house and scare my children!”

“GET OUT OF HERE! NOW!!”

Aku bereteriak padanya: “Betapa beraninya kamu datang ke rumahku dan menakut-nakuti anakkku.” “Pergi kamu dari sini sekarang!”

And to this, my mother quietly answered, “Oh, I am so sorry. I may have gotten the wrong address,” and she disappeared out of sight.

Ibuku menjawab perlahan: “Maaf… saya salah alamat” dan diapun pergi.

One day, a letter regarding a school reunion came to my house.

Suatu waktu, ada undangan reuni di kirimkan ke rumahku.

So I lied to my wife that I was going on a business trip.

Jadi aku berbohong pada istriku, kukatakan bahwa aku ada tugas keluar kota.

After the reunion, I went to the old shack just out of curiosity!!

Usai reuni, aku mampir ke kampungku untuk sekedar rasa ingin tahu.

My neighbors said that she died.

Salah seorang tetanggaku mengatakan bahwa ibuku telah meninggal dunia.

I did not shed a single tear!!

Aku tak terharu ataupun meneteskan air mata!!

They handed me a letter that she had wanted me to have…

Tetanggaku itu menyerahkan sepucuk surat dari ibu untukku.

My dearest son, I think of you all the time…

Anakku tersayang, aku memikirkanmu setiap waktu…

I am sorry that I came to Singapore and scared your children.

Maafkan aku datang ke rumah mu dan membuat takut anak-anakmu.

I was so glad when I heard you were coming for reunion.

Aku sangat bahagia ketika kudengar kau akan datang ke reuni.

But I may not be able to even get out of bed to see you,

Tapi sayangnya aku tak bisa bangkit dari tempat tidurku untuk melihatmu.

I am sorry that I was constant embarrassment to you when you were growing up.

Maafkan aku yang membuat malu kamu saat kita masih bersama.

You see… when you were very little, you got into an accident, and lost your eye.

Ketahuilah anakku… ketika kau masih kecil, kau mengalami kecelakaan yang membuatmu kehilangan matamu.

As a mother, I couldn’t stand watching you having to grow up with one eye.

Sebagai ibu, aku tak bisa berdiam diri membiarkan mu tumbuh dengan satu mata saja.

So, I gave you mine…

Jadi… kuberikan satu mataku padamu..

I was so proud of my son who was seeing a whole new world for me, in my place, with that eye.

Aku sangat bangga pada anakku yang telah memperlihatkanku dunia baru untukku di tempatku, dengan mata itu..

With my LOVE to you…

Bersama cintaku…

Your MOTHER…

IBUMU…

Omar Ebnul Khatab said: (Once upon time while we had some captives we saw captive a woman taking babies, held them tight and breast fed them. The prophet asked us: “Do you think this woman will throw his baby in fire?” we said: “No if she has the choice. Then He said: Allah is more merciful to his worshiper than her with her sun.)

The prophet (shallallahu Alaihi wa Sallam) told us that we must obey Allah and His messenger at all times but after that Comes your mother then your mother then your mother then your father.

Thanks Allah we are Muslims.

AKU CINTA KAMU ISTRIKU

593131114lAku pernah bertanya kepada suamiku: “Apakah engkau mencintaiku?”

Dia tersenyum sambil balik bertanya : “Kenapa engkau tanyakan itu ?”

Aku menjawab: “Karena engkau tidak pernah mengucapkan kata-kata cinta kepadaku, sementara suami saudariku tidak pernah berhenti mengungkapkan cinta kepadanya pada setiap kesempatan dan di hadapan semua orang.”

Dia kembali bertanya: “Apakah engkau benar –benar tidak merasakan cintaku kepadamu? Apakah semua sikapku terhadapmu tidak mempu menerjemahkan makna-makna cinta, rindu, dan penghargaan terhadapmu? Apakah kerinduanku untuk pulang ke rumah agar merasakan ketenangan di sampingmu, setelah sehari penuh melakukan pekerjaan berat, tidak cukup untuk menjadi bukti cintaku kepadamu? Apakah kesungguhanku dalam memberimu makan dan anak-anak dengan makanan yang halal lagi bergizi walau aku harus melawan rayuan setan, tidak cukup untuk menjadi bukti cintaku kepadamu? Apakah ini, ini, dan ini… tidak cukup menjadi bukti cintaku kepadamu? Apakah setelah melihat semua itu, engkau masih bertanya kepadaku ‘apakah aku mencintaimu?’”

Di hadapan gejolak perasaan itu, aku jadi merasa malu terhadap diriku sendiri, lalu aku berkata kepadanya: “Aku yakin engkau mencintaiku, tetapi aku ingin mendengarnya langsung darimu.”

Maka dia berkata kepadaku: “Aku cinta kamu! Aku cinta kamu, benar-benar mencintaimu.”

Sumber: Seni Menciptakan Suasana Selalu Romantis dan Bahagia. Karya: Az-Zahur

Istriku, ada tempat khusus dihatiku untukmu

da hari –hari pertama atau bulan-bulan pertama pernikahan sering terjadi percakapan antara suami istri yang jauh sekali berbeda dengan percakapan antara mereka setelah pernikahan berjalan beberapa bulan atau beberapa tahun. Oleh karaena itu, suami tidak perlu kaget lagi ketika istri menanyakan sebuah pertanyaan yang sangat memojokkan dirinya: “Siapa yang lebih engkaku cintai, aku atau ibumu?”

muslimah_v02_by_yip87 Dia tahu apa yang mungkin terjadi pada diri istrinya seandainya dia menjawab: “Aku lebih mencintai ibuku.” Akan tetapi, dia justru tahu apa yang mungkin terjadi pada dirinya seandainya dia menjawab: “Aku lebih mencintaimu”. Oleh sebab itu, dia pun memandang ke langit dan berkata: “Aku mohon pertolongan-Mu, wahai Tuhanku.”

Ketika itu dia teringat beberapa ayat al-Quran dan beberapa Hadits Nabi yang mendorong seseorang untuk menjaga perasaan ibu, juga yang mendorong suami untuk menjaga perasaan istri. Maka dia pun memilih jalan selamat dan bermaksud dapat menyenangkan kedua belah pihak.

Suami itu pun bertanya kepada istrinya: “Mana yang lebih engkau sukai, mata kananmu atau mata kirimu?”

Tak disangka, istrinya tersenyum gembira, senang, dan bahagia. Di dalam hati istri berkata: “Betapa tamaknya jika aku meminta kepadanya lebih dari itu. Cukuplah aku menjadi salah satu dari dua matanya.”

Sementara itu, diam-diam suami bersyukur kepada Allah , karena istrinya tidak bertanya: “Apakah aku mata kananmu atau mata kirimu?”

Agar kesempatan ini tidak berlalu begitu saja, sang suami menyambung perkataannya: “Sudah menjadi kehendak Allah bahwa Dia memberIkan kesempatan kepada hati orang yang beriman untuk mencintai beberapa orang dan beberapa hal. Akan tetapi percayalah, wahai istriku tersayang, bahwa di hati ini, engkau memiliki tempat khusus; ibuku memiliki tempat khusus; dan negeriku juga memililki tempat khusus. Aku juga ingin menegaskan bahwa masing-masing dari yang kusebutkan diatas memiliki cinta tersendiri dan rasa tersendiri.”

Untuk kedua kalinya, hati istri berbunga-bunga seraya berkata dalam hati dengan penuh kerelaan dan ridha: “Aku memiliki tempat khusus di hatinya. Kedudukanku adalah seperti salah satu dari dua matanya. Apa lagi yang aku inginkan?! Apakah aku ingin segalanya untukku? Bukankah di dunia ini ada yang lain selain aku? Ya Allah, hanya kepada-Mu pujian dan syukur atas pemberian-Mu yang teramat indah juga atas nikmat-Mu yang terasa besar.

Sumber: Seni Menciptakan Suasana Selalu Romantis dan Bahagia. Az-Zahur

Biarkan Aku Tetap Memilih-Mu


Jalan yang mendekatkan aku pada-Mu
Yaitu jalan orang-orang yang sholeh
Dan aku yakin inilah sebenar-benarnya jalan
Cintaku pada-Mu ta akan pernah dikecewakan

Namun Ya Allah..ampuni aku
Godaan terus membuntutiku
Hingga terkadang hatiku condong
Fitrah hati ini terlalu berat untuk kubuang
Terlalu pahit untuk kutelan

Walaupun begitu
Dengan sekuat hati aku
Ingin menggapai cinta-Mu
Bantulah aku Ya Allah
Agar aku tak kesasar
Dalam melabuhkan cintaku

Bantulah aku untuk menyingkirkan
Segala cinta dan rindu bila akan bermuara pada napsu
Bimbinglah aku untuk tetap berada dijalan-Mu
Teguhkan hatiku hanya untuk mencari keridhaan-Mu

Tolonglah aku Ya Allah
Agar aku dapat mengisi bejana cintaku untuk-Mu
Jauhkanlah aku dari rasa dahaga cinta dari orang yang tidak halal bagiku
Tetapkan kasihku dalam selimut suci-Mu
Agar aku tak kecundang dijajah cinta dusta manusia

Gagahkan aku Ya Allah
Untuk menenggelamkan kapal cinta manusia
Walau ianya segagah gunung uhud
Tetap kupinta..karamkanlah
Jika ianya berlayar dilautan dosa

