This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

01 Februari 2010

Allah, siapkah aku bila Engkau ingin bertemu?




KotaSantri.com - Pernahkah Anda melihat seseorang menjelang sakaratul maut? Berapakali Anda melihat mereka yang terbelalak ketakutan, yang kesakitan atau yang hanya seperti hendak tidur? Aku punya seorang teman dekat di SMU I Binjai bernama Wati. Ia dara berjilbab yang sangat cantik, supel, berbudi, senang menolong orang lain dan selalu menjadi juara kelas. Maka seperti mendengat petir disiang hari, saat kudengar ia yang sudah sekian lama tak masuk sekolah ternyata mengidap kanker rahim. Bahkan sudah menyebar hingga stadium empat!!

Sekolah kami berduka. Para aktivis rohis amat sedih. Wati adalah motor segala kegiatan dakwah. Ide-idenya segar. Ia selalu punya terobosan baru. Ia bisa mendekati dan disukai siapapun. Sungguh, kami tak memiliki Wati yang lain. Maka betapa pedih menatapnya hari itu. Ia tergolek lemah di ranjang. Badannya menjadi amat kurus. Wajahnya pasi. Setelah sakit berbulan-bulan, hari ini ia tak mampu lagi mengenali kami!

"Wati sudah sebulan ini tak bisa bangun," kata ibunya sambil mengusap air matanya.

Namun kami berbelalak, saat baru saja ibunya selesai bicara, perlahan Wati berusaha untuk bangun. Kami semua tercengang saat ia berdiri dan berjalan melintasi kami seraya berkata dengan suara nyaris tak terdengar, "Aku mau berwudhu dan shalat Dhuha."

Serentak kami semua berebutan membimbingnya ke kamar mandi. Setelah itu ibunya memakaikannya mukena dan sarung. Sementara ayahnya kembali membaringkannya di tempat tidur karena ia terlalu lemah untuk shalat sambil berdiri. Hening. Tak seorang pun yang bersuara saat ia melakukan shalat Dhuha. Selesai shalat, saat ibunya akan membukakan mukena, ia melarang dengan halus. Lalu lama sekali dipandanginya wajah ibu, ayah dan adik-adiknya satu persatu bergantian. Dari mulutnya terus menerus terdengar asma Allah. Kami yang menyaksikan tak kuat lagi menahan tangis.

Tiba-tiba Wati tersenyum. Ia memandang kami, teman-temannya, dengan penuh sayang. Lalu kembali memandang wajah ayah, ibu dan adik-adiknya bergantian. Kini kulihat butiran bening menetes dari sudut matanya. Lalu susah payah ia mengangkat kedua tangannya dan mendekapkannya di dada. Dengan tersenyum ia menutup kedua matanya sambil mengucapkan dua kalimat syahadat dengan sangat lancar. Innalillaahi wa inna ilaihi rooji'uun. Ia telah pergi untuk selamanya. Bagai melayang aku menyaksikan semua. Dadaku berdebar, lututku gemetar. Subhanallah, ia telah kembali dengan sangat sempurna dalam usia yang baru 18 tahun. Tiba-tiba, antara ilusi dan kenyataan, aku mencium wewangian. Tubuhku bergidik. Aku menangis terisak-isak.

Allah, siapkah aku bila Engkau ingin bertemu?

Seperti dituturkan sahabat Wati kepada Helvy Tiana Rosa - Disadur dari buku Lentera Kehidupan : Cerita Luar Biasa dari Orang-orang Biasa

18 Januari 2010

HADITS HARI INI



Dari Abi ‘Amir --Abu Malik-- Al Asy’ari, dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam beliau bersabda :“Sungguh akan ada di kalangan umatku suatu kaum yang menganggap halalnya zina, sutera, khamr, dan alat-alat musik … .”
(HR. Bukhari 10/51/5590-Fath).

