06 Februari 2009

Ketika puisi indah itu hendak kudengar

Saya terima nikahnyaNina Eka Indriani binti Naih
dengan mas kawin seperangkat alat sholat
dan sebuah buku dijalan dakwah aku menikah
karena ALLAH.. di bayar tunai!

Kami saling mengenal di awal juli2005, lewat seorang kawan.
Bertukar data 6 hari kemudian.
Sekitar 1 pekan untuk istikharah serta diskusi ke orang2 terdekat.


Jika ibadah dia ingini, maka langkah tlah SIAP mengarung, demikian ikrar hatiku..
Lalu ALLAH arahkan kemantapan ke hatinya.
Dia katakan SIAP itu, dan langsung membuktikan dengan meyakinkan diri ini..
27 juli 2005 aku khitbah ia...

Aku datang dari bumi utara ,
bersama orangtua dan keluarga besar.
Mengkhitbah sosok yang bayangannya belum pernah jatuh dipelupuk mata.
Meminta seseorang yg benar2 asing, tiada pernah terdengar namanya..

Jika ALLAH berkehendak YA, bahkan beda benua-pun dapat ditundukkan-NYA.
Mantaplah..!, kata-NYA. Maka tiada lagi yg bs membendung tegaknya tekad..
Visi, misi, komitmen serta landasan teragung-NYA telah kami kantungi.
lantas apa yang berhak menjadi keraguan kami?..
InsyaALLAH,


Selangkah lagi..akan sy saksikan sosok sang teman bagi diri ini..
Sejenak lagi..tabir sang pemilik tulang rusuk yg mulai lelah diabawa ini terjawab sudah..
Sesaat lagi..ikrar dahsyat, mitsaqon ghalidza itu akan terlisan..
Sekejap, yah!..sekejap lagi..simpanan langit itu akan tercurah untukku..
Yakin, mantap, jika niat dan komitmen telah kau pancangkan di jiwa masing2,
percaya-lah.. semesta raya-pun akan bersedia menjadi pengawalmu..

akhirnya senin,8 agustus 2005 pkl 13.00 akad nikah dilangsungkan...
tausiyah ust syahrul syah mengalir ke lubuk hati, air mata jatuh membasahi, semoga aku senantiasa menjadi imam yang bertanggung jawab...

memory 8 agustus 2005 dari masjid nurul iman, jatirangga..

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More