Dan kumohon Ya Allah
Damaikan ombak dihati ini
Walau badai datang mengundang
Kasihku diikat didasar Rabbi
Karena ia hanya ujian
Dan akan kuterus tekadkan janji
Akan mencinta pada Sang pemberi Cinta

http://rosejuliet.blogspot.com/2010/02/biarkan-aku-tetap-memilih-mu.html

Mawarputih Itu Telah pergi


"Tunggu sebentar" teriak Nissa memberhentikan langkahku (Nissa adalah sahabat karibku satu ta'lim di masjid Jami' Central Hong Kong, dia pulalah yang mengenalkan aku dengan kegiatan positif itu..pribadi dan sifatnya sangat menyenangkan, hingga membuatku cepat akrab dengannya

"Mau ngapain Niss..?" tanyaku..tanpa jawaban kulihat Nissa sudah mengahmpiri penjual bunga dan mengambil satu tangkai mawar putih.
"untuk apa kau beli bunga mawar ini Niss..?bukankah ini termasuk dalam pemborosan yang tak pernah diajarkan dalam Islam" tanyaku tanpa tendeng dan aling-aling

"Rin..bila kau membeli sesuatu dan kau rasakan manfaatnya dalam pembelian itu..maka itu bukan berarti pemberosan, aku suka mawar putih dan perasaanku begitu bahagia sa'at aku memandangnya ada dipojokan kamarku..aku rasa ini bukanlah suatu pemborosan" jawabnya sambil membela diri

Akupun mengiyakan sekenanya "Rin..bulan depan aku akan pulang keindonesia..aku rasa cukuplah 4tahun kerja di Hong Kong, aku pulang hendak menyempurakan sebagian dari Dienku"

"Barokallohu fik ya Niss..semoga Alloh memudahkan jalanmu, doakan aku cepet nyusul ya" candaku "amin..trimakasih Rin..tentu sobat kau juga akan selekasnya nyusul" jawabnya dan kamipun tertawa bersama

Waktu berlalu kini telah genap 6bulan Nissa diindonesia dan telah menikah dengan orang yang mencintai dan dicintainya..sekarang Nissa dalam keadaan mengandung, antara aku dan Nissa masih saling memberi kabar lewat SMS dan Telpon, 8bulan sebelum kepulanganku...akupun meng SMS dia

"Assalamualaikum Niss..apa kbrmu dan kbr keluargamu..?gimana dgn kandunganmu..?oh ya Nis aku akan pulang 8bulan lagi..maka dari itu aku minta tolong, bila dalam pandanganmu ada seorang pria yang baik..bolehlah dikenalkan sama aku"

Tak lama akupun menerima jawaban darinya "wa'alaikumsalam..alhamdulillah semua baik saja..kandunganku juga baik saja, mengenai kemauanmu itu saya bisa bantu..tapi pria itu duda dengan satu anak yang masih kecil dan istrinya meninggal sa'at melahirkan..?apakah kamu mau dan siap meneriamnya..?"

"Tidak mengapa.yang terpenting dia baik dalam pandanganmu Niss..bila dia baik dalam pandanganmu....insya Alloh baik juga menurutku..trimakasih, kapan-kapan disambung lagi ya..wassalam"

"Insya Alloh dia baik untukmu, untuk agamamu, untuk keluargamu, untuk duniamu..dan untuk akhiratmu..insya Alloh, wa'alaikumsalam"

Setelah percakapan melalui SMS..Nissa semakin susah dihubungi..pikiran dan perasaanku amat tidak enak, sepertinya ada sesuatu yang menimpa Nissa..tapi aku sabar..mungkin sa'at ini Nissa dalam detik-detik melahirkan, hingga akhirnya SMS masuk di Hpku kubuka dan kubaca "alhamdulillah Nissa sudah melahirkan seorang putri yang cantik" cuma begitu isi dari SMS itu..kuhubungi no HP Nissa tak pernah dijawabnya..tapi kalau SMS selalu dijawab, bahkan satu SMSnya dia hendak menjemputku dibandara bila nanti aku pulang, akupun senang dan mengiyakannya saja

Waktu yang kutunggu akhirnya tiba..aku pulang kembali keindonesia, aku telpon Nissa tidak diangkatnya..hanya SMSku yang dijawabnya, perjalananku pulang keindonesia membawa sejuta tanya atas diri Nissa..mengapa Nissa tak menjawab telponku dan hanya SMS padaku..?

Tepat jam 7:00 AM aku sampai dibandara semarang..begitu turun ada pesan singkat di layar HPku "pandanglah lurus kedepan..ada seorang pria berdiri sambil menggendong anak berumur sekitar 6bulanan..itulah suami Nissa"

Kupandang kedepan..kutemukan seorang pria tersenyum kearahku dan dalam gendongannya ada seorang putri mungil yang masih terlelap..dia tersenyum, aku tersenyum..setelah mengucap salam dia menyodorkan amplop yang berisi surat sambil berkata "bacalah..dan jangan bertanya bila kau belum membacanya"

dengan gemetar kuambil dan kuamati surat yang diberikannya padaku, dengan perasaan tak menentu aku mulai membuka dan membacanya

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuhu

teruntuk: Sahabat terbaikku
Bissmillahirokhmanirokhim
Sebelum kau membaca surat ini..aku ingin kau tersenyum terlebih dahulu sahabat, tesenyumlah kau manis dalam senyum

Rini sahabatku yang baik hati..maafkan aku yang tak bisa berterus terang denganmu perihal sakitku yang telah sejak lama bernaung dalam badanku..namun walau begitu aku wanita yang sangat beruntung karena diberi kesempatan untuk melahirkan seorang putri serta menikah dengan orang yang mencintaiku apa adanya

Hanya melalui selembar kertas inilah aku akan bercerita padamu tentang sakit yang aku derita ini..sahabat, sebenarnya sudah sejak 3tahun yang lalu aku menderita leukimia..karena tak ingin dipulangkan keindonesia dan aku juga takut berobat kedokter..maka sakit itu aku simpan sendiri, semua berawal sa'at aku merasa setiap selesai makan aku ingin selalu muntah..tak kuat dengan hal ini akupun pergi kedokter dan dokter memvonisku menderita penyakit leukimia da harus secepatnya diobati, tapi sedikitpun aku tak mengindahkan nasehat dokter karena memang aku takut berobat

Hingga puncaknya setelah melahirkan seorang putri aku pasrah apapun yang akan terjadi pada diriku, dan sa'at aku menulis surat ini untukmu..serasa hidupku sudah tak lama lagi, sakit itu merajaiku..bersyukur dengan sisa kekuatan yang ada dan atas bantuan suamiku aku bisa menulis surat ini untukmu

Rini sahabat terbaikku..inti dari surat ini adalah aku ingin kaulah yang menggantikan posisiku dikeluargaku, aku telah percaya padamu karena kau bagiku juga cerminan dari diriku sendiri..didiklah anakku sebaik mungkin..jadikanlah putriku sebagai muslimah yang tangguh dizaman yang telah serba modern ini, bekalilah Ia dengan ilmu agama..karena sebaik-baik ilmu adalah yang bermanfa'at untuk akhiratnya

Suamiku juga telah dengan ikhlas akan menerimamu sebagi istrinya dan Ibu dari anak-anaknya, pesanku..bentuklah keluarga yang sakinah, mawa'adah warohmah..dengan istilah *Baiti Jannati*

Rini sahabatku..ingin sekali rasanya aku lanjutkan untuk tetap menulis sebanyak-banyaknya..namun tenagaku sudah tak mencukupi, aku sudah lemas tiada daya..Rini bila selama ini sa'at kita bersahabat ada salah yang menoreh lara dihatimu..aku sebagai manusia biasa yang tak terhindar dari segala kekurangan dengan ini meminta keikhlasanmu untuk memaafkanku..dan kutitipkan amanah keluargaku ditanganmu..semoga kau dapat menerimanya dengan ikhlas

Rini..aku tahu kamu sambil menangis..tidak usah menangis..semua kehidupan tentu akan berakhir..maka dari itu tersenyumlah..bukannya telah aku bilang kau terlihat manis bila tersenyum..oh ya bila nanti engkau menjengukku karena pingin tahu diamana makamku, jangan lupa bawakan aku setangkai mawar putih..mungkin aku cukupkan sekian dulu..trimakasih atas segala kebaikanmu, dan semoga kelak kita berkumpul kembali diJannah-Nya..akhir kata
wassalamaalikum warohmatullohi wabarokatuhu

Setelah membaca surat dari Nissa aku tak merasakan apa-apa semuanya gelap, sunyi dan senyap..begitu bangun telah aku dapati bahwa aku terbaring dirumah Nissa dengan banyak orang disekelilingku

Besoknya aku mengunjungi makam Nissa tak lupa setangkai mawar putih kubawakan untuknya..disana diahadapannya aku berjanji akan melaksakan amanah sebaik-baiknya, siap menjadi Ibu dari putrinya..siap menikah dengan suaminya dan menjadi Ibu dari anak-anaknya, selamat jalan Nissa semoga kelak kita berkumpul kembali di Jannahnya seperti apa yang kau tulis disuratmu..amin

Coretan diahad pagi dengan cerita True Love Story
catatan: kisah nyata tapi bukan kisah Rose..