Dari Abi Malik Al Asy’ari dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam beliau bersabda : “Sesungguhnya akan ada sebagian manusia dari umatku meminum khamr yang mereka namakan dengan nama-nama lain, kepala mereka bergoyang-goyang karena alat-alat musik dan penyanyi-penyanyi wanita, maka Allah benamkan mereka ke dalam perut bumi dan menjadikan sebagian mereka kera dan babi.”
(HR. Bukhari dalam At Tarikh 1/1/305, Al Baihaqi, Ibnu Abi Syaibah dan lain-lain. Lihat Tahrim ‘alath Tharb oleh Syaikh Al Albani halaman 45-46).

Dari Anas bin Malik berkata :Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :Dua suara terlaknat di dunia dan di akhirat : “Seruling-seruling (musik-musik atau nyanyian) ketika mendapat kesenangan dan rintihan (ratapan) ketika mendapat musibah.”
(Dikeluarkan oleh Al Bazzar dalam Musnad-nya, juga Abu Bakar Asy Syafi’i, Dliya’ Al Maqdisy, lihat Tahrim ‘alath Tharb oleh Syaikh Al Albani halaman 51-52)

Dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :“Sesungguhnya saya tidak melarang (kamu) menangis, tapi saya melarangmu dari dua suara (yang menunjukkan) kedunguan dan kejahatan, yaitu suara ketika gembira, yaitu bernyanyi-nyanyi, bermain-main, dan seruling-seruling syaithan dan suara ketika mendapat musibah, memukul-mukul wajah, merobek-robek baju, dan ratapan-ratapan syaithan.” (Dikeluarkan oleh Al Hakim, Al Baihaqi, Ibnu Abiddunya, Al Ajurri, dan lain-lain, lihat Tahrim ‘alath Tharb halaman 52-53).

Dari Ibnu Abbas, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan bagiku --atau mengharamkan-- khamr, judi, al kubah (gendang), dan seluruh yang memabukkan haram.”
(HR. Abu Dawud, Al Baihaqi, Ahmad, Abu Ya’la, Abu Hasan Ath Thusy, Ath Thabrani dalam Tahrim ‘alath Tharb halaman 55-56)

Dari ‘Imran Hushain ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :“Akan terjadi pada umatku, lemparan batu, perubahan bentuk, dan tenggelam ke dalam bumi.” Dikatakan : “Ya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, kapan itu terjadi?” Beliau menjawab : “Jika telah tampak alat-alat musik, banyaknya penyanyi wanita, dan diminumnya khamr-khamr.”
(Dikeluarkan oleh Tirmidzi, Ibnu Abiddunya, dan lain-lain, lihat Tahrim ‘alath Tharb halaman 63-64)

Dari Nafi’ maula Ibnu ‘Umar, ia bercerita bahwa Ibnu ‘Umar pernah mendengar suara seruling gembala lalu (‘Umar) meletakkan jarinya di kedua telinganya dan pindah ke jalan lain dan berkata : “Wahai Nafi’, apakah engkau mendengar?” Aku jawab : “Ya.” Dan ia terus berjalan sampai kukatakan tidak. Setelah itu ia letakkan lagi tangannya dan kembali ke jalan semula. Lalu beliau berkata :“Kulihat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam mendengar suling gembala lalu berbuat seperti ini.”
(Dikeluarkan oleh Abu Dawud 4925 dan Baihaqi 10/222 dengan sanad hasan)

Allahu A'lamu Bishshawab.

