Kemesraan Terlarang?
Diarsipkan di bawah: Diari Hati — greata @ 15:39
Siang ini, panas membuatku keringatku bercucuran. Perut lapar, tapi tak tahu mau makan apa. Makan nasi g enak, makan soto juga g minat. Akhirnya, beli lotek aja di warung di dekat SMA MUHI. Karena yang beli banyak ya terpaksa ngantri dulu.
Selang beberapa menit, datang sepasang anak muda. Dengan gaya boncengan yang “norak” banget, mereka berhenti. Agaknya sudah lapar setelah jalan-jalan. Aku masih larut dalam lamunanku memikirkan catatan pinggir Gunawan Mohammad yang barusan ku baca “Syahrir di Pantai“. Tiba-tiba terdengar cekikikan cewek dari samping. Eh, ternyata anak muda yang lagi masyuk dengan alunan cinta ini lagi bermesraan. Sang cowok memegang lengan si cewek, ya pura-pura mijat gitu. Awww, suara teriakan cewek mengalihkan perhatian pembeli yang juga lagi ngantri. Sementara mereka semakin asyik tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Para cewek dengan celana setengah paha berseliweran memakai sepeda motor. Dengan santai dan pe-de. Ngak tahu teriknya mentari siang ini. Duh, kenapa terlalu banyak godaan syahwat di zaman ini?
Apakah arti kesucian cinta? Dimanakah pesona seorang wanita? Bisakah semua diraih dengan ikatan yang dinamakan pacaran? Show keindahan tubuh yang yang dibalut kain kekurangan bahan? Entahlah…
Di zaman, orang begitu mudah mengatakan kata-kata “munafik” telah membuat kontrol sosial semakin lemah. Hingga tak ada lagi wibawa dan batas-batas kesopanan. “Ah, sok suci”, “Munafik lo”. Itulah tembakan balasan kepada orang-orang yang memcoba untuk mengatakan mana yang baik dan mana yang tak diperbolehkan.
Mungkin dunia ini sudah terlalu tua. Ya, setiap orang akan dimintai pertanggung-jawaban sendiri-sendiri. Lagian, setiap orang punya pikiran dan hati nurani untuk berpikir mana yang salah, mana yang benar.
10 Maret 2009
Kemesraan Terlarang? (milis sebelah)
16.06
Keindahan