10 KIAT MENJADI SAHABAT YANG BAIK

Sahabat sangat berarti bagi kita. Manusia ditadirkan untuk hidup bersahabat, sahabat memberi arti dalam hidup kita, walaupun kadang-kadang sahabat itu pernah menyakitkan hati. Sahabat ada yang baik, dan ada juga yang menghancurkan atau menyesatkan, untuk itu tidak salah untuk menjaga pergaulan, sehingga tidak terjerumus dalam kesesatan. Dalam bersahabat kita harus bisa mengerti satu sama lain, ada ujaran-ujarang mengatakan Musuh mudah dicari, sahabat sulit didapat. Terus bagaimana menjaga hubungan baik dengan sahabat?? Berikut ini diberikan seorang temen baik ku, 10 Kita Menjadi Sahabat Yang Baik..



10 KIAT
MENJADI SAHABAT YANG BAIK

1.
Bersikaplah terbuka. Keterbukaan tidak saja akan membuat sahabat anda lebih mengenal anda, tetapi anda juga akan lebih mengenal diri sendiri.

2.
Ungkapkanlah perasaan-perasaan, keinginan dan harapan-harapan anda. Hanya dengan keterbukaan, anda bisa bicara dari hati kehati, dan itu sangat penting bagi keintiman persahabatan.

3.
Ciptakanlah keseimbangan antara memberi dan menerima. Anda tidak cukup hanya berperan sebagai pemberi tanpa menerima atau hanya sebagai penerima tanpa memberi. Hal ini menyangkut aspek yang luas, termasuk berbagi kegembiraan dan kesedihan.

4.
Terimalah sahabat anda sebagaimana adanya. Jadilah sahabatnya tanpa menuntutnya berubah sesuai keinginan anda. Mungkin dia terlalu cerewet, agak cuek, sangat sensitif atau matre. Dia memang tidak sempurna dan mungkin sering melakukan hal-hal yang anda tidak sukai. Namun jangan lupa, andapun tidak luput dari kelemahan dan kekurangan.

5.
Bila sahabat anda mempunyai sifat atau kebiasaan yang umumnya tidak disukai orang lain dan bisa menghambat pergaulannya, ingatkanlah dia pada waktu yang tepat. Barangkali selama ini dia tidak menyadari atau belum pernah ada seorangpun yang mengkritiknya. Kalau diperlukan, berilah saran dan biarkan dia berubah sedikit demi sedikit. Supaya fair, boleh juga anda memintanya mengkritik anda.

6.
Bermurahhatilah. Ulurkanlah tangan ketika ia memerlukan bantuan, hiburlah ketika dia sedang sedih, dengarkanlah ketika dia mencurahkan isi hatinya,
temanilah ketika dia mengalami masa-masa sulit, doronglah semangatnya dll.

7.
Berikanlah perhatian. Meskipun ia tampak tidak membutuhkannya, namun dia akan senang menerimanya. Jangan melupakan hari-hari istimewanya, bawakan oleh-oleh ketika anda pulang dari kota, pujilah potongan rambutnya yg bagus, tanyakan khabar keluarganya, dsb.

8.
Bersikaplah penuh toleransi. Tidak ada masalah bila Anda berbeda dengan sahabat Anda, baik agama, suku, prinsip atau kebiasaan. Semua itu bisa memperkaya suatu persahabatan bila kedua belah pihak mau saling menghargai. Dan semakin baik toleransi anda, maka akan semakin matang kemampuan anda bersosialisasi. Hargailah sahabat anda sebagai seorang pribadi yang punya harga diri. Meskipun hubungan sudah sangat akrab, dia masih bisa tersinggung dengan sikap dan ucapan anda. Hatinya bisa terluka bila dihina, dikecam atau dipermalukan, meskipun dalam konteks bercanda.

9.
Hormatilah privasi sahabat anda. Bila dia menceritakan sesuatu rahasia, jangan membocorkannya karena itu berarti mengkhianati perasaannya. Ketika dia sedang ingin sendiri, jangan mengganggunya. Jangan tergoda untuk membuka buku hariannya, tas atau dompet miliknya tanpa ijin, dsb.

10.
Bila terjadi konflik, selesaikanlah segera . Mulailah mengambil inisiatif untuk menyelesaikannya. Jangan menunda-nunda apalagi bersikap seakan-akan tidak ada masalah. Meskipun konflik bisa mengganggu hubungan persahabatan, namun bila diselesaikan dengan baik bisa membuat hubungan menjadi lebih intim.


Orang yang mempunyai sahabat akan lebih sehat dan bahagia daripada mereka yang tidak punya seorangpun. Seorang sahabat lebih berharga dari emas atau permata. Kekayaan tidak bisa membelikan Anda seorang sahabat atau membayar kerugian akibat kehilangan seorang sahabat.

Mohon maaf apabila info ini telah pernah dimuat di media lain, dan tidak dituliskan dalam posting ini, karena info ini diterima lewat mailing list dan tidak dicantumkan diambil dari mana asalnya.

Bila di Karuniai Sahabat yg Baik, maka PELIHARALAH..

... itulah judul majalah tarbawi yang sampai ke tanganku sehabis mengajar hari ini . Karena tertarik dengan judulnya, aku langsung baca majalah ini. Kebetulan tugasku ngajar sudah selesai jam 9.45..

Sahabat adalah karunia. Sahabat yang baik adalah aset. Berbicara tentang sahabat adalah bicara tentang bagaimana kita mencari, bagaimana kita berinteraksi, dan bagaimana kita memelihara persahabatan itu. Tiga hal yang harus kita jadikan dasar dalam mencari dan memilih sahabat.

1. Apa dasar persahabatan kita?

Kita menginginkan sahabat yang tidak terbatas hanya di dunia ini. Dan sahabat dengan jangka waktu yang panjang seperti itu, hanya bisa kita dapatkan jika persahabatan tersebut kita landaskan pada ketaqwaan kita pada Allah SWT.
Persahabatan yang sangat kuat, dekat dan akrab, pada hari kiamat nanti akan putus. Bahkan akan saling memusuhi. Kecuali orang-orang yang berkawan dekat, bersahabat akrab itu adalah orang-orang yang bertaqwa. Dalam Al Quran, Allah berfirman, " Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa." (QS. Az Zukhruf:67)

2. Bagaimana fungsi persahabatan itu?

Bagi sesama orang yang beriman, fungsi persahabatan adalah sebagai penolong, penopang perjalanan kita menuju Allah. Rasulullah bersabda, " Barangsiapa meringankan beban kesusahan seorang mukmin dari beban kesusahan di dunia, maka Allah akan meringankan beban kesusahan di hari kiamat. Dan barangsiapa memudahkan orang yang kesusahan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah akan menutupinya di akhirat. Dan Allah selalu menolong hamba-Nya selama hamba itu selalu menolong saudaranya." (HR Muslim)

3. Seperti apa bentuk persahabatan itu?

Kita harus mencari sahabat yang mau menasihati kita, bahkan kadang mengkritik kita. Meluruskan kita bila kita menyimpang. Jangan mencari sahabat yang membiarkan kita, atau malahan sebaliknya, menjerumuskan kita ke jalan yang menyesatkan.
Di hari-hari yang kian kering dari makna-makna, persahabatan kadang sulit menemukan orisinalitasnya. Ada persahabatan yang tulus, tapi ketulusannya menyimpang karena sama-sama tulus dalam melakukan dosa. Ada juga persahabatan yang hanya lahiriyah semata. Bertemu sebatas kepentingan sesaat. Tidak ada kesetiaan, tidak ada komitmen dan tidak ada manfaat yang saling diberikan.

Sahabat yang baik adalah karunia. Tetapi kita harus mencarinya. Setelah itu menjaganya agar jalinannya kuat hingga akhirat kelak. Seberapa sulit kita mencari sahabat sejati, sesulit itu pula kita memeliharanya. Berikut ini beberapa langkah dalam memelihara persahabatan..
  • Sadari kemuliaan dan keutamaan memiliki seorang sahabat yang baik.
  • Letakkan kesepahaman bahwa persaudaraan ini harus berada di atas jalan Allah.
  • Letakkan dominasi kebaikan seorang sahabat di depan mata kita. Hindari mengingat-ingat kekurangannya, yang bisa mengacaukan suasana persahabatan.
  • Mencoba untuk berbuat baik lebih dahulu kepada sahabat.
  • Sebutlah namanya dalam do'a saat kita sendiri.
Mungkin kita perlu menata kembali cara kita bersahabat dengan orang lain, dan cara kita menjadi sahabat yang baik bagi orang lain.

Semoga Allah mengkaruniakan kepada kita sahabat yang baik. Serta menjadikan diri kita sahabat yang baik bagi baudara-saudara kita...
Amiin ya Robbal 'Alamiinn...


Wallahu'alam bisshowab

sumber : Tarbawi edisi 172

CIRI SAHABAT BAIK KITA

Ciri Sahabat yang mempunyai ciri dibawah ini:

•Jika engkau baik kepadanya, dia akan menjagamu dengan baik
•Jika engkau erat bersahabat dengannya,dia akan selalu ingat akan dirimu
•Jika engkau membutuhkan pertolongan ,maka dia akan membantumu dengan tulus
•Jika engkau mengulurkan bantuan kepadanya maka dia akan menerima dengan baik
•Jika dia mendapat sesuatu nasihat darimu maka diakan mengucapkan terimakasih
•Jika dia melihat sesuatu yang tidak baik dari diri kita, dia akan mengingatkannya
•Jika engkau berduka dan malu untuk meminta tolong , dia akan menanyakan kesedihan kita secara langsung
•Jika datang sesuatu bencana menimpa dirimu, dia akan meringankan kesulitanmu
•Jika engkau berkata kepadanya, niscaya dia akan mendengarkanmu
•Jika engkau merancangkan sesuatu, niscaya dia akan membantu kamu;
•Jika terjadi perselisihan faham, niscaya dia lebih senang mengalah untuk menjaga kepentingan persahabatan
•Dia membantumu menunaikan tanggungjawab serta akan mengingatkan jika kita berbuat salah
•Dia mendorong kita untuk mencapai kejayaan di dunia dan akhirat.