14 Januari 2010

KIAT-KIAT MERAIH KHUSNUL KHOTIMAH




Oleh Ustad Agus Efendi, Sag
Seluruh manusia pasti menyadari bahwa kematian pasti akan datang menemui kita tanpa kecuali. Ada beberapa orang yang menyikapinya dengan cuek-cuek saja, kadang ingat kadang tidak, dan ada yang sangat mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan banyak bekal kebaikan (amal sholeh). Adapun kiat-kiat untuk menggapai kematian yang baik (khusnul khotimah) ada 7 hal yang minimal harus diraih oleh umat Islam. Antara lain:
Pertama, “Istiqomah” dalam melaksanakan kebaikan (amal sholeh).
Firman Alloh : “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : ‘Tuhan kami ialah Alloh’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan : “ Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah (surga) yang telah dijanjikan Alloh kepadamu.” (QS Fushilat:30)
Kedua, “Taqwa” yaitu menjalankan seluruh aturan Alloh dan RosulNya sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Alloh dengan sebenar-benar taqwa kepadaNya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam (QS Ali Imron:102)
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Alloh, Kami akan memberimu Furqaan, dan Kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Alloh mempunyai karunia yang besar. (QS Al.Anfal:29)
Ketiga, “Berbaik sangka kepada Alloh SWT”
“Jauhkanlah dirimu dari prasangka buruk, sebab prasangka buruk adalah ucapan yang paling bohong.” (muttafaq alaihi)
Keempat: Jujur dalam segala aktifitas kehidupan.
Hendaknya kamu selalu benar (jujur). Sesungguhnya kebenaran membawa kepada kebajikan dan kebajikan membawa ke surga. Selama orang benar dan selalu memilih kebenaran, dia tercatat di sisi Alloh sebagai orang yang benar (jujur). Hati-hatilah terhadap dusta, sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa kepada neraka. Selama seseorang dusta dan selalu memilih dusta, dia tercatat di sisi Alloh sebagai seorang pendusta (pembohong) (HR Bukhori)
Kelima, Taubat, bersegeralah pada ampunan Alloh sebelum nyawa sampai di kerongkongan. “Sesungguhnya Alloh SWT membentangkan tanganNya di waktu siang untuk menerima taubat orang yang bersalah di waktu malam hingga terbit matahari dari sebelah barat.” (HR Imam Muslim)
Keenam, Melayat ke rumah duka.
Ketujuh, berusaha menghindari sebab-sebab kematian yang tidak baik. seperti :
- banyak melakukan kesyirikan ( menjaga aqidah)
- menunda-nundataubat
- panjang angan-angan
- bergelimang maksiat
- berprasangka buruk kepada Alloh dalam menerima musibah.
- Sangat mencintai keduniaan.
- banya melakukan aktivitas (fisik, pemikiran dan hati) yang tidak berguna.

Kedelapan, memperbanyak doa :
1. Hablii hukmaw wa al hiqniy bish shoolihiin
(Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang
saleh) (QS Syu’araa:83)
2. Allohummaj’al khoyro ‘umrii aakhirohu wa khoyro ‘amalii khowaatiimahu wa khoyro ayyaamii yawmal
liqoo’ika. (Ya Alloh jadikanlah sebaik-baik umurku pada ujungnya dan sebaik-baik amalku pada akhir
hayatku, dan (jadikanlah) sebaik-baik hariku yaitu hari ketika aku bertemu dengan Mu (dihari kiamat)
(HR Ibnus Syunny)
3.Ya Alloh, akhirilah hidup kami dengan husul khotimah, dan jangan Kau akhiri hidup kami dengan suu’ul
khotimah (akhir yang buruk).

Tanda-tanda khusnul khotimah
1. Mengucapkan syahadat menjelang kematiannya.
2. Meninggal dalam keadaan berkeringat di dahi (keningnya)
3. Mati syahid di medan jihad
4. Mati sebagai tentara di jalan Alloh
5. Meninggal dengan sebab sakit tha’un (pes/sampar)
6. Meninggal karena tenggelam
7. Seorang wanita yang meninggal pada masa nifasnya
8. Meninggal karena terbakar.
9. Meninggal dalam rangka mempertahankan harta yang akan dirampas
10. Meninggal karena mempertahankan agama
11. Meninggal karena mempertahankan jiwa
12. Meninggal sebagai murobith (pasukan yang berjaga di daerah perbatasan) dalam medan perang
di jalan Alloh
13. Meninggal di atas amalan sholih
Dll
Wallahu a’lam bishawab
Disampaikan dalam kuliah Ahad pagi 6 Desember 2009 di Gedung Dakwah Kowangan Temanggung

