29 Desember 2008

MENYADARI KEHADIRAN PENOLONG KITA……..

Tulisan ini terinspirasi dari curhat seorang sahabat di bilangan jakarta pusat.. yang dekat dengan HI. Semoga ini dapat membantu memecahkab masalahmu.. walau beberapa persen karna sesungguhnya tempat pemecahan masalah adalah Allah. bukankah kau sering bilang Allah Sebaik-baik penolong bahkan kalimat itu kau sisipkan dalam fs mu.

..................................................................................

Bekasi, beberapa bulan yang lalu.

“Tidak usah sedih Akh! Aku tidak papa kok.. Sakit ini kan yang ngasih Allah..suatu saat pasti Dia akan mengabulkan do’aku, supaya Allah mengangkat beban ini dariku! Janji Allah itu pasti kok!” Lucu kedengarannya, Ia yang sakit…tetapi justru Ia yang selalu menguatkanku. Habisnya rembes sih setiap kali aku melihat keadaannya. Tinggal tulang berbalut kulit.

“Antum tahu, mungkin belum saatnya Allah menyembuhkanku. Tapi Aku tidak perlu sedih kan ? Dia selalu menolongku kok. Lihatlah..hampir setiap hari aku bisa melihat antum dan saudaria-saudaraku yang lain. Aku mempunyai ayah, ibu dan adik-adik yang setia bergantian menungguiku di sini. Antum lihat bapak yang di ujung sana itu. Keluarganya hanya datang ketika malam hampir menjelang saja. Tak kulihat ada yang menjenguknya. Juga Ibu di sana itu, hampir setiap saat beliau merintih, sepertinya amat kepayahan “ lanjutnya di sela suaranya yang lirih.

“Malah dengan sakit ini, banyak kebaikan yang aku peroleh. Bukankah hampir semua buku antum sudah kubaca? Dan…sepertinya antum mesti siap-siap hafalannya ketinggalan dariku. Setengah juz lagi..hafalan kita sama!” katanya sambil nyengir lebar. “Boleh…kutunggu !” sahutku akhirnya walau dengan mata yang tidak bisa mengering. Baru tadi Ibunya memberitahuku, kata dokter harapan hidupnya tidak lama lagi. Hanya keajaiban yang akan meloloskannya dari maut katanya.

................................................................................

Mengingat apa yang tiada memang mudah. Terlebih sesuatu yang sangat kita dambakan. Menjadi hamba Allah yang bersyukur bukan perkara yang mudah. Bahkan Rosullullah sampai kakinya bengkak karena sholat malamnya saking inginnya menjadi hamba yang pandai bersyukur..

Kita manusia…yang ketika satu kenikmatan tertunda, begitu mudahnya rasa syukur hilang. Bagaikan embun yang tertimpa mentari, sulit mempertahankan diri.. Begitu nikmat yang kita inginkan tertunda, seakan semua indra menjadi terpusat kesana. Semua pandangan tertuju ke satu arah semata.

Memandang diri menjadi orang yang paling lara. Menganggap diri orang yang tidak pernah bahagia. Sedangkan ketika ingatan menghitung kenikmatan orang lain, seakan semua kemudahan itu justru menjadi milik orang lain. Bukan diri kita. Kalau sudah seperti itu..alangkah sulitnya menjadikan hati penuh dengan kesyukuranNya.

Allah berjanji akan mengabulkan semua pinta. Apalagi yang terlantun di waktu-waktu istimewa. Dan semua mengetahui..setiap janji Allah adalah pasti adanya. Dia tidak pernah ingkar dengan janjiNya.

Kelemahan kita adalah..kita serignya tergesa dengan semua pinta. Inginnya tak tertunda. Padahal Dia ingin mengabulkan pinta kita pada saat yang tepat! Dan Allah mengetahui dengan pasti saat itu. Sedangkan nafsu kita selalu menginginkan do’a terkabul selang tak lama dari kita memanjatkannya. Dan dalam bentuk yang nyata.

Kawan…kalau kita renungkan, ada yang indah dalam pertolongan Allah…dan anehnya sangat sering tidak kita sadari. Kita tidak menyadari penolong-penolong dari Allah tersebut. Berapa seringnya itu terjadi pada kita.

Allah menguji kita dengan kefakiran. Dan kita berdo’a secepatnya Allah mengangkat kita dari ujian itu. Dari Lilitan Hutang misalnya. Saat itu seakan dunia begitu menghimpit kita. Seakan hanya orang lain saja yang di karuniai kelapangan rizki.

Padahal kalau kita menyadari..sebelum Allah mengabulkan do’a kita pada saat yang tepat suatu saat kelak.Lihatlah ! Dalam tenggang itu..Allah mendampingkan begitu banyak kemudahan pada kita. Begitu banyak kenikmatan yang seharusnya tidak luput kita syukuri.