(Edited by Admin)

Salam Sahabat.

Hukum Upacara Peringatan Malam Nisfu Sya’ban


Oleh : Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

Segala puji hanyalah bagi Allah yang telah menyempurnakan agama-Nya bagi kita, dan mencukupkan nikmat-Nya kepada kita, semoga shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam pengajak ke pintu tobat dan pembawa rahmat.

Amma ba’du:

Sesungguhnya Allah telah berfirman:

“Artinya : Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Kuridhoi Islam sebagai agama bagimu.” [Al-Maidah :3]

“Artinya : Apakah mereka mempunyai sesembahan-sesembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diridhoi Allah? Sekirannya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka sudah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zhalim itu akan memperoleh adzab yang pedih.” [Asy-Syura' : 21]

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha dari Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda, “Barangsiapa mengada-adakan suatu perkara (dalam agama) yang sebelumnya belum pernah ada, maka ia tertolak.”

Dalam lafazh Muslim: “Barangsiapa mengerjakan perbuatan yang tidak kami perintahkan (dalam agama), maka ia tertolak.”

Dalam Shahih Muslim dari Jabir radhiallahu ‘anhu bahwasanya Nabi pernah bersabda dalam khutbah Jum’at: Amma ba’du, sesungguhnya sebaik- baik perkataan adalah Kitab Allah (Al-Qur’an), dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, dan sejahat-jahat perbuatan (dalam agama) ialah yang diada-adakan, dan setiap bid’ah (yang diada-adakan) itu adalah sesat.”

Masih banyak lagi hadits-hadits yang senada dengan hadits ini, hal mana semuanya menunjukkan dengan jelas, bahwasanya Allah telah menyempurnakan agama ini untuk umat-Nya. Dia telah mencukupkan nikmat- Nya bagi mereka; Dia tidak mewafatkan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam kecuali sesudah beliau menyelesaikan tugas penyampaian risalahnya kepada umat dan menjelaskan kepada mereka seluruh syariat Allah, baik melalui ucapan maupun pengamalan. Beliau menjelaskan segala sesuatu yang akan diada-adakan oleh sekelompok manusia sepeninggalnya dan dinisbahkan kepada ajaran Islam baik berupa ucapan maupun perbuatan, semuanya itu bid’ah yang tertolak, meskipun niatnya baik. Para shahabat dan ulama’ mengetahui hal ini, maka mengingkari perbuatan-perbuatan bid’ah dan memperingatkan kita darinya. Hal itu disebutkan oleh mereka yang mengarang tentang pengagungan sunnah dan pengingkaran bid’ah, seperti Ibnu Wadhdhoh Ath Tharthusyi dan Abu Syaamah dan lain sebagainya.

Di antara bid’ah yang biasa dilakukan oleh banyak orang ialah bid’ah mengadakan upacara peringatan malam Nisfu Sya’ban dan mengkhususkan pada hari tersebut dengan puasa tertentu. Padahal tidak ada satupun dalil yang dapat dijadikan sandaran, ada hadist-hadits tentang fadhilah malam tersebut tetapi hadits-hadits tersebut dlaif sehingga tidak dapat dijadikan landasan. Adapun hadits-hadits yang berkenaan dengan keutamaan shalat pada hari itu adalah maudhu’. Dalam hal ini, banyak di antara para ‘ulama yang menyebutkan tentang lemahnya hadits-hadits yang berkenaan dengan pengkhususan puasa dan fadhilah shalat pada hari Nisfu Sya’ban, selanjutnya akan kami sebutkan sebagian dari ucapan mereka. Pendapat para ahli Syam di antaranya Hafizh Ibnu Rajab dalam bukunya “Lathaiful Ma’arif” mengatakan bahwa perayaan malam Nisfu Sya’ban adalah bid’ah dan hadits-hadits yang menerangkan keutamaannya lemah. Hadits-hadits lemah bisa diamalkan dalam ibadah jika asalnya didukung oleh hadits-hadits shahih, sedangkan upacara perayaan malam Nisfu Sya’ban tidak ada dasar hadits yang shahih sehingga tidak bisa didukung dengan dalil hadits- hadits dhaif. Ibnu Taimiyah telah menyebutkan kaidah ini dan kami akan menukil pendapat para ahli ilmu kepada sidang pembaca sehingga masalahnya menjadi jelas; para ulama’ telah bersepakat bahwa merupakan suatu keharusan untuk mengembalikan segala apa yang diperselisihkan manusia kepada Kitab Allah (Al-Qur’an) dan Sunnan Rasul (Al-Hadits), apa saja yang telah digariskan hukumnya oleh keduanya atau salah satu daripadanya, maka wajib diikuti dan apa saja yang bertentangan dengan keduanya maka harus ditinggalkan, serta segala sesuatu amalan ibadah yang belum pernah disebutkan adalah bid’ah; tidak boleh dikerjakan apabila mengajak untuk mengerjakannya atau memujinya.

Allah berfirman dalam surat An-Nisaa’:

“Artinya : Hai orang-orang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan Ulil Amri (pemimpin-pemimpin) di antara kamu, maka jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnah) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” [An-Nisaa': 59]

“Artinya : Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka keputusannya (terserah) kepada Allah (yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Tuhanku. Kepada-Nyala aku bertawakkal dan kepada-Nyalah aku kembali.” [Asy-Syuraa: 10]

“Artinya : Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa sesuatu keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima sepenuhnya.” [An-Nisaa' : 65]

Dan masih banyak lagi ayat-ayat Al-Qur’an yang semakna dengan ayat- ayat di atas, ia merupakan nash atau ketentuan hukum yang mewajibkan agar supaya masalah-masalah yang diperselisihkan itu dikembalikan kepada Al-Qur’an dan Hadits, selain mewajibkan kita agar rela terhadap hukum yang ditetapkan oleh keduanya (Al-Qur’an dan Hadits).

Demikianlah yang dikehendaki oleh Islam, dan merupakan perbuatan baik bagi seorang hamba terhadap Tuhannya, baik di dunia atau di akherat nanti, sehingga pastilah ia akan menerima balasan yang setimpal.

Dalam pembicaraan masalah malam Nisfu Sya’ban Ibnu Rajab berkata dalam bukunya “Lathaiful Ma’arif”, “Para Tabi’in dari ahli Syam (Syiria, sekarang) seperti Khalid bin Ma’daan, Makhul, Luqman dan lainnya pernah mengagung-agungkan dan berijtihad melakukan ibadah pada malam Nisfu Sya’ban kemudian orang- orang berikutnya mengambil keutamaan dan pengagungan itu dari mereka.

Dikatakan bahwa mereka melakukan perbuatan demikian itu karena adanya cerita-cerita israiliyat, tatkala masalah itu tersebar ke penjuru dunia, berselisihlah kaum muslimin; ada yang menerima dan menyetujuinya ada juga yang mengingkarinya. Golongan yang menerima adalah Ahli Bashrah dan lainnya sedang golongan yang mengingkarinya adalah mayoritas ulama Hijaz (Saudi Arabia, sekarang), seperti Atha’ dan Ibnu Abi Malikah dan dinukil oleh Abdurrahman bin Zaid bi Aslam dari fuqaha’ Madinah, yaitu ucapan Ashhabu Malik dan lain-lainnya. Mereka mengatakan bahwa semua perbuatan itu bid’ah. Adapun pendapat ulama’ ahli Syam berbeda dalam pelaksanaannya dengan dua pendapat:

[1]. Menghidup-hidupkan malam Nisfu Sya’ban dalam masjid dengan berjamah adalah mustahab (disukai Allah). Dahulu Khalid bin Ma’daan dan Luqman bin Amir memperingati malam tersebut dengan memakai pakaian paling baru dan mewah, membakar menyan, memakai celak dan mereka bangun malam menjalankan shalatul lail di masjid. Ini disetujui

oleh Ishaq bin Ruhwiyah, ia berkata: “Menjalankan ibadah di masjid pada malam itu secara jamaah tidak bid’ah.” Hal ini dicuplik oleh Harbu Al-Kirmany.

[2]. Berkumpulnya manusia pada malam Nisfu Sya’ban di masjid untuk shalat, bercerita dan berdo’a adalah makruh hukumnya, tetapi boleh jika menjalankan shalat khusus untuk dirinya sendiri. Ini pendapat Auza’iy Imam Ahlu Syam, sebagai ahli fiqh dan cendekiawan mereka. Insya Allah pendapat inilah yang mendekati kebenaran, sedangkanpendapat Imam Ahmad tentang malam tentang malam Nisfu Sya’ban ini,tidak diketahui.”

Ada dua riwayat sebagai sebab cenderungnya diperingati malam Nisfu Sya’ban, dari antara dua riwayat yang menerangkan tentang dua malam hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha). Dalam satu riwayat berpendapat bahwa memperingati dua malam hari raya dengan berjamaah adalah tidak disunnahkan, karena hal itu belum pernah dikerjakan oleh Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dan para shahabatnya. Riwayat lain berpendapat bahwa malam tersebut disunnahkan, karena Abdurrahman bin Yazid bin Aswad pernah mengerjakannya, dan ia termasuk tabi’in, begitu pula tentang malam Nisfu Sya’ban, Nabi belum pernah mengerjakannya atau menetapkannya, termasuk juga para sahabat, itu hanya

ketetapan dari golongan tabi’in ahli fiqih Syam. Demikian maksud dari Al-Hafizh Ibnu Rajab (semoga Allah melimpahkan rahmat kepadanya).