13 Januari 2010

Teknologi masa lalu dan buktinya



Setelah lama tidak menulis untuk bahasan “The Permian Era of Human Race”, kali ini saya akan membahasnya secara berangsur-angsur karena banyaknya permintaan terhadap bahasan ini. Tentunya karena bahasan ini bersifat sangat kritis tanpa sebuah bukti otentik, maka saya akan mencoba menjelaskannya menggunakan bukti-bukti foto dan ayat-ayat dalam kitab suci Al-Qur’an yang akan menguatkan bahwa sejak jutaan tahun yang lalu, pernah ada kebudayaan manusia berteknologi tinggi yang melebihi manusia pada zaman kita saat ini. Maka dengan membaca Bismillahirahmanirahim akan saya mulai pembahasan ini.

Salah satu bukti bahwa generasi berteknologi tinggi pernah ada di Bumi ini pada masa lampau, yaitu relief kendaraan-kendaraan tanpa roda di sebuah kuil di Abydos, Giza Plateau, Mesir.
Latar Belakang Penelitian

Pertama kali saya mengetahui bahwa sejak lebih dari 225 juta tahun yang lalu telah terdapat peradaban manusia berteknologi tinggi adalah dari seorang guru saya, yaitu seorang ilmuwan muslim yang bernama Ustadz Nurdin Rifai. Pernah dalam sebuah kajian Al-Qur’an yang beliau bimbing dalam kampus kami, beliau memaparkan sebuah hal yang sukar dipercaya, dan hebatnya terdapat banyak sekali bukti-bukti yang menguatkan dalam Al-Qur’an. Yang salah satunya adalah ayat berikut :
“Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.”
Qur’an surah Al-An’aam (6) : 6
Telah disebutkan dalam ayat tersebut bahwa,
“banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka”
Dalam kalimat ini Allah menjelaskan kepada manusia, bahwa telah banyak generasi atau peradaban yang telah dibinasakan oleh Allah (dalam ayat tersebut tertulis Kami, yang artinya dalam proses kejadian tersebut, Allah menggunakan para makhluknya seperti malaikat untuk menciptakan kejadian itu), dan kejadian itu terjadi sebelum mereka. Yang dimaksud mereka dalam ayat ini adalah generasi atau peradaban kita saat ini.

Lalu dijelaskan pula bahwa,
“padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi”
Dengan tegas Allah menjelaskan bahwa generasi saat itu telah diteguhkan kedudukan mereka di muka bumi. Maksud dari “diteguhkannya kedudukan” pada kalimat ini adalah peradabannya telah ditinggikan, yaitu mulai dari tingkat kebudayaan, kesehatan, harapan hidup, ilmu pengetahuan, hingga teknologi mereka.

Lalu dipertegas lagi oleh Allah dalam kalimat,
“yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu”
Dan keteguhan yang Allah berikan berupa peradaban yang tinggi itu belum pernah sekalipun diberikan kepada generasi kita saat ini.

Kemudian Allah menjelaskan penyebab mereka dibinasakan,
“dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri”
Yaitu dengan hujan yang sangat lebat dari langit dan keluarnya air dari dalam perut bumi, sehingga pada masa itu terjadilah banjir yang sangat besar yang kemudian disebut “BANJIR BESAR NUH” karena kejadian itu terjadi pada masa Nabi Nuh. Dan umat Nabi Nuh pada saat itu memiliki teknologi tinggi untuk menyelamatkan diri tidak dapat berbuat apa-apa menghadapi kemurkaan Allah, karena dosa-dosa yang mereka perbuat sendiri. Mengapa? Beratus-ratus tahun umur mereka, dan 950 tahun Nabi Nuh menyebarkan Islam kepada mereka, sedikit sekali yang mau mengikuti Cahaya Allah SWT. Karena itulah Allah membinasakan mereka.
Dan kemudian pada kalimat terakhir dalam ayat ini tertulis,
“dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.”
Bencana banjir besar itu kemudian ditutup dengan diciptakannya generasi-generasi yang lain sesudah generasi mereka. Yaitu sebagian dari orang-orang yang diselamatkan Allah SWT dari banjir besar itu karena keimanan dan ketaqwaan mereka terhadap Allah.