Tidak kah kita sadari, dengan dipertemukan oleh Allah..orang yang meringankan beban lilitan utang kita, atau dilunakkan hutang kita. Atau diperpanjangnya waktu pelunasan hutang kita..itu semua adalah cara Allah untuk menolong kita.

Bahkan dipertemukannya kita dengan orang yg jauh lebih fakir dari kita..bukankah itu adalah cara Allah untuk menguatkan kita?.. Sehingga mental kita tetap bisa menanggung beban, karena ternyata masih ada orang yang lebih menderita dari kita dan ia kuat!... Hingga pada saat yang tepat Dia angkat beban kita. Dengan dimudahkan rizki, atau dengan jalan yang lainnya? Janji Allah tidak pernah salah. Dia adalah Pengabul Do’a..Dia hanya ingin meninggikan kualitas iman kita. Itu saja ! Kebaikan yang sering tidak kita sadari.

Juga masalah jodoh. Ketika saat itu belum tiba..seakan jiwa begitu berat menanggungnya. Semua sakit seakan berkumpul disana. Seakan diri terlempar di pojok-pojok kehidupan dan hanya orang lain saja lah yang berhak menerima kebahagian itu.

Sementara do’a tak terhitung..mengalir bagaikan air bah. Diwaktu-waktu mustajabah. Disisi lain kita meyakini Allah pasti akan mengabulkan do’a kita. Tetapi nafsu selalu membisiki kita..kenapa selalu orang lain yang bahagia ?

Kawan…tidakkah kita sadari..bahwa Allah tidak akan menguji kita melebihi kemampuan kita? Juga tidakkah kita yakini bahwa Allah akan mengabulkan do’a-do’a kita? Begitu juga keyakinan kita atas takdir Allah..kemana semua atsarnya ? Tertinggal di lembar-lembar catatan kah? Pada saat seperti inilah seharusnya ilmu itu kita bunyikan.

Tidak kah kita sadari..bahwa Allah hanya ingin memberikan yang terbaik untuk kita. Jodoh yang tepat dan juga pada waktu yang tepat pula! Dan dalam setiap hembusan nafas kita…Allah selalu menghadirkan penolong-penolong untuk kita. Tidak kah engkau sadari begitu besarnya kasihNya untukmu ?

Lihatlah..Allah melunakkan hati kedua orang tuamu..sehingga tidak pernah mereka mendesak dan menyalahkanmu. Allah mempertemukanmu dengan orang-orang yang senantiasa menguatkanmu. Allah juga menghadirkan orang-orang yang jauh lebih berat bebannya daripadamu sebagai cermin, sebagai penguat dirimu.

Allah menjagamu dengan lingkungan yang membuatmu sibuk., sehingga beban bisa engkau alihkan..walau kadang untuk sementara. Allah juga yang selalu memudahkan semua urusanmu. Allahlah yang menghadirkan saudara-saudara seimanmu yang siap menolongmu.

Kawan…Pandang sekelilingmu ..Alangkah indah semua rajutan skenarioNya. Alangkah indahnya setiap kepingan-kepingan peristiwa yang Dia tata begitu indah sehingga membentuk bingkai kehidupan yang tanpa cacat cela.

Kemanakah syukur dan ridho kita? Kemanakah bentuk khuznudhzon kita? Sementara tidak ada cobaan yang dia berikan kepada kita tanpa Allah berikan penolongnya . Kemanakah syukurnya ketika ujian itu pun adalah cara Allah menaikkan derajat keimanan kita? Tidak ada sedikit pun yang tidak indah..ketika itu dari Allah.

Kawan…kuikut merasakan beratnya berkubang dalam ujian. Sakitnya seakan menggores jiwa. Tak terperikan. Tapi kita adalah hamba yang berharap menjadi hamba pilihanNya! Kita adalah prajurit-prajuritNya yang tertempa dengan tarbiyahNya. Tidak ada yang tak indah dalam hidup ini. Ujiannya adalah kenaikan iman kita. Karunianya pun adalah limpahan rahmatNya. Subhannallah.. Surga, ampunan dan ridho Allah adalah janjiNya kalau kita bisa melewatinya.

Kawan…mari sadari penolong- penolong yang dirancang oleh Allah disetiap lingkaran ujianNya. Jangan pernah berputus asa. Jadilah hamba Allah yang pandai bersyukur di setiap nikmatNya…dengannya semoga surga, ampunan dan ridhoNya menjadi milik kita. Amien ! Wallahu’alam bishowab !





Buat NM…setiap “penantian” pasti ada akhirnya..setiap perjalanan pasti ada saat berhentinya. Keep istiqomah ya..

Untuk seseorang Mas..yang menyadarkanku ttg pusat dukaku sendiri..jazakkallah…kalo dirasa, ternyata sakit juga ya mas?...:-))

untuk seorang ADIK yg telah berbilang HARI terbaring sakit : Syafakillah,..Aku juga yakin..suatu saat, janji Allah itu pasti akan tiba ! Bersabarlah saudara ku..

Sumber: Curhat MP

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More