Ia mengomentari bahwa tidak ada suatu ketetapan pun tentang malam Nisfu Sya’ban ini, baik itu dari Nabi maupun dari para shahabat. Adapun pendapat Imam Auza’iy tentang bolehnya (istihbab) menjalankan shalat pada malam hari itu secara individu dan penukilan Al-Hafizh Ibnu Rajab dalam pendapatnya itu adalah gharib dan dhaif, karena segala perbuatan syariah yang belum pernah ditetapkan oleh dalil-dalil syar’iy, tidak boleh bagi seorang pun dari kaum muslimin mengada- adakannya dalam Islam, baik itu dikerjakan secara individu ataupun kolektif, baik itu dikerjakan secara sembunyi-sembunyi ataupun terang- terangan, sebab keumuman hadits Nabi:

“Barangsiapa mengerjakan suatu amalan (dalam agama) yang tidak kami perintahkan, maka ia tertolak.”

Dan banyak lagi hadits-hadits yang mengingkari perbuatan bid’ah dan memperingatkan agar dijauhi.

Imam Abubakar Ath-Thurthusyiy berkata dalam bukunya, “Al-Hawadits wal Bida”, “Diriwayatkan oelh Wadhdhah dari Zaid bin Aslam berkata: kami belum pernah melihat seorang pun dari sesepuh dan ahli fiqih kami yang menghadiri perayaan malam Nisfu Sya’ban, tidak mengindahkan hadits Makhul (dhaif) dan tidak pula memandang adanya keutamaan pada malam tersebut terhadap malam-malam lainnya. Dikatakan kepada Ibnu Malikah bahwasanya Ziad An Numairiy berkata: Pahala yang didapat (dari ibadah) pada malam Nisfu Sya’ban menyamai pahala Lailatul Qadar. Ibnu Malikah menjawab: Seandainya saya mendengarnya sedang di tangan saya ada tongkat, pasti saya pukul. Ziad adalah seorang penceramah. Al-’Allaamah Syaukani menulis dalam bukunya, Al-Fawaaidul Majmu’ah, sebagai berikut: Hadits:

“Wahai Ali, barangsiapa melakukan shalat pada malam Nisfu Sya’ban sebanyak 100 rakaat; ia membaca setiap rakaat Al-Fatihah dan Qul Huwallahu Ahad sebanyak sepuluh kali, pasti Allah memenuhi segala kebutuhannya… dan seterusnya.”

Hadits ini adalah maudhu’, pada lafazh-lafazhnya menerangkan tentang pahala yang akan diterima oleh pelakunya adalah tidak diragukan kelemahannya bagi orang berakal, sedangkan sanadnya majhul (tidak dikenal). Hadits ini diriwayatkan dari jalan kedua dan ketiga, kesemuanya maudhu’ dan perawi-perawinya majhul.

Dalam kitab “Al Mukhtashar” Syaukani melanjutkan : Hadits yang menerangkan shalat Nisfu Sya’ban adalah batil. Ibnu Hibban meriwayatkan hadits dari Ali radhiallahu ‘anhu: Jika datang malam Nisfu Sya’ban bershalat malamlah dan berpuasalah pada siang harinya, adalah dhaif. Dalam buku Allaali’ diriwayatkan bahwa: Seratus rakaat dengan tulus ikhlas pada malam Nisfu Sya’ban adalah pahalanya sepuluh kali lipat. Hadits riwayat Ad Dailamiy,

hadits ini maudhu’ tetapi mayoritas perawinya pada jalan ketiga majhul dan dhaif (leman). Imam Syaukani berkata: Hadits yang menerangkan bahwa dua belas rakaat dengan tulus ikhlas pahalanya adalah tiga puluh kali lipat, maudhu’. Dan hadits empat belas rakaat … dan seterusnya adalah maudhu’ (tidakbisa diamalkan dan harus ditinggalkan, pent).

Para fuqaha’ banyak tertipu dengan hadits-hadits di atas, seperti pengarang Ihya’ Ulumuddin dan lainnya juga sebagian dari mufassirin. Telah diriwayatkan bahwa, shalat pada malam ini, yakni malam Nisfu Sya’ban yang telah tersebar ke seluruh pelosok dunia itu, semuanya adalah bathil/tidak benar dan haditsnya adalah maudhu’.

Anggapan itu tidak bertentangan dengan riwayat Tirmidzi dari hadits Aisyah bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pergi ke Baqi’ dan Tuhan turun ke langit dunia pada malam Nisfu Sya’ban untuk mengampuni dosa sebanyak jumlah bulu domba dan bulu kambing. Sesungguhnya perkataan tersebut berkisar tentang shalat pada malam itu, tetapi hadits Aisyah ini lemah dan sanadnya munqathi’ (terputus) sebagaimana hadits Ali yang telah disebutkan di atas mengenai malam Nisfu Sya’ban, jadi dengan jelas bahwa shalat malam itu juga lemah dasarnya.

Al-Hafizh Al-Iraqi berkata: Hadits (yang menerangkan) tentang shalat Nisfu Sya’ban maudhu’ dan pembohongan atas diri Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Dalam kitab Al Majmu’, Imam Nawawi berkata: Shalat yang sering kita kenal dengan shalat Raghaib ada (berjumlah) dua belas raka’at dikerjakan antara Maghrib dan Isya’ pada malam Jum’at pertama bulan Rajab; dan shalat seratus rakaat pada malam Nisfu Sya’ban. Dua shalat itu adalah bid’ah dan mungkar. Tak boleh seseorang terpedaya oleh kedua hadits itu hanya karena telah disebutkan di dalam buku Quutul Quluub dan Ihya’ Ulumuddin. Sebab pada dasarnya hadits-hadits tersebut batil (tidak boleh diamalkan). Kita tidak boleh cepat mempercayai orang-orang yang menyamarkan hukum bagi kedua hadits, yaitu dari kalangan Aimmah yang kemudian mengarang lembaran-lembaran untuk membolehkan pengamalan kedua hadits, dengan demikian berarti salah kaprah.

Syaikh Imam Abu Muhammad Abdurrahman Ibnu Ismail al Muqadaasiy telah mengarang sebuah buku yang berharga; Beliau menolak (menganggap batil) kedua hadits (tentang malam Nisfu Sya’ban dan malam Jum’at pertama pada bulan Rajab), ia bersikap (dalam mengungkapkan pendapatnya) dalam buku tersebut, sebaik mungkin. Dalam hal ini telah banyak pengapat para ahli ilmu; maka jika kita hendak memindahkan pendapat mereka itu, akan memperpanjang pembicaraan kita. Semoga apa-apa yang telah kita sebutkan tadi, cukup memuaskan bagi siapa saja yang berkeinginan untuk mendapat sesuatu yang haq.

Dari penjelasan di atas tadi, seperti ayat-ayat Al-Qur’an dan beberapa hadits serta pendapat para ulama, jelaslah bagi pencari kebenaran (haq) bahwa peringatan malam Nisfu Sya’ban dengan pengkhususan shalat atau lainnya, dan pengkhususan siang harinya dengan puasa; itu semua adalah bid’ah dan mungkar tidak ada dasar sandarannya dalam syariat ini (Islam), bahkan hanya merupakan pengada-adaan saja dalam Islam setelah masa hidupnya

para shahabat radhiallahu ‘anhu. Marilah kita hayati ayat Al-Qur’an di bawah:

“Artinya : Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Kuridhoi Islam sebagai agama bagimu.”[Al-Maidah : 3]

Dan banyak lagi ayat-ayat lain yang semakna dengan ayat di atas.

Selanjutnya Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa mengada-adakan sesuatu perkara dalam agama (sepeninggalku), yang sebelumnya belum pernah ada, maka ia tertolak.”

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah pernah bersabda:

“Janganlah kamu sekalian mengkhususkan malam Jum’at daripada malam-malam lainnya dengan suatu shalat, dan janganlah kamu sekalian mengkhususkan siang hariny autk berpuasa daripada hari-hari lainnya, kecuali jika (sebelumnya) hari itu telah berpuasa seseorang di antara kamu.” [Hadits Riwayat. Muslim]

Seandainya pengkhususan suatu malam dengan ibadah tertentu itu dibolehkan oleh Allah, maka bukanlah malam Jum’at itu lebih baik daripada malam-malam lainnya, karena pada hari itu adalah sebaik-baik hari yang disinari matahari? Hal ini berdasarkan hadits-haditsRasulullah yang shahih. Tatkala Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam melarang untuk mengkhususkan shalat pada malam hari itu daripada malam lainnya, hal itu menunjukkan bahwa pada malam lain pun lebih tidak boleh dikhususkan dengan ibadah tertentu, kecuali jika ada dalil shahih yang mengkhususkannya/menunjukkan atas kekhususannya. Menakala malam Lailatul Qadar dan malam-malam blan puasa itu disyariatkan supaya shalat dan bersungguh-sungguh dengan ibadah tertentu. Nabi mengingatkan dan menganjurkan kepada umatnya agar supaya melaksanakannya, beliau pun juga mengerjakannya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih dari Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, bahwasanya beliau bersabda:

“Artinya : Barangsiapa berdiri (melakukan shalat) pada bulan Ramadhan dengan penuh rasa iman dan harapan (pahala), niscaya Allah akan mengampuni dosanya yang telah lewat. Dan barangsiapa berdiri (melakukan shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh rasa iman dan harapan (pahala), niscaya Allah akan mengampuni dosanya yang telah lewat.” [Muttafaqun 'alaih]

Jika seandainya malam Nisfu Sya’ban, malam Jum’at pertama pada bulan Rajab, serta malam Isra’ Mi’raj diperintahkan untuk dikhususkan dengan upacara atau ibadah tentang, pastilah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam menunjukkan kepada umatnya atau beliau menjalankannya sendiri. Jika memang hal itu pernah terjadi, niscaya telah disampaikan oleh para shahabat kepada kita; mereka tidak akan menyembunyikannya, karena mereka adalah sebaik-baik manusia dan yang paling banyak memberi nasehat setelah para nabi.

