19 Agustus 2010

Menunda Azab Selama 40 Tahun (Ruhaniyat Tarbawi)

Laa ilaaha illallah. Tidak ada tuhan yang layak disembah kecuali Allah swt. Tak ada yang layak diikuti kecuali Allah swt. Tak ada yang layak ditakuti kecuali Allah swt. Tak ada yang patut dicintai kecuali Allah swt. Tunduk, pasrah, dan tawakal hanya kepada Allah swt. Kalimat inilah yang sungguh-sungguh akan menguatkan kita di mana dan di kapan saja.

Saudaraku, mari resapi kandungan dan makna kalimat itu.

Renungkanlah bagaimana Rasulullah saw dan para sahabatnya dengan sangat cermat menanamkan keyakinan yang begitu kokoh dalam diri anak-anak mereka. Agar mereka sejak kecil tidak keliru menempatkan perasaan tunduk dan patuh kepada selain Allah. Agar mereka sejak usia belia tidak keliru menyikapi perasaan takut kepada selain Allah. Agar mereka sejak kanak-kanak telah mampu mewarnai diri dengan segenap perasaan yang selalu berdekatan dengan keberadaan Allah swt. Ibnu Umar ra pernah meriwayatkan sebuah sabda Rasulullah saw, tentang hal ini. “Jangan acungkan tongkat pada anak-anakmu (agar dia takut padamu). Tapi jadikanlah mereka takut pada Allah Azza wa Jalla.” (HR. Thabrani dengan sanad jayyid)

Rasulullah saw sering memanfaatkan sela-sela waktu berbicara dengan anak-anak. Dan di sela-sela waktu seperti itu Rasulullah saw mengucapkan untaian kata yang sangat dalam maknanya agar mereka selalu mengaitkan seluruh gerak dan kehidupannya dengan Allah swt. Simaklah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Turmudzi, dari Ibnu Abbas ra, saat Rasulullah saw berkata kepadanya, “Nak, aku ajarkan engkau beberapa kalimat, ‘Peliharalah (hak) Allah, niscaya Allah akan memeliharamu. Peliharalah (hak) Allah, niscaya engkau dapati Allah berpihak padamu. Jika engkau meminta, mintalah pada Allah. Dan jika engkau ingin pertolongan, mintalah pertolongan itu pada Allah. Ketahuilah! Seluruh umat manusia jika berkumpul untuk memberimu manfaat, mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan jika mereka berkumpul untuk memberi bahaya atasmu, mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan apa yang telah ditetapkan Allah untukmu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering.” (HR. Turmudzi). Lihatlah bagaimana Rasulullah menekankan kalimat demi kalimat untuk menanamkan ketergantungan yang sangat total kepada Allah swt.

Saudaraku,

Perhatikanlah potongan-potongan kalimat dalam nasihat Rasulullah saw. Cermatilah penggalan kata demi kata yang begitu menukik tajam, membawa siapa pun yang menyimaknya untuk selalu bergantung sepenuhnya pada Allah swt. Laa ilaaha illallah. Tidak ada daya. Tidak ada kekuatan. Tidak ada perlindungan. Kecuali milik Allah. Iman yang kuat, adalah modal kita agar mampu menghadapi semua masalah dengan tegar. Hanya keimanan yang bisa menjadikan kita selalu optimis memandang hidup.

Saudaraku,

Sebagaimana yang dilakukan Rasulullah saw dan para sahabatnya, kekuatan iman harus ditanam dan dipelihara pertumbuhannya sejak seseorang masih kanak-kanak. Usia kanak-kanak yang masih bersih dan mudah disemai dengan keyakinan yang benar. Lihatlah apa yang diceritakan Ibnu Zufr Al Makky, dalam kitabnya Anba Nujaba Al Abna tentang masa kecil Harits Al Muhasibi. Suatu ketika, Harits pernah ditawari sejumlah kurma oleh pedagang kurma. “Makanlah semua kurma ini,” kata penjual itu. Namun karena kehati-hatiannya, Harits malah bertanya, “Beri tahu dahulu bagaimana engkau mendapatkan kurma-kurma ini?” “Baru saja ada orang yang membeli kurmaku, lalu ada kurma yang dibelinya terjatuh…” kilah orang itu.

Harits Al Muhasibi lalu bertanya kepada sejumlah anak-anak yang tengah bermain disekitarnya, “Teman-teman, apakah bapak ini seorang muslim?” Mereka mengiyakannya. Tapi Harits segera beranjak pergi meninggalkan orang itu. Laki-laki itu lalu mengejarnya dan menangkap tangannya sambil bertanya penasaran, “Demi Allah, aku takkan melepaskanmu kecuali engkau mengatakan kepadaku apa yang ada dalam hatimu tentang diriku?”

Saudaraku,

Dengarkanlah apa jawaban Harits yang belum berusia 10 tahun itu. “Pak, jika engkau seorang muslim, mintalah kurma itu pada pemiliknya sampai ia ikhlas memberikan miliknya padamu. Lakukanlah itu sekuat tenaga seperti jika engkau dalam kondisi yang sangat haus dan sangat ingin meminum air. Pak, apakah engkau mau memberi makan anak-anak kaum muslimin dengan yang haram? Padahal engkau muslim?” Orang itu terkejut dan mengatakan, “Demi Allah, saya tidak akan berjualan lagi untuk urusan dunia…”

Mereka adalah anak-anak hasil pendidikan tauhid yang ditanamkan orang tuanya. Keimanan mereka begitu menghujam dalam kepribadiannya melalui pelajaran Al Qur’an, hadits dan sirah Rasulullah saw. Para orang tua memberi motivasi yang sangat baik agar anak-anaknya dekat dengan sumber-sumber petunjuk Allah swt itu. Inilah yang dikatakan Ibrahim bin Adham, “Dahulu, ayahku mengatakan padaku, ‘Nak, carilah hadits Rasulullah saw. Setiap engkau mendengar satu hadits dan engkau bisa menghapalnya, engkau akan mendapat hadiah satu dirham.” (Syaraf Ashabul Hadits/10). Ibrahim bin Said Al Jauhari juga pernah menceritakan, “Aku melihat seorang anak kecil usia 4 tahun yang dibawa ke hadapan Al Makmun dan membacakan Al Qur’an. Padahal jika lapar ia masih menangis.” (Al Kifayah fi ilmi Riwayah, Khatib Al Baghdadi/116).

Apa yang sudah kita berikan untuk anak-anak kita? Menanamkan ketergantungan mereka pada Allah swt dalam setiap peristiwa yang mereka alami? Menekankan kedekatan mereka pada Allah swt? Menyakinkan mereka dengan hadits-hadits Rasulullah saw? Mengajarkan, menuntun dan mendorong mereka untuk membaca dan menghafal Al Qur’an?

Tahukah kita, bila bacaan Al Qur’an seorang anak bisa menjadi sebab diangkatnya bala dan azab dari keluarga dan masyarakat kita? Hudzaifah bin Yaman mengatakan, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya suatu kaum akan ditimpa azab oleh Allah, sebagai suatu ketetapan yang pasti. Tapi kemudian seorang anak di antara mereka membaca Al Hamdulillahi Rabbil Alamin. Ucapan itu didengar Allah swt dan mengangkat azab-Nya dari mereka karena pembacaan itu, selama 40 tahun.” (Tafsir Al Kabir, Ar Razi, 1/178).

Saudaraku,

Ajarkan mereka Al Qur’an. Semoga kita terhindar dari azab Allah swt…_

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More