05 Februari 2009

Ikhlas Telah Melebur Dalam Hati

"Sesungguhnya hari ini adalah satu hari di antara hari-hari Allah, tidak pantas diisi dengan kebanggaan dan keangkuhan. Ikhlaskan jihadmu dan tujulah Allah dengan amalmu karena hari ini menentukan hari-hari yang akan datang."
(Kata-kata Khalid bin Walid di tengah-
tengah berkecamuknya perang Yarmuk)

Apakah kita telah menjadikan ikhlas sebagai sesuatu yang menyatu dalam diri kita, melebur, menjasad, mendarah daging, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari diri kita?

Apakah ikhlas telah merasuk dalam pemikiran kita sehingga membuat kita menjadi produktif sekaligus kreatif dalam mengeluarkan gagasan untuk membangun dakwah ini tanpa tendensi apapun selain kepada Allah SWT?

Apakah ikhlas telah melebur dalam hati kita sehingga menjadikan kita mampu memandang segala permasalahan dalam dakwah ini dengan jernih, dan menjadikan kita mampu membangun ukhuwah. Ukhuwah yang sebenarnya, bukan sekedar hiasan kata?

Apakah ikhlas telah menjadi jiwa dari setiap amal yang kita lakukan sehingga menjadikan kita rela melaksanakan apapun perintah dan kebijakan jamaah dengan penuh tanggung jawab, tanpa rasa berat, dan tidak berharap balasan atas semua itu kecuali hanyalah dari Allah SWT?

Motivasi awal dan keinginan kita adalah meraih ridha Allah. Untuk itu, kita akan ikut berputar bersama roda jamaah ke manapun ia berputar, tidak akan bergeser darinya karena kita yakin kebaikan itu ada bersama dengan jamaah, dan kehinaan - dunia dan akhirat- bila kita memisahkan diri darinya.

Ikhlaslah dan terus pelihara keikhlasan itu sampai Allah SWT memberikan kemenangan kepada jamaah ini atau kita syahid dalam menegakkan dan membelanya!!!


Diambil dari majalah Tarbiyah Edisi 1 tahun 2

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More