Dari pendapat-pendapat ulama’ tadi anda dapat menyimpulkan bahwasanya tidak ada ketentuan apapun dari Rasulullah ataupun dari para shahabat tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban dan malam Jum’at pertama pada bulan Rajab. Dari sini kita tahu bahwa memperingati perayaan kedua malam tersebut adalah bid’ah yang diada-adakan dalam Islam, begitu pula pengkhususan dengan ibadah tentang adalah bid’ah mungkar; sama halnya dengan malam 27 Rajab yang banyak diyakini orang sebagai malam Isra’ dan Mi’raj, begitu juga tidak boleh dikhususkan dengan ibadah- ibadah tertentu selain tidak boleh dirayakan dengan ibadah-ibadah tertentu selain tidak boleh dirayakan dengan upacara-upacara ritual, berdasarkan dalil-dalil yang disebutkan tadi.

Demikianlah, maka jika anda sekalian sudah mengetahui, bagaimana sekarang pendapat anda? Yang benar adalah pendapat para ulama’ yang menandaskan tidak diketahuinya malam Isra’ dan Mi’raj secara tepat. Omongan orang bahwa malam Isra dan Mi’raj itu jatuh pada tanggal 27 Rajab adalah batil, tidak berdasarkan pada hadits-hadits shahih. Maka benar orang yang mengatakan;

“Dan sebaik-baik suatu perkara adalah yang telah dikerjakan oleh para salaf, yang telah mendapat petunjuk. Dan sehina-hina perkara (dalam agama), yaitu perkara yang diada-adakan berupa bid’ah-bid’ah.”

Allahlah yang bertanggung jawab untuk melimpahkan taufiq-Nya kepada kita dan kaum muslimin semua, taufiq untuk tetap berpegang teguh dengan sunnah dan konsisten di atasnya, serta waspada terhadap hal-hal yang bertentangan dengannya, karena hanya Allah yang terbaik dan termulia.

Semoga shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada hamba-nya dan Rasul-Nya Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam begitu pula atas keluarga dan para shahabat beliau. Amiin.

[Disalin dari kitab Waspada Terhadap Bid’ah Oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Penerjemah Farid Ahmad Oqbah, Riyadh: Ar-Raisah Al-'Ammah li-IdaratiAl-Buhuts Al-'Ilmiah wa Al-Ifta' wa Ad-Da'wah wa Al-Irsyad, 1413 H]

Sumber http://www.almanhaj.or.id

26 Juli 2010

(Rabithah)

Indeed, You’ve known
that these hearts have bonded
forgather under Your love’s shelter
gathering in obidience
allied in struggling
uphold Your order in this life
Strengthen the bonds
everlast the loves
show the ways
enlighten with your light
which never inextinguible
O Lord.. guide us
broaden our hearts
with grant of belief
and the beauty in trusting to You
revive us by knowing You
give us death as the martyr in Your path
You’re the protector and defender

MUHASABAH

Saudaraku ibnu yang ku cinta…,

Dengan mengharap inayah dan ridha Allah ~insya’Allah~ ku tuliskan risalah ini hanya untukmu, ibnu, bukan kepada yang lain. Risalah yang –insya’Allah- hanya tertuliskan atas nama cinta karena Allah…

Saudaraku ibnu,….,lama…lama sekali aku merenungi kedalaman makna yang terkandung dalam kata-kata Hatim Al-’Asham, “Musibah dien lebih berat daripada musibah dunia.”

Kata-katanya singkat namun akan bermakna padat bila kamu mau jujur kepada Allah dan kepada dirimu sendiri. Karena bukankah kamu sering bersedih dan menangis terhadap musibah dunia melebihi musibah yang menimpa dien dan akheratmu. Kamu bersedih, atau bahkan menangis ketika ada keluarga, kerabat, tetangga atau temanmu yang meninggalkanmu untuk selamanya. Kamu bersedih ketika kamu kehilangan sejumput dunia. Kamu bersedih dan menangisi musibah-musibah dunia yang sejatinya harus kamu syukuri; karena musibah-musibah itu justru ada sebagai penggugur dosamu dan pengangkat derajatmu….

Bukankah Nabimu صلى الله عليه وسلم pernah bersabda,

“Tidaklah seorang muslim tertimpa kelelahan, rasa sakit, sesuatu yang dibenci, kesedihan, gangguan dan kegundahan, bahkan hingga duri yang menusuknya, kecuali dengannya Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya.” (HR. Bukhori dan Muslim).

Beliau juga bersabda, “Orang mukmin akan senantiasa diuji pada anaknya dan orang-orang terdekatnya hingga dia bersua Allah Ta’ala dengan tanpa membawa dosa.” (HR. Al-Baihaqi).

Betapa indahnya apa yang dikatakan oleh salah seorang salaf, “Laula masha’ibad dunya waradnal akhirata mafalis….,Kalau lah tidak karena musibah-musibah dunia, niscaya kita akan mendatangi akherat dalam keadaan mafalis (bangkrut).”

Tapi…,

Tapi…,

Tapi, pernahkah kamu bersedih dan menangisi musibah dien yang menimpamu sebagaimana kamu menangisi duniamu…?

Duhai ibnu, Apakah kamu bersedih dan menangis ketika….

** Kamu tidur tanpa bersuci padahal Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda,
“Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Tidaklah dia bangun melainkan Malaikat berdoa, “Ya Allah, ampunilah hamba-Mu si fulan karena ia tidur dalam keadaan suci.” (HR. Ibnu Hibban dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Tidak hanya mendapat doa malaikat, tapi juga mendapatkan kebaikan dunia akherat. Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda,
“Tidaklah seorang muslim yang tidur setelah berdzikir dan bersuci, kemudian bangun di malam hari dan meminta kebaikan dunia dan akherat kepada Allah melainkan Allah pasti memberinya.” (HR. Imam Ahmad dan Abu Dawud, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).

Duhai ibnu, Apakah kamu bersedih dan menangis ketika….

** Kamu tidak bisa bangun di sepertiga malam terakhir, padahal Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengingatkan,
“Sungguh Allah akan turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir, kemudian Dia berfirman, “Siapa yang berdoa kepada-Ku niscaya akan Ku perkenankan, siapa yang meminta kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan, dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni.”(HR. Bukhori dan Muslim).

Duhai ibnu, Apakah kamu bersedih dan menangis ketika….

**Kamu melupakan para mujahidin, para ulama’ amilin dan saudara seimanmu dalam balutan doamu, padahal Allah Ta’ala berfirman,
“Hanyasanya orang-orang mukmin adalah bersaudara.” (Al-Hujurot; 10), lalu dimana bukti ukhuwahmu…,bila ternyata kamu tidak ingat saudaramu dalam doamu?

Bukankah Rasulullah صلى الله عليه وسلم juga pernah bersabda,
“Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang diutus kepadanya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata, “Amin dan engkaupun mendapatkan yang serupa.” (HR. Muslim)

Duhai ibnu, Apakah kamu bersedih dan menangis ketika….

**Kamu tidak sempat beristighfar di waktu sahur, padahal Allah mensifati orang-orang muttaqin yang menempati jannah-Nya dengan,
“Dan di akhir-akhir malam (waktu sahur) mereka memohon ampun (kepada Allah).” (Adz-Dzariyat; 18).

Ibunda Aisyah juga pernah berkata, “Thuba liman wujida fi shahifatihi istighfarun katsirun…,Berbahagialah orang yang di dalam shahifahnya kelak dipenuhi dengan istighfar yang banyak.”

Oleh karena hal inilah, Imam Ahmad bin Hanbal terkejut dan menggeleng-gelengkan kepala ketika beliau diberitahu bahwa ternyata orang yang beliau cari masih tertidur, “Aku tidak menyangka bahwa ada orang yang tertidur ketika waktu sahur.”

Duhai ibnu, Apakah kamu bersedih dan menangis ketika….

**Kamu pernah tertidur sehingga kamu tidak melangkahkan kakimu ke masjid untuk melaksanakan shalat shubuh berjama’ah. Bukankah engkau tahu bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda,
“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan ke masjid (shalat isya’ dan shalat shubuh) di kegelapan dengan balasan cahaya yang sempurna pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

Duhai ibnu, Apakah kamu bersedih dan menangis ketika….

