AIR MATA SAYA MENETES DI RUMAH DR HIDAYAT NURWAHID
PKS Partai Keadilan Sejahtera Menuju Pemilu 2009
AIR MATA SAYA MENETES DI RUMAH DR HIDAYAT NURWAHID
Penulis: Nabil Almusawa
e: nabielfuad@yahoo.com
BismiLLAAHir RAHMAANir RAHIIM,
Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan untuk ikut dalam acara buka
bersama dengan Ketua MPR-RI, DR Muhammad Hidayat Nurwahid, MA di rumah
dinasnya, kompleks Widya Chandra dengan beberapa ikhwah.
Ketika saya masuk ke rumah dinas beliau tsb, maka dalam
hati saya bergumam sendiri: Alangkah sederhananya isi
rumah ini. Saya melihat lagi dengan teliti, meja, kursi2,
asesori yg ada, hiasan di dinding. SubhanaLLAH, lebih
sederhana dari rumah seorang camat sekalipun.
Ketika saya masuk ke rumah tsb saya memandang ke
sekeliling, kebetulan ada disana Ketua DPR Agung
Laksono, Wk Ketua MPR A.M Fatwa, Menteri Agama, dan
sejumlah Menteri dari PKS (Mentan & Menpera) serta
anggota DPR-RI, serta pejabat2 lainnya.
Lagi2 saya bergumam: Alangkah sederhananya pakaian
beliau, tidak ada gelang dan cincin (seperti yg dipakai teman2
pejabat yg lain disana). Ternyata beliau masih ustaz
Hidayat yg saya kenal dulu, yg membimbing tesis S2 saya
dg judul: Islam & Perubahan Sosial (kasus di Pesantren
PERSIS Tarogong Garut).
Terkenang kembali saat2 masa bimbingan penulisan tesis
tsb, dimana saya pernah diminta datang malam hari
setelah seharian aktifitas penuh beliau sebagai
Presiden PKS, dan saya 10 orang tamu yg menunggu ingin
bertemu. Saya kebagian yg terakhir, ditengah segala
kelelahannya beliau masih menyapa saya dg senyum : MAA
MAADZA MASAA'ILU YA NABIIL?
Lalu saya pandang kembali wajah beliau, kelihatan
rambut yg makin memutih, beliau bolak-balik menerima tamu, saat
berbuka beliau hanya sempat sebentar makan kurma &
air, karena setelah beliau memimpin shalat magrib terus
banyak tokoh yg berdatangan, ba'da isya & tarawih kami semua
menyantap makanan, tapi beliau menerima antrian wartawan dalam & luar
negeri yang ingin wawancara.
Tdk terasa airmata ana menetes, alangkah jauhnya ya
ALLAH jihad ana dibandingkan dg beliau, saya masih punya
kesempatan bercanda dg keluarga, membaca kitab dsb,
sementara beliau benar2 sudah kehilangan privasi
sebagai pejabat publik, sementara beliaupun lebih berat ujian
kesabarannya untuk terus konsisten dlm kebenaran dan membela rakyat.
Tidaklah yg disebut istiqamah itu orang yg bisa
istiqamah dlm keadaan di tengah2 berbagai kitab Fiqh dan Hadits
seperti ana yg lemah ini. Adapun yg disebut istiqamah
adalah orang yg mampu tetap konsisten di tengah
berbagai kemewahan, kesenangan, keburukan, suap-menyuap dan
lingkungan yang amat jahat dan menipu.
Ketika keluar dari rumah beliau saya melihat beberapa
rumah diseberang yang mewah bagaikan hotel dg asesori lampu2
jalan yg mahal dan beberapa buah mobil mewah, lalu ana bertanya pd supir DR Hidayat : Rumah siapa saja yg diseberang itu? Maka jawabnya : Oh, itu rumah pak
Fulan dan pak Fulan Menteri dari beberapa partai besar.
Dalam hati saya berkata: AlhamduliLLAH bukan menteri PKS.
Saat pulang saya menyempatkan bertanya pd ustaz Hidayat:
Ustaz, apakah nomor HP antum masih yg dulu? Jawab beliau:
Benar ya akhi, masih yg dulu, tafadhal antum SMS saja
ke ana, cuma afwan kalo jawabannya bisa beberapa hari
atau bahkan beberapa minggu, maklum SMS yang masuk tiap hari ratusan
ke saya.
Kembali airmata saya menetes. alangkah beratnya cobaan beliau & khidmah
beliau untuk ummat ini, benarlah nabi SAW yang bersabda bahwa orang
pertama yg dinaungi oleh ALLAH SWT di Hari
Kiamat nanti adalah Pemimpin yang Adil. Sambil berjalan pulang saya
berdoa : Ya ALLAH, semoga beliau dijadikan pemimpin yg adil & dipanjangkan umur serta diberikan kemudahan dlm memimpin negara ini. Aaamiin ya RABB
10 Maret 2009
AIR MATA SAYA MENETES DI RUMAH DR HIDAYAT NURWAHID (milis tetangga)
15.35
Keindahan