29 Januari 2009

Pasien depresi mudah kena stroke dan TIA

Kalbefarma - Hasil penelitian dari suatu populasi menyebutkan bahwa kemungkinan ada hubungan antara kejadian stroke dan gangguan pembuluh darah vaskuler dengan gangguan depresi.

Penelitian ini menggunakan sekitar 4120 peserta yang pernah ikut juga dalam penelitian “Framingham Heart Study “, dimana usia pasien antara 29 hingga 100 tahun yang telah di follow up hingga 8 tahun.

Semua pasien dilakukan penilaian dengan menggunakan skala depresi yang dikeluarkan oleh lembaga tertentu dengan nama “The Center for Epidemiologic Studies Depression Scale”

Seluruh insiden baik stroke maupun TIA (transient ischemic attack) dilakukan penilaiannya dengan kriteria diagnostik yang telah baku, dan dicari adakah hubungan antara gangguan depresi dengan risiko dari kejadia stroke atau TIA dan kemudian dianalisa lebih lanjut dengan menggunakan metode “ Cox proportional-hazards “

Hasil penelitian , menunjukkan bahwa peserta yang berumur kurang dari 65 tahun, mempunyai risiko untuk mengalami serangan stroke dan TIA 4.21 lebih besar (P=
Pada peserta yang usianya lebih dari 65 tahun, kejadian depresi berhubungan dengan meningkatnya angka kejadian dari stroke dan TIA. Pemberian terapi antidepresan sepertinya tidak dapat merubah risiko yang berhubungan dengan gejala depresinya. Simpulan penelitian terhadap sebuah komunitas ini menunjukkan bahwa gejala depresi berhubungan dengan faktor risiko terjadinya stroke atau TIA, data ini memberikan saran kepada dokter bahwa deteksi gejala depresi pada usia muda sepertinya penting, sebagai upaya prevensi dari serangan stroke

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More