**Kamu terlupa menjawab panggilan suara adzan dengan mengucapkan apa yang ia ucapkan, padahal Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,
“Jika kalian mendengarkan suara muadzin, maka ucapkanlah sebagaimana yang ia ucapkan, kemudian bershalawatlah kepadaku, karena siapa yang bershalawat kepadaku, maka Allah akan membalas shalawatnya sebanyak sepuluh kali. Kemudian mintalah wasilah kepada Allah untukku, Karena itu adalah satu manzilah dimana ia menjadi milik salah seorang hamba Allah. Dan aku berharap aku lah orangnya. Barang siapa yang meminta wasilah untukku, maka ia pantas untuk mendapakan syafa’at.” (HR. Muslim).

Duhai ibnu, Apakah kamu bersedih dan menangis ketika….

**Kamu tidak menjawab adzan yang sudah selesai dikumandangkan padahal Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah mengingatkan,
“Barang siapa yang selesai adzan berkumandang, ia berdoa,

اللهم رب هذه الدعوة التامة والصلاة القائمة آت محمد الوسيلة والفضيلة وابعثه مقاما محمودا الذي وعدته

Maka ia pantas untuk mendapatkan syafa’atku nanti di hari kiamat.”(HR. Bukhori).

Duhai ibnu, Apakah kamu bersedih dan menangis ketika….

**Kamu kehilangan shalat sunah fajar, padahal Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda,
“Dua rakaat fajar itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim dan An-Nasa’I dan dishahihkan oleh Al-Albani).

Duhai ibnu, Apakah kamu bersedih dan menangis ketika….

**Kamu tidak shalat shubuh berjama’ah, padahal Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda,
“Barang siapa yang melaksanakan shalat isya’ secara berjama’ah, maka ia seperti shalat separuh malam dan barang siapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama’aj, maka ia seperti menghidupkan malam seluruhnya.” (HR. Muslim dan Ad-Darimi).

Didalam riwayat Ibnu Hibban juga disebutkan, “Barang siapa yang melaksanakan shalat shubuh, maka ia berada di bawah tanggungan Allah.”

Lebih dari itu, Abdullah bin Umar mengatakan bahwa, “Sungguh aku tidak mendapati orang yang tidak shalat shubuh berjama’ah kecuali ia adalah seorang munafik.”

Tentang shalat sunah fajar dan shalat shubuh berjama’ah ini, bukankah engkau pernah membaca kisah isak tangis Anas bin Malik ?. Selalunya, ketika mengingat perlawanan sengit antara kaum muslimin dengan tentara kuffar dalam menaklukkan benteng tustur, Anas bin Malik menangis.

Ketika ditanya, “Kenapa engkau menangis bila mengingatnya, padahal kaum muslimin pada waktu itu menang ?” Ia menjawab, “Sungguh shalat shubuh berjama’ah lebih aku cinta daripada seluruh isi dunia.”

Subhanallah…,padahal beliau memiliki udzur untuk tidak shalat shubuh berjama’ah, tepat pada waktunya karena sedang berjihad. Astaghirullah….,sedangkan kamu?

Duhai ibnu, Apakah kamu bersedih dan menangis ketika….

**Kamu luput mendapatkan shaf pertama, padahal Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah mengingatkan, ”
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang – orang) yang berada pada shaf – shaf pertama.” (HR. Abu Dawud dan hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani).

Duhai ibnu, Apakah kamu bersedih dan menangis ketika….

**Kamu tidak bisa berada di shaf bagian kanan, padahal Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,
“Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya senantiasa bershalawat atas (mereka yang berada pada) shaf-shaf sebelah kanan.” (HR. Abu Dawud, 2/263, hadits no. 672 dan Ibnu Majah, 1/180-181, hadits no. 991).

Diriwayatkan juga dari Bara’ bin Azib, ia berkata, “Konon, jika kami shalat bermakmum Rasululloh صلى الله عليه وسلم, kami senang berada di sebelah kanan beliau, dan beliau menghadapkan wajahnya kepada kami.” (HR. Muslim).

Duhai ibnu, Apakah kamu bersedih dan menangis ketika….

**Kamu hanya sempat berdzikir sejenak saja, padahal Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah memberikan kabar gembira kepada orang yang masih berdiam diri di tempat shalatnya dengan sabdanya,
“Tidaklah salah seorang diantara kalian duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah ia.” (HR. Muslim)

Duhai ibnu, Apakah kamu bersedih dan menangis ketika….
**Kamu terlupa dengan dzikir shabah wal masa’, padahal Nabi صلى الله عليه وسلم pernah bersabda,
“Barang siapa ketika paginya berdoa,

لا إله الا الله وحده لا شريك له له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير

Maka ia setara dengan membebaskan budak dari anak Nabi isma’il, dicatat baginya sepuluh kebaikan, dihapus darinya sepuluh kejelekan, dianggat dengannya sepuluh derajat dan dia dilindungi dari Syetan. Dan jika dia mengucapkan doa itu di sore hari, ia mendapatkan pahala di atas hingga pagi hari.” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Arnauth).

Duhai ibnu, Apakah kamu bersedih dan menangis ketika….

**Kamu sering meninggalkan shalat israq, padahal kamu tahu shalat itu berpahala haji dan umrah, sempurna, sempurna dan sempurna. Kenapa sesekali kamu tidak melakukannya selagi waktu luang ada. Bukankah kamu pernah membaca kabar gembira dari Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم kepada umatnya perihal orang-orang yang melaksanakan shalat israq melalui sabdanya,
“Barang siapa yang melaksanakan shalat shubuh berjama’ah kemudian dia duduk berdzikir kepada Allah hingga terbitnya matahari, kemudian dia shalat dua rakaat, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah. Sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. Tirmidzi dan hadit ini dihasankan oleh Al-Albani).

Duhai ibnu, Apakah kamu bersedih dan menangis ketika….

**Kamu tidak mengeluarkan sepeser rupiah pun untuk sedekah pada pagi hari itu ? bukankah dirimu tahu, bahwa rupiah yang sebenarnya adalah rupiah yang engkau sedekahkan ?, Lebih dari itu, Allah pasti akan memberikan ganti apa yang engkau sedekahkan. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,
“Tidaklah seorang hamba memasuki waktu pagi kecuali ada dua malaikat yang turun. Salah satunya berdoa, “Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang berinfak, sedangkan satunya lagi berdoa, “Ya Allah, berikanlah kehancuran pada harta orang yang enggan berinfak.” (HR. Bukhori, Muslim, Ahmad, Ibnu Hibban, Al-Hakim dan Al-Baihaqi).

Sekumpulan amalan-amalan agung di atas bisa jadi makna dari hadits Nabi yang dicantum oleh Imam Nawawi dalam hadits Arba’in yang ke-23 yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Bunyi akhir dari hadits tersebut adalah, “Kullun nasi yaghdu fa ba’iun nafsahu, fa mu’tiquha au mubiquha….Semua manusia yang memasuki waktu pagi pasti menjual dirinya; ada orang yang menjual dirinya dengan mentaati Allah sehingga ia membebaskan dirinya dari siksa, dan ada orang yang menjual dirinya kepada syetan dan hawa nafsu sehingga ia menjerumuskan dirinya (pada dosa dan siksa).” Begitulah penjelasan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin dalam kutaibnya, “Syarhul Arba’in An-Nawawiyah.”

Duhai ibnu, Apakah kamu bersedih dan menangis ketika….

**Kamu tidak banyak berdzikir kepada Allah Ta’ala, padahal Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda,
“Ada dua kalimat yang ringan diucapkan, berat di timbangan dan dicintai Ar-Rahman, yaitu; Subhanallah wa bihamdih, subhanallahil ‘azhim….” (HR. Bukhori, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, Ibnu Hibban, An-Nasa’I, Abu Ya’la, Baihaqi dan Ibnu Abi Syaibah). Begitu juga dengan dzikir-dzikir yang lainnya.

Duhai ibnu, Apakah kamu bersedih dan menangis ketika….

**Kamu sering meninggalkan shalat dhuha, padahal Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda,
“Setiap memasuki waktu pagi, setiap ruas tulang salah seorang dari kalian (yang berjumlah 360) dikenai sedekah. Tasbih adalah sedekah, tahmid adalah sedekah, tahlil adalah sedekah, takbir adalah sedekah, menyuruh kebaikan adalah sedekah, melarang yang mungkar adalah sedekah. Dan sedekah persendian itu cukup dilunasi dengan dua rakaat shalat dhuha.” (HR. Muslim).

Duhai ibnu, Apakah kamu bersedih dan menangis ketika….

**Kamu tidak ikut bertakziyah kepada jenazah muslim yang meninggal dunia dan mengiringinya hingga selesai, padahal Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda,
“Barangsiapa mengikuti jenazah seorang muslim dengan iman dan hanya mengharap pahala dan bersamanya hingga dikuburkan, maka sesungguhnya ia pulang dengan membawa dua qirath pahala, setiap qirath sebesar gunung Uhud. Dan barangsiapa menyolatkan lalu pulang ia membawa satu qirath” (HR. Bukhori, Muslim dan Tirmidzi)

Diriwayatkan bahwa Abdullah bin Umar pernah selesai menyolatkan jenazah dan segera pulang, kemudian beliau mendengar hadits Nabi صلى الله عليه وسلم, “Barangsiapa mengikuti jenazah seorang muslim dengan iman dan hanya mengharap pahala dan bersamanya hingga dikuburkan, maka sesungguhnya ia pulang dengan membawa dua qirath pahala, setiap qirath sebesar gunung Uhud. Dan barangsiapa menyolatkan lalu pulang ia membawa satu qirath”. Ketika mendengar hadits ini beliau merasa berat hatinya. Lalu beliau mengutus seseorang untuk menanyakan perihal hadits Abu Hurairah ini kepada Aisyah. Sambil menunggu beliau mengambil bebatuan dan menimang-nimangnya hingga utusan kembali dan berkata, “Aisyah berkata, “ Abu Hurairah benar”. Seketika ia beliau pukulkan bebatuan itu ketubuhnya sendiri dan berkata,” Aku telah menyia-nyiakan berqirath-qirath pahala!”.