Mengenal Zaman Permian (Permian Era)

Sebelum lebih jauh membahas generasi berperadaban tinggi pada zaman Nabi Nuh, yaitu zaman Permian, ada baiknya kita mengenal keadaan bumi pada zaman itu, yaitu lebih 225 juta tahun yang lalu.

Dimanakah komunitas kaum Nabi Nuh tinggal? Coba perhatikan ayat berikut :
Dalam ayat 14 surah Nuh, dijelaskan bahwa Allah dahulu menciptakan penduduk utara, dan pernyataan itu dipertegas oleh Allah dengan kata “Dan sungguh” yang berarti “Benar-benar” atau “Faktanya”. Dan siapakah penduduk utara yang Allah maksud? Dan di manakah utara yang dimaksud?

Sekarang perhatikan kedua ayat yang berikut :
Pada ayat 44 surah Al-Qashash dijelaskan bahwa Rasulullah berada di sisi sebelah barat, yaitu Jazirah Arab. Namun pada ayat ke 46 surah Al-Qashash pula dijelaskan bahwa Rasullulah berada pada sisi sebelah utara? Sisi sebelah utara apakah yang dimaksud, sedangkan posisi Rasullulah tetap sama yaitu berada di Jazirah Arab?

Untuk itu kita kembali membahas masalah bentuk geografis bumi. Dimulai dari bentuk bumi saat ini. Perhatikan gambar-gambar di bawah ini!

Ini adalah bentuk geografis bumi saat ini.

Kemudian, ini adalah bentuk geografis bumi 65 juta tahun yang lalu. Yaitu pada Zaman Cretaceous.


Ini adalah bentuk geografis bumi pada 135 juta tahun yang lalu, Zaman Jurassic.



Lalu pada 200 juta tahun yang lalu, yaitu Zaman Triassic, bumi terbagi menjadi 2 bagian, yaitu Laurasia di utara, dan Gondwanaland di selatan.



Dan inilah bentuk bumi pada Zaman Permian yaitu 225 juta tahun yang lalu, yang pada saat itu hanya terdapat satu buah daratan yang sangat luas di sebelah utara bumi, dan lautan yang sangat luas di sebelah selatannya.

Sekarang kita bahas mengapa dalam ayat 46 surah Al-Qashash dijelaskan bahwa Rasullulah berada di sisi sebelah utara, sedangkan posisi Jazirah Arab berada di sebelah barat bumi.

Seperti telah kita lihat dalam gambar-gambar di atas bahwa selama 225 juta tahun lebih bumi telah mengalami perubahan hebat, dari sebuah daratan di sisi sebelah utara, kemudian berubah menjadi daratan yang terpencar ke segala penjuru bumi. Itu artinya, pada Zaman Permian komunitas manusia hidup di sebelah utara bumi dengan titik pusat kutub utara adalah Baitullah atau Ka’bah. Itulah yang menjelaskan mengapa di dalam Al-Qur’an, Rasulullah disebutkan pula berada di sisi sebelah utara. Lalu apa yang menyebabkan perubahan titik pusat bumi yang begitu ekstrim hingga titik pusatnya bergeser 68°?

Titik pusat bumi bergeser 68° dari poros sebelumnya, yaitu di Baitullah.

