10 Februari 2009

Ahh………… sahabat


<

Coba sejenak memikirkan kembali, apa salah satu hal yang paling paling berharga di dunia yang begitu ’kering’ dan dengan beban yang kadang terasa begitu menghimpit diri?


Siapa yang berada disampingmu ketika kau berada dalam kesulitan?

Siapa yang mau diajak berbagi saat semua orang tidak peduli?

Siapa yang tetap berada di sisi saat kau merasa tidak lagi dicintai?

Siapa yang ingin bersama saat kau tidak lagi mampu memberikan apa-apa?

Begitu banyak persoalan dan kesemuanya begitu memenuhi dada saat itu, yang dengannya segera kita ingin keluarkan sepenuhnya kepada seseorang itu?


Kedua pertanyaan di atas mungkin jawaban yang paling mendekati adalah sahabat.


Yah, sahabat.

Sesosok orang yang menurutku begitu terasa dekat meski ia jauh, yang begitu banyak kesamaan hobi dan minatnya dengan kita. Yang paling begitu mengerti diri kita dengan segala kekurangan dan kelebihan diri. Persahabatan adalah barang mahal yang begitu berharga, betapa indahnya warna pelangi bagi persahabatan. Adakalanya persahabatn pun harus mengalami ujian. Karena ia barang yang mahal, maka ujian persahabatan pastinya juga bukan hal mudah. Semakin sejati persahabatan itu, maka semakin tinggi pula tingkatan ujian yang harus diterimanya.

Kesejatian harus teruji bukan oleh satu atau dua kali rintangan. Akan tetapi pasti lebih dari itu. Sahabat adalah orang yang telinganya paling sabar mendengar curhat kita, yang selalu menyediakan bahunya untuk kita menangis, yang selalu ada di saat orang lain pergi menjauh. Yang selalu menerima kita sebagaimana adanya dengan segala kekurangan itu, ternyata juga adalah manusia biasa.

Sekali waktu dalam rentang yang kita lewati bersama, tibalah masa ujian itu. Di mana ia seperti orang lain kebanyakan yang bukan sahabat kita. UJIAN itu tiba pada pelangi persahabatan yang selalu kita kira indah. Bila masa itu tiba, apakah kita betul-betul sudah siap? Manusia sejatinya pasti juga punya salah. Ia bisa saja terpeleset dan sekali waktu ia bisa saja tiba-tiba tidak ada di samping anda, padahal kita sedang begitu membutuhkannya. Meskipun kita tahu dalam hati kecil sekali lagi berkata,”Loh, tapi kan dia sahabat ku!”. ”Kenapa dia bisa begitu berubah?” Nah loh ……!!!!


Begitulah, namanya juga ujian. Ingat, sekali lagi sahabat juga manusia biasa. Itu kata kuncinya. Ia bukan malaikat, ia bukan seperti robot dan selalu patuh kepada titah tuannya. Ia sama juga dengan kita. Yang suatu saat dalam hidupnya punya pilihan-pilihan dalam hidupnya. Satu waktu ia juga butuh waktu untuk dirinya sendiri.Bisa saja kan, justru ketika kita punya masalah dan berharap begitu banyak dan begitu mengandalkannya seperti biasa, eh..ternyata pada waktu yang genting itu, ia juga sedang punya persoalan yang tak kalah beratnya dengan kita. Dan sekali lagi ia butuh waktu untuk dirinya sendiri. Pada saat itu bukannya ia tak butuh kita, tapi ia merasa dengan keberadaan kita dikhawatirkan malah memperkeruh suasana …..
L

Sebagaimana lazimnya persahabatan, apalagi ia sudah mencapai usia yang panjang. Maka di dalam hati seorang sahabat yang paling dalam, Insya Alloh ia hanya akan mendo’akan yang terbaik bagi sahabatnya. Ia pasti menyimpan harapan-harapan dan memandangi dengan penuh seksama apa kebutuhan dan cita-cita sahabatnya. Percayalah, dalam rentang waktu ujian, saat-saat ia sedang sendirian, ia masih tetap sahabat kita. Yang sekali lagi, menginginkan yang terbaik bagi kita dan tentu bagi persahabatan. Kalau yang terjadi sebaliknya, maka boleh jadi jangan-jangan ia memang bukanlah sahabat kita. Ia tidak teruji dalam terjalnya persahabatan yang menuntut ketulusan dan mudah memaafkan.

Sahabat adalah orang yang [hampir] selalu membukakan pintu ruang hatinya untuk kita singgah dan berbagi resah. Tanda kurung dengan kata hampir, karena sekali lagi ia tidak selamanya di samping kita. Dan ia [sekali lagi] bukanlah malaikat. Akan tetapi ia adalah seseorang yang punya sejuta kata maaf di keranjang hatinya. Satu saat ia mungkin juga salah, tapi ia punya simpanan kata maaf yang tak mudah habis, dan bila ia sahabat kita, biasanya ia juga segera tak tahan untuk segera menghampiri anda dengan senyum tulusnya dan kemudian bersama sahabat itu membuat pelangi baru di langit sambil menertawai rintangan perjalanan persahabatan yang terjalin selama ini. Sahabat sejati punya begitu banyak bekal ’berbagi’ di dalam tas yang dibawanya selalu di dalam sudut di ruang hatinya untuk kita sahabatnya.

Ahh……sahabat.

Untuk semua sahabat, semoga jalinan yang terbina mampu senantiasa terjaga. Semata-mata karena-Nya dan mengharap ridho-Nya………………..

By Ani Setyaningsih

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More