Beliau menyesal karena kehilangan satu ketaatan yang bisa mendekatkan dirinya ke surga, sedang kamu menyesal kehilangan kenikmatan syahwat yang bisa mendekatkan dirinya ke neraka.

Apakah engkau bersedih…,apakah engkau menangis…., ???

Pertanyaan apakah-apakah dan apakah akan semakin panjang bila ku sebutkan semua sunah-sunah Nabimu صلى الله عليه وسلم yang menurut kata-kata manismu dan pengakuanmu, beliau lah orang yang paling engkau rindu….,

Betapa indahnya ungkapan kata seorang penyair;

Engkau mendurhakai Allah tapi engkau mengaku mencintainya
Sungguh ini sangat mengherankan (Adalah cintamu dusta adanya)
Kalau kamu memang mencintai-Nya, maka engkau akan mentaatinya
Karena bukankah orang yang mencinta akan mentaati orang yang dicinta

Lantas, apa bukti cintamu kepada Nabimu صلى الله عليه وسلم bila kamu tidak memperhatikan sunah-sunahnya ? kalau kamu memang mencintainya, maka engkau akan mentaatinya, karena bukankah orang yang mencinta akan mentaati orang yang dicinta ?

Cukuplah itu saja yang aku sebutkan untukmu wahai saudaraku. Aku nasehatkan ini semua untukmu wahai ibnu…, karena aku mencintaimu. Ya…,aku mencintai kebaikan untuk dirimu sebagaimana aku mencintai kebaikan untuk diriku.

Wahai ibnu, ketika bermunajat di malam hari bersama Rabb-mu, apakah engkau pernah merenungi semua amalanmu hari ini, bahkan semua amalanmu di dunia ini seperti halnya Rabi’ bin Khaitsam, walaupun hanya satu malam….

Tentang Rabi’ bin Khaitsam, Ibnul Jauzi dalam salah satu karyanya, Shifatus Shofwah mengisahkan bahwa beliau selalu menangis di sepanjang malam. Ibunya merasa iba melihat anaknya menderita seperti itu. Hingga ibunya beranggapan bahwa putranya telah membunuh seseorang.

“Duhai anakku.”kata ibunya dengan suara bergetar dan terbata-bata, dan menahan isak tangis karena melihat penderitaan anaknya yang sepanjang malam selalu menangis.

“Iya ibu.” Jawab Rabi’ dengan sesenggukan tangisnya yang tak kalah keras dengan sang ibu.

“Anakku….,duhai anakku yang ku sayangi. Adakah engkau telah membunuh seseorang sehingga engkau selalu menangis tersedu-sedu di sepanjang malammu ? Duhai anakku, beritahukanlah kepadaku…, beritahukanlah kepada ibumu ini agar aku mendatangi keluarga orang yang kamu bunuh dan meminta maaf untukmu. Sungguh kalau mereka mengetahui kondisimu seperti ini, mereka pasti akan memaafkanmu. Beritahukan ibu nak, siapa orang itu ?” tanya ibundanya.

“Duhai ibu…engkau benar. Anakmu ini telah membunuh. Ya, anakmu ini telah membunuh. Dia telah membunuh dirinya sendiri dengan lumpuran dosa yang ia lakukan sepanjang hidupnya.” Jawab Rabi’. Ibunya pun pergi meninggalkannya sementara Rabi’ masih semakin menjadi-jadi tangisnya, hingga membuat iba siapa pun yang melihatnya. Hal itu dilakukan sepanjang malamnya….

Tahukah kamu siapa Rabi’ bin Khaitsam ? dia adalah seorang ulama’ tabi’in yang dikenal zuhud, ahli ibadah dan dermawan. Tapi tetap merasa jauh dengan kafilah para shahabat Nabi. Katanya, “Aku pernah berkumpul bersama suatu kaum (yakni para shahabat), di mana kedudukan kami dibanding mereka laksana seorang pencuri.” Padahal Shahabat agung, Abdullah bin Mas’ud pernah memujinya, “Duhai Abu Yazid (kuniyah –nama panggilan- Rabi’), kalau Rasulullah pernah melihatmu niscaya beliau mencintaimu. Setiap kali melihatmu, aku selalu teringat dengan para mukhbitin (orang-orang yang tunduk nan khusyu’). Subhanallah…,

Tabi’in ini pula yang setiap kali ditanya, “Kaifa ashbahta,…bagaimana keadaanmu pagi ini?” ia menjawab, “Orang lemah yang banyak dosa….,kami memakan rizki-rizki kami dan kami juga tengah menanti ajal-ajal kami.”

Sebagai penutup…,

Ku katakan pada dirimu…,

Wahai ibnu, simaklah baik-baik apa yang dipaparkan oleh Muhammad Abdul Mu’thi di dalam kutaibnya yang berjudul, “Syahrun wahid li tarbiyati jilin wa’id” yang beliau nukil dari Shifatus Shofwah.

Di masa tabi’in, ada seorang abid (ahli ibadah) bashroh yang sedang menghadapi kematian, kemudian para kerabatnya datang menjenguk. Karena dia kelihatan tersiksa, ayahnya menangis.

“Wahai ayah, apa yang membuatmu menangis ?” tanya si abid.

“Wahai putraku, aku menangis karena akan kehilangan dirimu dan kepayahan yang sedang engkau rasakan.” Jawab ayahnya.

Mendengar percakapan keduanya, ibunya pun ikut menangis juga.

“Wahai ibu yang penuh cinta dan kasih, apa yang membuatmu menangis tersedu sedan ?” tanya ahli ibadah bashroh ini.

Ibunya menjawab, “Wahai putraku, aku menangis karena akan berpisah denganmu dan aku bersedih karena akan merasa kesepian sepeninggalmu.”

Kemudian putra-putranya pun ikut menangis. Si abid pun bertanya,

“Wahai putra-putraku yang akan menjadi yatim sepeninggalku, apa yang membuat kalian menangis ?”

“Wahai ayah, kami menangis karena akan berpisah denganmu dan akan menjadi yatim sepeninggalmu.” Jawab putra-putranya.

“Dudukkanlah aku, dudukkanlah aku. Menurutku, kalian semua hanya menangisi duniaku. Tidakkah ada di antara kalian yang menangisi akheratku ? tidakkah ada di antara kalian yang menangis ketika Allah menelungkupkan wajahku ke dasar bumi ? tidakkah ada di antara kalian yang menangis karena pertanyaan malaikat munkar nakir yang ditujukan kepadaku ? tidakkah ada di antara kalian yang menangis ketika aku berdiri di hadapan Robbku, Allah Ta’ala ?” Kata-kata terakhir si ahli ibadah.

Kemudian beliau meninggal dunia. Innalillahi wa inna ilaihi roji’un.

Pertanyaan terakhir yang ku ajukan kepadamu wahai ibnu, apakah engkau hanya bersedih dan menangisi duniamu dan tidak menangisi akheratmu…???

Maafku padamu wahai ibnu, bila aku membuatmu tersedu-sedu dengan catatanku ini. Justru ku tuliskan untaian nasehat yang terasa panjang ini karena aku sangat mencintaimu, setulus cintamu ketika engkau mencintai saudaramu karena Allah…..,insya’Allah.

Bukankah itu sebagaimana yang kau tuliskan di salah satu statusmu,
“Saudara yang mengingatkan akheratmu hingga membuatmu menangis tersedu-sedu, itu lebih baik dari saudara yang selalu memberikan rupiah di tanganmu. Saudara yang pertama akan menunjukkanmu kepada kebahagiaan yang tak berkesudahan sedangkan saudara yang kedua hanya memberimu sejumput dunia yang tak seberapa nilainya.”

***Ketika iman Ibnu tidak lagi seperti dulu….,yaitu ketika ibnu teringat kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq yang mendapati para shahabat menangis sesenggukan karena membaca Al-Qur’an, kemudian beliau mengatakan perihal dirinya sendiri, “Dahulu ketika hati-hati kami bersih, kami juga pernah seperti itu…”***

Apakah engkau mendapatkan kebaikan dalam catatan ini ? Sebagai bukti cinta lillah untuk saudara seiman, maka sebarkanlah catatan ini sebanyak-banyaknya, tanpa harus meminta izin terlebih dahulu. Semoga bermanfaat.

Salam ukhuwah dari akhukum fillah, Ibnu Abdul Bari el-’Afifi.

Reference;
1. Siyaru A’lamin Nubala’ karya Imam Adz-Dzahabi;
2. Shifatush Shafwah karya Ibnul Jauzi;
3. Syarhul Arba’in An-Nawawiyyah, karya Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin;
4. Syarhun Wahid li Tarbiyati Jilin Wa’id karya Abdulloh Muhammad Abdul Mu’thi;
5. Menyonsong doa Malaikat karya Prof. DR. Fadhl Ilahi;
6. Umar bin Khattab karya Ahmad Abdul ‘Al Ath-Thahthawi
7. Program Maktabah Syamilah;
8. Dan bacaan-bacaan lain.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More