Sekarang perhatikan ayat berikut!
“Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atas (karena kebesaran Tuhan) dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhan-nya dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Penyayang.”
Qur’an surah Asy-Syuura (42) : 5
Ayat ini menjelaskan tentang penyebab dari bergesernya poros bumi, sekaligus bencana yang memperparah “Banjir Besar Nuh” saat itu. Yaitu terjangan komet-komet yang beriringan melewati tata surya dan berukuran ribuan kali matahari, dan kemudian berubahlah poros bumi. Mengapa? Dengan mengambil kesimpulan dari kalimat “Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atas”, dan dengan memahami dari gaya bahasa Al-Qur’an. Bahwa pecahnya langit (dalam hal ini berarti atmosfer, karena dalam gaya bahasa Al-Qur’an, langit bisa berarti langit atmosfir bumi dan langit Alam Semesta), atau terjemahan bebasnya adalah terbukanya lapisan atmosfer.
Disebutkan bahwa “Hampir saja” yang berarti tidak terjadi. “langit itu pecah” yang berarti rusaknya atmosfer. Dan dijelaskan “dari sebelah atas” yang berarti penyebab bencana itu datang dari luar bumi, yang dalam hal ini adalah komet-komet yang telah disebutkan tadi di atas.
Mungkin visualisasi meteor dalam gambar ini hanyalah serpihan kecil dari bagian komet-komet yang beriringan melintasi Tata Surya kita.

Perhatikan pernyataan Allah terhadap kaum Nabi Nuh yang durhaka itu pada ayat berikut!
“Sebenarnya Kami telah memberi mereka dan bapak-bapak mereka kenikmatan (hidup di dunia) hingga panjanglah umur mereka. Maka apakah mereka tidak melihat bahwasanya Kami mendatangi negeri (orang kafir), lalu Kami kurangi luasnya dari segala penjurunya. Maka apakah mereka yang menang?”
Qur’an surah Al-Anbiyaa’ (21) : 44
Disebutkan bahwa mereka telah diberikan kenikmatan hidup di dunia, dengan umur yang panjang hingga hampir mencapai ribuan tahun untuk setiap manusianya. Namun, jangankan untuk beriman kepada Allah, untuk bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepada mereka saja mereka enggan. Maka, akibat kesalahan siapakah mereka dibinasakan? Kecuali bagi orang-orang mukmin, mereka diselamatkan Allah SWT bersama Nabi Nuh dengan bahtera atau kapal super canggihnya. Dan disebutkan pula pada ayat di atas bahwa Allah mengurangi luas daratan di bumi dari segala penjurunya. (seperti bangsa Atlantis dan Mu, yang daratan mereka telah ditenggelamkan)
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim.”
Qur’an surah Al-‘Ankabuut (29) : 14
Disebutkan pada ayat di atas bahwa 950 tahun Nabi Nuh berdakwah, mereka tetap dalam kedzaliman mereka, dan mereka pun dibinasakan.
Betapa dahsyatnya bencana itu hingga membuat para malaikat takut dan bertasbih serta memohonkan ampun kepada Allah SWT untuk para manusia yang ada di bumi. Dan apakah seluruh manusia musnah pada bencana super dahsyat itu?
Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).
Qur’an surah Al-A’raaf (7) : 64
Ternyata tidak. Sungguh Allah SWT tidak akan meninggalkan orang-orang yang berada di jalannya dan bertaqwa padanya dengan ikhlas serta mau mensyukuri nikmat yang Allah berikan. Dan bergulirlah peradaban yang baru setelah itu.


Dan siapakah sebenarnya Nabi Nuh?Mengapa ribuan atau bahkan jutaan orang-orang sholeh dan berjuta-juta spesies makhluk hidup tumbuhan dan hewan secara berpasang-pasangan dapat tertampung dalam sebuah bahtera?Sebesar apakah bahtera itu?
Secanggih apakah bahtera tersebut hingga dapat memisahkan predator dan hewan herbivora tanpa saling makan memakan?
Dan pertanyaan yang paling membuat penasaran, secanggih apakah teknologi pada masa itu?

sumber:http://un2kmu.wordpress.com/

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More